Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Karantina Dipastikan Cegah Risiko Transmisi Penyakit Infeksi

Basuki Eka Purnama
14/11/2024 05:35
Karantina Dipastikan Cegah Risiko Transmisi Penyakit Infeksi
Ilustrasi(Freepik)

KEPALA divisi infeksi dan penyakit tropis SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas Brawijaya Irene Ratridewi mengatakan risiko transmisi wabah penyakit karena droplet bisa dicegah dengan karantina atau physical distancing.

"Anak-anak yang menderita ketiga penyakit (mumps, HFMD dan varicella) harus tidak boleh masuk sekolah, harus diam di rumah karantina, isolasi, physical distancing," kata Irene dalam sebuah diskusi daring, dikutip Kamis (14/11).

Irene mengatakan, memasuki musim pancaroba, ada tiga penyakit yang mengintai anak usia sekolah yakni mumps atau gondongan, varicella atau cacar air, dan HFMD atau flu Singapura serta hepatitis A. 

Penyakit tersebut bisa menginfeksi dengan cepat ke anak-anak di sekolah dan lingkungan karena sifat penyebarannya melalui droplet airbone (percikan di udara).

Untuk mengurangi risiko transmisi, Irene mengatakan isolasi harus dijalankan dan jarak antaranak di sekolah dan lingkungan harus direnggangkan. 

Perilaku menjaga higienitas dengan mencuci tangan yang baik dan kembali menggunakan masker harus dilakukan mengingat penyebarannya juga mirip dengan pandemi covid-19 yang lalu.

"Menutup mulut, hidung secara baik pada waktu batuk dan pada waktu bersin. Ingat pandemi covid-19. Penyakit infeksi yang transmisinya droplet dan kurang atau tidak dikerjakan keenam hal ini apalagi sudah ada vaksinnya, maka sangat berpotensi menjadi pandemi," kata 

Irene mengatakan perilaku mencegah transmisi ini perlu ditegaskan karena penyakit infeksi bisa menyebar karena adanya segitiga epidemiologi yaitu host (manusia sehat), agent atau patogen virus dan bakteri, serta lingkungan (environment).

Penularan dari host bisa diintervensi dengan isolasi diri, imunisasi dan memperbaiki nutrisi. 

Pada aspek patogen dengan sifat penularan ringan sampai ganas bisa dilakukan eradikasi, modifikasi genetik dengan membuat vaksin dari agen yang dilemahkan.

Sementara pada aspek lingkungan bisa memperbaiki kualitas tempat tinggal, sanitasi dan edukasi. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya