Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kanker Hati, Silent Killer Penyebab Kematian Tertinggi ke-4 di Indonesia, Namun Masih Banyak yang Abai

Abriel Okta Rosetta
20/10/2024 14:37
Kanker Hati, Silent Killer Penyebab Kematian Tertinggi ke-4 di Indonesia, Namun Masih Banyak yang Abai
Ilustrasi(Freepik)

KETIKA mendengar kata kanker, mungkin terlintas di benak banyak orang adalah kanker paru-paru yang cenderung disebabkan oleh rokok. Namun tahukah Anda, bahwa di Indonesia, kanker hati menempati posisi keempat sebagai penyebab kematian tertinggi akibat kanker. 

Saking mematikannya kanker hati dijuluki sebagai The Silent Killer atau pembunuh senyap. Alasan disebut seperti itu karena kanker hati tidak memiliki tanda perburukan penyakit yang cepat seperti kanker lainnya dan juga tidak dapat dideteksi dengan mudah. 

Meski kanker hati ini mematikan, sayangnya masih banyak masyarakat yang kurang menyadari bahaya dari penyakit ini. 

Banyak yang menunda deteksi dini dan kurangnya edukasi mengenai faktor risiko kanker ini. Hal tersebut menjadi penyebab utama mengapa kanker hati sering kali ditemukan pada stadium lanjut.

Data dan fakta kanker hati 

Kanker hati atau hepatocellular carcinoma (HCC), adalah salah satu kanker yang paling mematikan di dunia. 

Berdasarkan data dari Global Cancer Observatory (Globocan) pada 2020, tercatat ada sekitar 21.392 kasus kematian akibat kanker hati di Indonesia.  

Data dari Globocan juga menyatakan bahwa kanker ini menempati urutan keempat dalam daftar penyebab kematian tertinggi, di bawah kanker paru-paru, usus besar, dan lambung. 

Hepatitis B dan C kerap menjadi penyebab utama kanker hati, di mana infeksi kronis virus ini mengakibatkan peradangan yang berujung pada sirosis dan akhirnya kanker.

Hepatitis dapat menyebar melalui kontak dengan darah, seperti melalui transfusi darah yang tidak aman, penggunaan jarum suntik secara bergantian, atau hubungan seksual tanpa pelindung. 

Selain itu, konsumsi alkohol berlebihan dan obesitas juga dikenal sebagai faktor risiko penting dalam berkembangnya kanker hati.

Mengapa masyarakat Indonesia abai terhadap penyakit kanker hati 

Salah satu alasan mengapa kanker hati sering diabaikan adalah karena gejalanya yang sering kali tidak muncul hingga kanker berada pada stadium lanjut. Banyak penderita tidak menyadari bahwa mereka memiliki penyakit ini sampai kondisi mereka sudah parah. 

Gejala yang bisa muncul seperti perut yang membesar, rasa sakit di bagian kanan atas perut, atau kulit yang menguning (jaundice) kerap kali disalahartikan sebagai masalah kesehatan lain yang tidak serius.

Selanjutnya, bisa disebabkan minimnya edukasi mengenai hepatitis dan pentingnya vaksinasi juga menjadi faktor penting. 

Masyarakat sering kali tidak tahu bahwa hepatitis B dapat dicegah melalui vaksinasi, atau bahwa hepatitis C kini bisa diobati dengan terapi antivirus yang efektif. 

Banyak orang juga mengabaikan risiko konsumsi alkohol berlebihan dan kegemukan sebagai faktor risiko kanker hati.

Pentingnya deteksi dini kanker sejak dini

Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai risiko kanker hati sangat penting untuk menurunkan angka kematian akibat penyakit ini. Pemeriksaan rutin, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat hepatitis atau konsumsi alkohol yang tinggi, bisa membantu mendeteksi kanker hati lebih awal dan meningkatkan peluang kesembuhan. 

Selain itu, edukasi mengenai pentingnya vaksinasi hepatitis B dan praktik kesehatan yang aman juga harus diperluas ke masyarakat.

Kanker hati adalah penyakit yang bisa dicegah. Dengan pengobatan yang tepat dan perubahan gaya hidup, risiko terkena kanker ini bisa dikurangi secara signifikan. Kini saatnya untuk lebih peduli pada kesehatan hati dan tidak lagi mengabaikan ancaman dari penyakit ini. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya