Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Berkaca Mahasiswa Bunuh Diri, Mahasiswa Perantau Harap Jaga Komunikasi dengan Keluarga

M Iqbal Al Machmudi
03/10/2024 17:00
Berkaca Mahasiswa Bunuh Diri, Mahasiswa Perantau Harap Jaga Komunikasi dengan Keluarga
Ilustrasi(freepik.com)

Peringatan: Tulisan berikut bukan dimaksudkan menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Jika Anda merasa depresi, berpikir untuk bunuh diri, segera konsultasikan segala masalah Anda ke tenaga profesional, seperti psikolog, klinik kesehatan mental, psikiater, dan pihak lain yang bisa membantu.

PSIKOLOG anak dan keluarga Mira Amir menilai mahasiswa yang merantau tidak ada alasan untuk merasa sendiri dan harus tetap menjaga komunikasi yang baik dengan keluarga agar kesehatan mentalnya tetap terjaga dan terawasi.

"Tidak ada alasan mahasiswa perantau jarang komunikasi," kata Mira saat dihubungi, Kamis (3/10).

Baca juga : Alarm untuk Orang Tua, Studi Sebut Keinginan Remaja Bunuh Diri dapat Dideteksi

Selain itu, peran dari orang tua juga menjadi penting agar selalu memantau kondisi anaknya. Jika anaknya merantau dan orang tuanya memiliki komunikasi dan hubungannya dekat akan selalu terkomunikasikan sehingga ketika muncul perasaan atau kondisi yang tidak enak akan diarahkan dan dibantu.

Diberitakan sebelumnya terjadi 2 kasus bunuh diri di Surabaya Jawa Timur. Kedua kasus tersebut memiliki kesamaan yakni dengan cara yang sama dengan melompat dari gedung tinggi dan keduanya merupakan mahasiswa Universitas Ciputra (UC) dan Universitas Kristen Petra dengan jarak waktu satu bulan.

"Pemerintah dan masyarakat dan komponen-komponen keluarga pastinya para orang tua gitu PR kita belum selesai ini masih isu besar dan apa tuntutan kehidupan siswa sekarang kan juga gak makin ringan ya makin persaingan makin ketat tuntutan juga iya belum lagi bayang-bayang para mahasiswa ini belajar susah-susah selalu apa ujungnya mereka menjadi ngerasa hopeless," ujar dia.

Mahasiswa juga memandang depan karena banyak orang yang sudah bekerja jadi korban PHK, secara sosial jadi kontribusi tekanan tersendiri, mereka juga sering mempertanyakan kehidupan setelah lulus kuliah.

"Ada klien saya yang seperti itu sering pertanyakan saya mau lulus buat apa, PHK dimana-mana, pemerintah gagal untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang benar, gagal menjamin ketersediaan lapangan kerja," pungkasnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya