Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
UNIVERSITAS Trisakti, melalui CECT Sustainability, sukses menyelenggarakan seminar bertajuk EUDR: Navigating Multi-Commodity Challenges & Fostering Sustainable Business Practices pada Rabu (18/9).
Acara yang diadakan di Gedung Rektorat Lantai 12 Universitas Trisakti ini mengangkat isu hangat mengenai implementasi European Union Deforestation-free Regulation (EUDR) dan tantangan yang dihadapi berbagai sektor di Indonesia, khususnya dalam komoditas seperti minyak sawit, kayu, karet, kopi, dan kakao.
Seminar ini menghadirkan lebih dari 100 peserta yang terdiri dari perwakilan perusahaan, pejabat pemerintah, manajer CSR, akademisi, dan praktisi keberlanjutan.
Baca juga : Pusat Layanan Kesehatan dan Pusat Kuliner Diresmikan di Universitas Trisakti
Mereka berdiskusi mengenai kesiapan sektor bisnis Indonesia dalam menghadapi regulasi EUDR yang akan mulai diberlakukan pada Januari 2025 untuk perusahaan besar dan pertengahan 2025 untuk petani skala kecil.
Seminar dibuka dengan sambutan dari Rektor Universitas Trisakti Prof Kadarsah Suryadi, yang menyampaikan bahwa acara ini merupakan inisiatif Universitas Trisakti sebagai bagian dari upaya untuk mendorong dialog dan inovasi terkait isu-isu keberlanjutan, baik di tingkat nasional maupun global.
Universitas Trisakti juga berkomitmen menjadi One Stop Learning for Sustainable Development yang berarti Universitas Trisakti menyediakan ruang untuk belajar, berdiskusi, dan berkolaborasi demi mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Baca juga : Menkopolhukam Nyatakan Dukungan terhadap Transformasi Kelembagaan Trisakti
Staf Ahli Bidang Konektivitas, Pengembangan Jasa, dan Sumber Daya Alam Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Musdhalifah Machmud menyampaikan pandangannya tentang peluang dan tantangan yang dihadapi Indonesia dalam penerapan EUDR.
Indonesia, Malaysia, dan Uni Eropa sepakat membentuk Gugus Tugas Ad Hoc (Ad Hoc Joint Task Force) on European Union Deforestation Regulation (EUDR) untuk mengatasi berbagai hal terkait dengan pelaksanaan EUDR yang dihadapi Indonesia dan Malaysia.
"Gugus tugas tersebut juga dibentuk untuk mengidentifikasi solusi dan penyelesaian yang terbaik terkait implementasi EUDR.," ujar Musdhalifah.
Baca juga : Institut Pariwisata Trisakti Bantu Pemkab Purwakarta Kembangkan Desa Wisata
Deputi Direktur Market Transformation dari RSPO Windrawan Inantha menyoroti pentingnya penelusuran rantai pasok (traceability) dalam industri sawit.
Ia menyampaikan RSPO telah mengembangkan inisiatif yang memperkuat keterlacakan produk kelapa sawit, yang sejalan dengan kebijakan EUDR.
"Keterlacakan yang kuat akan meningkatkan daya saing produk kelapa sawit Indonesia di pasar Eropa," kata Windrawan.
Baca juga : Institut Pariwisata Trisakti Gelar Konferensi Bertaraf Internasional TGDIC 2023 di Kuala Lumpur, Malaysia
Dari sisi perusahaan, Kepala Bidang Keberlanjutan PT Wilmar International Pujuh Kurniawan memaparkan kesiapan perusahaan dalam menghadapi EUDR.
Ia menyebutkan PT Wilmar telah mengimplementasikan praktik keberlanjutan di perkebunannya dan regulasi EUDR akan mendorong industri sawit untuk lebih transparan dalam rantai pasok.
Sementara itu, ahli hukum lingkungan dari Universitas Trisakti Amalia Zuhra membahas bagaimana hukum dan regulasi di Indonesia dapat selaras dengan ketentuan EUDR.
Penyelarasan ini penting untuk memastikan pelaku industri (kayu, sawit dan komoditas lainnya) di Indonesia dapat mematuhi regulasi nasional dan internasional tanpa konflik, mengurangi biaya kepatuhan, dan mempermudah proses sertifikasi.
Dalam diskusi, berbagai tantangan dalam penerapan EUDR di Indonesia juga dibahas, di antaranya:
1. Keterlacakan dan Transparansi Rantai Pasok
EUDR menuntut tingkat keterlacakan yang tinggi, dari produksi di lahan hingga produk akhir.
Di Indonesia, terutama untuk sawit yang melibatkan banyak petani kecil independen, tantangan ini cukup besar. Petani kecil sering tidak memiliki sertifikasi atau sistem yang memadai untuk memenuhi standar keterlacakan fisik dari lahan mereka ke konsumen Eropa.
2. Perubahan Kebijakan dan Adaptasi Industri
Industri sawit Indonesia perlu waktu untuk beradaptasi dengan regulasi baru ini. Banyak pelaku usaha belum familiar dengan persyaratan EUDR, sehingga perlu ada pelatihan dan sosialisasi yang lebih intensif.
3. Regulasi yang Tumpang Tindih
Perbedaan dalam standar keberlanjutan antara Indonesia dan UE bisa mempersulit pelaku industri untuk mematuhi kedua regulasi secara bersamaan. Harmonisasi kebijakan masih menjadi tantangan utama.
4. Kolaborasi dan Inovasi Untuk Masa Depan
Acara ini juga membuka ruang bagi peserta untuk berbagi praktik terbaik dan membangun jaringan kolaborasi dalam menghadapi tantangan keberlanjutan.
Diskusi ini menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, perusahaan, dan komunitas akademik untuk mendorong inovasi yang dapat membantu sektor-sektor industri Indonesia tetap kompetitif di pasar global.
Sustainability MeetUp merupakan program yang diinisiasi oleh CECT Sustainability, Universitas Trisakti, untuk membahas isu-isu keberlanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan di tingkat nasional dan global.
Sejak diluncurkan pada 2022, SMU telah menjadi ajang berbagi pengetahuan bagi para praktisi, akademisi, dan pemangku kepentingan dari berbagai sektor.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai acara ini, silakan hubungi Dr. Maria Utha di +6285280090010 (RO/Z-1)
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan INDEF diketahui bahwa 94% responden tidak pernah mendengar adanya aturan tentang EUDR.
Indonesia menjadi negara yang terdepan dalam menyerukan concern yang serius dan ketidaksetujuan kepada UE atas tindakan diskriminasi terhadap kelapa sawit dengan adanya EUDR tersebut.
Polisi juga menyita 43 unit kendaraan dari lokasi, seperti sepeda motor dan mobil.
Hingga batas akhir masa verifikasi, Maman Abdurrahman tercatat sebagai satu-satunya bakal calon yang memenuhi seluruh syarat pencalonan ketua umum Ika Trisakti secara sah dan lengkap.
LEBIH dari 20 civitas academica Institut Transportasi dan Logistik (ITL) Trisakti mengikuti pelatihan penulisan jurnalistik dari Media Indonesia yang diselenggarakan di Gedung ITL Trisakti
Rektor Universitas Trisakti Kadarsah Suryadi menekankan pentingnya peran alumni dalam mendorong kualitas pendidikan di Indonesia, terutama Trisakti.
Adanya pembatasan operasional truk ODOL pengangkut batu bara itu mengakibatkan terjadinya kenaikan BOK yang disebabkan adanya penambahan jumlah truk.
ITL Trisakti sukses sosialisasi dan pendampingan penyusunan proposal penelitian serta PkM bagi dosen dari berbagai satuan pendidikan di bawah Yayasan Trisakti.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved