Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Jangan Abaikan Gejala Demensia

M. Iqbal Al Machmudi
05/9/2024 22:19
Jangan Abaikan Gejala Demensia
Ilustrasi(ISTIMEWA)

RUMAH Sakit (RS) Pluit melakukan edukasi bahaya demensia pada kelompok lansia di RW 004 Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara. Edukasi bahaya demensia dipilih karena gejala yang timbul sering kali diabaikan atau dianggap hal yang wajar terjadi.

"Rumah sakit itu kan memberikan pelayanan di dalam rumah sakit dan langsung ke masyarakat, salah satunya bekerja sama dengan ikut aktif kegiatan aktif posyandu lansia di RW 004 Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara. Lansia yang hadir merupakan dari warga setempat sekitar 80 orang berusia 60 tahun ke atas," kata Dokter Umum RS Pluit dr Amiyawati saat ditemui di RS Pluit, Jakarta Utara, Kamis (5/9).

Demensia merupakan suatu kondisi penurunan fungsi otak yang akan memberat seiring waktu. Kondisi ini ditandai dengan gangguan daya ingat, sulit fokus, disorientasi, sulit berkomunikasi, dan perubahan perilaku.

Baca juga : Demensia dan Alzheimer Ancam Kejahteraan Hidup, Cegah sejak Dini

Edukasi demensia dilakukan karena gejala yang ditimbulkan sering terjadi dan dianggap hal yang wajar seperti sering lupa, sulit berkonsentrasi, sulit mengambil keputusan, sulit melakukan kegiatan yang biasanya rutin dikerjakan. Kemudian, kurang minat terhadap kegiatan yang biasanya disukai, menaruh barang tidak pada tempatnya, tidak ingat hari dan tanggal, mudah tersesat, emosi yang labil, menjadi mudah marah, atau depresi, dan perubahan perilaku.

Sebanyak 60-70% kasus demensia merupakan penyakit Alzheimer. Pada penyakit ini, penuaan otak bertambah cepat dan struktur otak mengecil sehingga terjadi penurunan fungsi dan gangguan aktivitas sehari-hari.

Beberapa faktor risiko demensia diantaranya gaya hidup tidak sehat seperti jarang berolahraga, makan makanan berkolesterol tinggi dan kadar gula darah tinggi, depresi, merokok, dan minum alkohol berlebihan. "Usia lansia sudah sangat banyak, harapan hidup kita juga sudah membaik jadi lansia banyak ditemukan. Sehingga deteksi dini harus dilakukan," ujarnya.

Baca juga : Hipertensi Tak Terkontrol Tingkatkan Risiko Terkena Alzheimer

Apabila menjumpai tanda dan gejala segeralah berkonsultasi ke dokter spesialis saraf untuk pemeriksaan fungsi luhur. Keluhan dapat disampaikan baik oleh yang bersangkutan, caregiver atau keluarga.

Pencegahan demensia bisa dilakukan dengan olahraga secara rutin, mengonsumsi makanan bernutrisi, mengurangi stres dan berusaha tetap rileks, berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, dan melakukan pemeriksaan berkala ke dokter. "Tidak hanya itu, seluruh anggota keluarga diharapkan aktif dalam perawatan Lansia agar dapat seoptimal mungkin melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri dan aman," ucapnya.

Selain pemberian edukasi kesehatan kepada masyarakat, RS Pluit juga sering melakukan rapat dengan warga sekitar dan membantu pemberian imunisasi rutin. "Tetapi untuk acara hari ini kita maksimalkan sasaran kita lansia jadi topik yang dibicarakan juga sesuai dengan usianya yakni lansia," pungkasnya. (S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya