Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Indonesia Disebut Berada di Sabuk Talasemia Dunia, Apa Itu?

Indriyani Astuti
13/8/2024 14:00
Indonesia Disebut Berada di Sabuk Talasemia Dunia, Apa Itu?
Ilustrasi pasien yang mendapatkan donor darah.(Freepik)

 

AHLI kesehatan keluarga dr Meriana Virtin mengatakan Indonesia berada dalam sabuk talasemia dunia dengan angka sifat genetik 3-8%  yang artinya sebanyak 8-22 juta penduduk membawa genetik talasemia dan berpotensi muncul kepada keturunannya. Talasemia merupakan penyakit keturunan (kelainan genetik) akibat kelainan sel darah merah yang dapat menyebabkan penderita harus melakukan transfusi darah sepanjang usianya. Penyakit tersebut bisa dicegah melalui deteksi dini.


"Kami mengajak masyarakat untuk melek talasemia dan melakukan skrining talasemia agar bisa mendapatkan informasi terkait ada atau tidaknya sifat genetik talasemia pada seseorang," kata Project Manager Officer Laboratorium Medis Cordlife Persada itu dalam taklimat media yang diterima di Jakarta, Selasa (13/8).

Baca juga : Perimenopause: Gejala dan Apa Yang Harus Dilakukan

Negara yang berada di sabuk talasemia merupakan sebutan bagi negara-negara dengan jumlah orang pembawa gen talasemia yang tinggi. Adapun gejala utama yang dialami oleh pasien dengan talasemia, ujar Meriana  ialah anemia, yakni suatu kondisi dimana kadar hemoglobin di dalam tubuh lebih rendah daripada normal.


"Pasien dengan talasemia berat harus menjalani transfusi darah secara berkala untuk tetap menjaga kadar hemoglobin di dalam tubuhnya agar
tetap dalam batas normal,"katanya.


Ia menambahkan talasemia adalah kondisi yang diturunkan ketika kedua orang tua merupakan pembawa sifat genetik talasemia. Seringkali, kata dia, kedua orang tua yang merupakan pembawa sifat genetik baru mengetahui bahwa dirinya membawa kelainan genetik talasemia setelah memiliki anak dengan talasemia.


 "Penyakit ini, katanya, tentunya bisa mendapatkan penanganan cepat melalui deteksi dini, serta melakukan pemeriksaan riwayat penyakit keluarga yang anemia atau pasien talasemia. Tanda dan gejala talasemia diantaranya lemas, mudah lelah, kulit pucat atau kekuningan, kelainan bentuk tulang wajah, pertumbuhan yang lambat, pembengkakan pada perut dan urin berwarna gelap," terangnya.


Apabila dibiarkan, imbuh Meriana, bisa terjadi komplikasi, seperti penumpukan zat besi di dalam tubuh akibat transfusi yang sering dilakukan.  Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit ini, ia menyarankan upaya melakukan skrining talasemia. (Ant/H-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya