Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PASIEN talasemia mayor kini dapat membebaskan diri dari transfusi darah seumur hidup dengan transplantasi sel punca darah. Talasemia merupakan kondisi kronik yang membutuhkan terapi seumur hidup dan anak-anak dengan penyakit ini membutuhkan transfusi darah seumur hidupnya.
Sampai saat ini, transplantasi merupakan satu-satunya cara yang dapat dilakukan agar pasien talasemia mayor terbebas dari transfusi dan jika dilakukan pada usia masih muda, angka keberhasilan transplantasi sel punca darah dapat mencapai 74,5%.
Transplantasi ini menggunakan sel punca darah yang merupakan sel induk pembentuk sel-sel darah, di antaranya sel darah merah, sel darah putih dan keping darah. Sel punca jenis ini dapat diperoleh dari sumsum tulang, darah perifer, dan darah tali pusat.
Baca juga : Ini Alasan Pentingnya Mengenal Golongan Darah, Cegah Risiko Kesehatan
Transplantasi sel punca darah merupakan terapi yang umum dilakukan di negara lain. Di Indonesia, transplantasi ini sudah dapat dilakukan meski masih terbatas jumlahnya. Tidak jarang juga pasien yang ingin menjalani transplantasi kemudian dirujuk ke rumah sakit di luar negeri.
“Transplantasi sel punca darah sudah dapat dilakukan di Indonesia, salah satunya di Tzu Chi Hospital Pantai Indah Kapuk. Memang, di Indonesia, jumlah rumah sakit yang mampu melakukan terapi ini belum banyak karena keterbatasan fasilitas dan ketersediaan obat-obatan."
"Juga, tidak semua rumah sakit dapat memberikan layanan transplantasi sel punca darah karena terapi ini butuh ruang rawat khusus yang steril untuk menekan kemungkinan komplikasi pasca transplantasi,” jelas dr Edi Tehuteru, dokter spesialis anak Tzu Chi Hospital.
Baca juga : Jelita, Hati-hati Gunakan Produk Sel Punca Luar Negeri
“Anak-anak yang menjalani transplantasi harus dirawat di dalam kamar steril sekitar 30 hari setelah sel punca diinfuskan ke dalam tubuhnya sampai sel punca yang ditransplantasikan dapat berfungsi dengan baik dan sistem imunnya siap,” lanjut dr Edi.
Ia mengatakan kendala lain yang dihadapi saat melakukan transplantasi yakni sulitnya mencari donor sel punca karena kebanyakan transplantasi yang dilakukan untuk kelainan darah seperti talasemia membutuhkan sel punca dari orang lain.
“Sayangnya, negara kita belum memiliki bank data sel punca publik seperti di negara-negara lain. Ini akan memperpanjang waktu yang dibutuhkan dalam menemukan donor yang cocok,” pungkas dr Edi.
Baca juga : Indonesia Disebut Berada di Sabuk Talasemia Dunia, Apa Itu?
Ini mendorong PT Cordlife Persada untuk giat memperkenalkan praktik penyimpanan darah tali pusat sejak 2007. Darah tali pusat merupakan salah satu sumber sel punca darah yang dapat digunakan dalam transplantasi untuk penyakit-penyakit yang berkaitan dengan kelainan darah seperti leukemia dan talasemia.
Dokter Meriana Virtin, Medical Advisor PT Cordlife Persada mengatakan penyimpanan darah tali pusat bersifat seperti tabungan yang dapat digunakan saat dibutuhkan. Tujuan utama penyimpanan darah tali pusat yaitu sebagai simpanan yang dapat digunakan oleh bayi pemilik darah tali pusat itu sendiri jika dibutuhkan saat ia bertumbuh dewasa. Namun, darah tali pusat yang disimpan ini juga mungkin bisa bermanfaat bagi keluarga jika ada yang membutuhkan transplantasi sel punca.
"Itu sebabnya kami mendorong orang tua menyimpan darah tali pusat setiap anak mereka karena makin banyak anak yang sel puncanya disimpan, maka keluarga itu akan memiliki keragaman sel punca yang semakin banyak pula. Ini akan meningkatkan kemungkinan menemukan sel punca yang cocok untuk digunakan saat salah satu anggota keluarga membutuhkannya untuk terapi,” terangnya.
Manajer Laboratorium PT Cordlife Persada Farid Sastra Nagara menjelaskan saat ini Cordlife tidak hanya menyimpan darah tali pusat, tetapi juga membuka layanan penyimpanan sel punca dari darah perifer dan darah putih untuk digunakan dalam terapi leukemia.
"Penyimpanan semacam ini biasanya dilakukan dalam jangka waktu pendek sebagai bagian dari persiapan transplantasi atau berjaga-jaga sekiranya terjadi kekambuhan pasca kemoterapi,” pungkasnya. (H-2)
Ahli kesehatan keluarga dr. Meriana Virtin mengatakan Indonesia berada dalam sabuk talasemia dunia dengan angka sifat genetik 3-8% yang artinya sebanyak 8-22 juta penduduk membawa genetik.
Talasemia disebabkan ketidakmampuan tubuh memproduksi hemoglobin yang menyebabkan kerusakan pada sel darah merah sehingga penderitanya mengalami anemia atau kurang darah.
Skrining prinsipnya menjaring atau mencari orang sakit di antara orang sehat karena tidak semua orang menunjukkan gejala.
Pasien talasemia cenderung memiliki terlalu banyak zat besi yang menumpuk di dalam darah sehingga perlu membatasi makanan tinggi zat besi.
Talasemia adalah kelainan genetik di mana sel darah merah tidak sempurna dan mudah pecah sehingga menyebabkan anemia kronik.
Golongan darah memainkan peran vital dalam dunia medis, terutama dalam transfusi darah dan kehamilan.
PM Inggris Rishi Sunak meminta maaf atas hasil penyelidikan yang mengungkapkan 30 ribu orang terinfeksi HIV dan Hepatitis setelah mendapatkan transfusi darah yang terkontaminasi.
Plasma konvalesen adalah plasma darah yang diperoleh dari pasien covid-19 yang telah sembuh, diambil melalui metoda plasmaferesis.
Lebih lanjut, golongan darah penting di ketahui karena jika sesuatu terjadi yang membutuhkan transfusi darah, dapat dengan mudah dilakukan.
Thalassemia merupakan salah satu penyakit genetik atau yang diturunkan dari orang tua dan hingga saat ini belum ada obatnya. Ini penjelasan gejala, jenis, pengobatan, dan pencegahannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved