Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DEMENSIA sebagai salah satu gangguan neurodegeneratif paling umum pada lanjut usia, telah menjadi perhatian global. Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO), terdapat sekitar 55 juta orang di dunia yang hidup dengan demensia, dan jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 78 juta pada 2030.
Di Indonesia, peningkatan prevalensi demensia seiring pertumbuhan populasi lansia menjadikannya masalah kesehatan masyarakat yang mendesak. Penelitian menunjukkan bahwa risiko demensia dapat diminimalisasi melalui pendekatan preventif.
Lancet Commission on Dementia Prevention, Intervention, and Care mengungkapkan bahwa 40% kasus demensia dapat dicegah atau ditunda dengan pengelolaan faktor risiko seperti hipertensi, obesitas, gaya hidup tidak aktif, dan kebiasaan tidak sehat lainnya.
Namun, pemahaman masyarakat Indonesia tentang demensia, jenis-jenisnya, serta strategi pencegahannya masih sangat terbatas, mengakibatkan banyak pasien baru mendapatkan diagnosis setelah kondisi memburuk.
Untuk itu, PT Prodia Widyahusada Tbk (Prodia) menyelenggarakan seminar edukasi demensia sebagai kelanjutan dari inisiasi program 10.000 skrining gratis demensia yang disediakan Prodia sejak Juli 2024. Skrining gratis ini menggunakan metode AD-8 (INA) yang bermanfaat untuk deteksi dini dan menentukan rencana terapi yang tepat. Jika ditemukan gejala, skrining awal memungkinkan orang dengan demensia (ODD) untuk memiliki peran aktif dalam mengambil keputusan terkait masa depannya, serta mendorong pendamping untuk menggali informasi lebih dalam mengenai demensia dan cara merawat ODD.
Seminar edukasi ini dapat dimanfaatkan oleh pelanggan yang telah mengisi form skrining awal demensia, para calon caregiver atau pendamping, dan pelanggan Prodia berusia 50-70 tahun. Diharapkan, acara ini dapat memberikan informasi yang lebih mendalam terkait demensia mulai dari deteksi dini, pencegahan, penanganan, hingga pemeriksaan lanjutan pasca diagnosis. Bukan hanya kepada para potensial, tetapi juga para calon pendamping.
Direktur Utama Prodia, Dr. Dewi Muliaty mengatakan pendampingan yang baik memerlukan pemahaman mendalam tentang kondisi ODD. Mulai dari kebutuhan fisik hingga emosional.
“Dengan edukasi yang tepat, keluarga dapat lebih percaya diri dalam menghadapi situasi sulit dan menciptakan lingkungan yang aman bagi ODD. Oleh karena itu, peran keluarga sebagai pendamping sangatlah penting untuk memberikan rasa aman sekaligus memastikan kebutuhan dasar ODD terpenuhi,” ungkapnya, Rabu (18/12).
Dewi menambahkan bahwa, penurunan fungsi kognitif yang dialami oleh ODD dapat memicu berbagai risiko. Misalnya, ketidakmampuan mengingat jadwal minum obat dapat menyebabkan kesalahan atau overdosis obat.
Selain itu, disorientasi seperti lupa arah pulang atau salah memperkirakan jarak dengan objek di sekitar sering kali terjadi, yang dapat membahayakan keselamatan mereka.
Prodia juga menyediakan klinik yang dikhususkan bagi lansia melalui Prodia Senior Health Centre yang menyediakan layanan presisi meliputi pemeriksaan lab, non-lab, dan terapi. Selain itu, Prodia merancang program Health Plan for Dementia untuk membantu pengelolaan kesehatan ODD secara komprehensif, meliputi skrining lanjutan, konsultasi dengan dokter umum dan dokter geriatri, konsultasi nutrisi, pemeriksaan laboratorium, serta sesi edukasi.
Tujuan dari program ini adalah mengendalikan faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi guna memperlambat perkembangan demensia. Program ini juga bermanfaat bagi keluarga ODD yang dapat bergabung dalam support group sebagai wadah diskusi dan dukungan dalam menjaga kualitas hidup ODD. (H-2)
Mengganti satu porsi harian daging merah olahan dengan kacang, biji-bijian, atau tahu dapat mengurangi risiko demensia sebesar 20 persen.
Sebanyak 1,8 juta masyarakat Indonesia mengalami demensia dan diperkirakan bisa meningkat pesat karena pertumbuhan populasi lansia.
Irene menyakini olahraga merupakan early prevention atau pencegahan dini terhadap potensi ancaman penyakit kronis. Terutama, bagi mereka yang sudah lansia.
Sebanyak 60-70% kasus demensia merupakan penyakit Alzheimer.
Sebagian besar responden merasa lebih percaya diri untuk melawan stigma dan diskriminasi demensia dibandingkan tahun 2019, terutama di negara-negara berpendapatan tinggi (64%).
Demensia adalah gangguan serius yang memengaruhi kemampuan berpikir, memori, dan fungsi sehari-hari seseorang. Di Amerika Serikat, hampir 10% orang dewasa yang lebih tua menderita demensia.
SEBUAH penelitian terbaru yang dirilis Karolinska Institute di Swedia menyebutkan, obat penyakit kardiovaskular bisa turunkan risiko demensia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved