Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Penelitian Baru, Obat Penyakit Kardiovaskular Ternyata Bisa Cegah Demensia

Putri Rosmalia Octaviyani
21/11/2024 22:07
Penelitian Baru, Obat Penyakit Kardiovaskular Ternyata Bisa Cegah Demensia
Ilustrasi obat penyakit kardiovaskular.(Dok. Freepik)

SEBUAH penelitian terbaru yang dirilis Karolinska Institute di Swedia menyebutkan, obat penyakit kardiovaskular bisa turunkan risiko demensia. Penurunan risiko demensia terjadi pada orang yang menggunakan obat penyakit kardiovaskular yang digunakan selama lebih dari lima tahun.

"Studi sebelumnya berfokus pada obat-obatan individual dan kelompok pasien tertentu, tetapi dalam studi ini, kami mengambil pendekatan yang lebih luas," kata penulis utama penelitian tersebut, Alexandra Wennberg, Rabu (20/11).

Para peneliti memperoleh data tentang penggunaan obat kardiovaskular oleh para peserta dari Swedish Prescribed Drug Register. Studi yang menganalisis risiko demensia menggunakan data dari register nasional Swedia itu melibatkan sekitar 88.000 individu berusia di atas 70 tahun yang didiagnosis menderita demensia antara tahun 2011 dan 2016 dan 880.000 peserta kontrol.

"Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan obat antihipertensi, obat penurun kolesterol, diuretik, dan obat pengencer darah dalam jangka panjang dikaitkan dengan risiko demensia antara empat dan 25 persen lebih rendah. Kombinasi obat-obatan tersebut memiliki efek perlindungan yang lebih kuat daripada jika digunakan sendiri," katanya.

Namun, para peneliti mencatat bahwa penggunaan obat antiplatelet untuk pencegahan stroke dapat dikaitkan dengan risiko demensia yang lebih tinggi. Hal ini dapat disebabkan oleh meningkatnya risiko perdarahan mikro di otak yang disebabkan oleh obat-obatan ini, yang dikaitkan dengan penurunan kognitif.

"Hubungan antara penggunaan obat kardiovaskular umum dan risiko demensia menunjukkan bahwa jalur ini dapat dieksplorasi untuk pengembangan pengobatan demensia meskipun penelitian di masa mendatang diperlukan. Sebaliknya, karena antiplatelet umum digunakan, penting untuk lebih memahami efek negatif jangka panjang pada hasil kognitif,” ujar dia.

"Saat ini kami tidak memiliki obat untuk demensia, jadi penting untuk menemukan tindakan pencegahan," kata Wennberg.

Peneliti percaya bahwa temuan baru itu merupakan salah satu bagian penting dari teka-teki untuk menemukan pengobatan baru untuk demensia. Karena saat ini belum ada obat yang bisa digunakan sebagai bagian dari upaya pencegahan demensia secara efektif. Begitu juga dalam hal penyembuhan.

Selain itu, karena penelitian tersebut mengamati penurunan kognitif yang terkait dengan penggunaan antiplatelet, peneliti masih perlu melakukan penelitian lebih lanjut untuk mempertimbangkan potensi efek kognitif jangka panjangnya saat meresepkan obat-obatan tersebut. (ANT/Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya