Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ternyata, Gejala Demensia dapat Terlihat dari Hal Sederhana Saat di Kamar Mandi, Apa yang Harus Dilakukan?

Siti Sayidah
19/11/2024 04:31
Ternyata, Gejala Demensia dapat Terlihat dari Hal Sederhana Saat di Kamar Mandi, Apa yang Harus Dilakukan?
Ilustrasi(Freepik)

PERNAHKAH Anda merasa kesulitan mencium aroma tertentu, seperti wangi sampo atau sabun favorit Anda? Mungkin terlihat sepele, tetapi kehilangan kemampuan mencium bau-bau dari suatu wujud benda bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius. 

Banyak orang tidak menyadari bahwa perubahan indera penciuman dapat berhubungan dengan kondisi neurologis seperti Demensia.

Apa itu Demensia?

Demensia adalah penyakit neurologis progresif yang memengaruhi lebih dari 55 juta orang di seluruh dunia, terutama mereka yang berusia di atas 65 tahun. 

Penyakit ini ditandai dengan gejala seperti lupa, kecemasan, dan kesulitan dalam membuat keputusan. 

Karena merupakan penyakit neurodegeneratif, demensia akan memengaruhi otak dan berdampak pada fungsi tubuh lainnya, termasuk kemampuan mencium aroma.

Lalu, sadarkah Anda bahwa hal sederhana seperti kehilangan kemampuan mencium aroma wangi sampo atau sabun mandi bisa menjadi tanda awal demensia? 

Mari kita bahas lebih jauh hubungan antara demensia dan kemampuan penciuman, serta apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.

Bagaimana Demensia memengaruhi kemampuan penciuman?

Hilangnya kemampuan mencium aroma tertentu pada lansia tidak selalu menjadi tanda demensia. Meredith Bock, ahli saraf bersertifikat sekaligus kepala staf medis di Remo Health, menjelaskan bahwa perubahan indera penciuman adalah hal yang wajar terjadi seiring bertambahnya usia. 

"Seiring bertambahnya usia, wajar jika indra kita berubah," ujar Bock. 

Namun, bagi penderita demensia, perubahan pada indra penciuman ini cenderung lebih signifikan dan terlihat.

Demensia sering dikaitkan dengan penyakit Alzheimer, Fouzia Siddiqui, ahli saraf dan direktur medis pusat tidur di Sentara RMH Medical Center, menyatakan disfungsi penciuman dapat menjadi tanda awal adanya penurunan fungsi otak.

“Peningkatan risiko penurunan kognitif dan demensia yang diakibatkan penyakit Alzheimer telah diidentifikasi pada subjek dengan disfungsi penciuman,” ungkapnya. 

Ia juga menekankan identifikasi bau telah diakui sebagai alat skrining yang berguna untuk memprediksi perubahan dari gangguan kognitif ringan menjadi demensia akibat penyakit Alzheimer.

Demensia adalah penyakit neurodegeneratif yang memengaruhi otak, termasuk indra penciuman dan fungsi tubuh lainnya. Bock menjelaskan proses neurodegenerasi yang terjadi pada demensia dapat mengganggu sensasi dan pemrosesan sensorik terkait penciuman. Hal ini membuat penderita kesulitan mengenali aroma yang biasa mereka kenali, seperti wangi sampo atau sabun mandi.

Para ahli saraf juga mengungkapkan kehilangan kemampuan mencium aroma sering kali terjadi secara perlahan, bahkan sebelum gejala gangguan kognitif lainnya muncul. 

Siddiqui menambahkan, “Dalam kasus demensia badan Lewy (LBD), disfungsi penciuman tampaknya menjadi bagian dari proses penyakit dan dapat terjadi hampir satu dekade sebelum gejala utama berkembang.”

Menurut Bock, hilangnya kemampuan mencium mungkin tidak terlihat pada seseorang dengan Alzheimer namun, pada orang dengan LBD dan penyakit Parkinson, hal ini biasanya umum dan mudah terlihat.

Hal yang dapat Anda lakukan jika merasa kehilangan indra penciuman

Kesulitan mencium aroma atau kehilangan kemampuan penciuman secara sepenuhnya bisa menjadi hal yang menakutkan karena sering dikaitkan dengan penyakit seperti covid-19 dan demensia. 

Selain itu, kondisi ini tentu akan menimbulkan rasa yang kurang menyenangkan, mengingat indra penciuman membantu setiap orang menikmati makanan dan bahkan bisa menenangkan rasa cemas. Jadi, apa yang sebaiknya dilakukan jika mengalami masalah ini?

“Rekomendasi saya kepada seseorang yang mungkin mengalami kehilangan kemampuan mencium adalah berkonsultasi dengan dokter untuk menjalani pemeriksaan kognitif dan pemeriksaan fisik,” ujar Bock.  

Siddiqui juga menekankan berkonsultasi dengan dokter adalah langkah terbaik. 

“Kehilangan kemampuan mencium tidak selalu sama dengan demensia. Ada beberapa penyebab umum kehilangan kemampuan mencium, seperti flu biasa, influenza, infeksi sinus, demam serbuk sari, alergi, dan covid-19,” jelasnya.

Ia menambahkan “Sebagian besar kasus anosmia (kehilangan kemampuan mencium bau) dapat diatasi dengan mengobati penyebab utamanya dan menggunakan aromaterapi."

Lalu, apakah seorang demensia bisa mendapatkan lagi indera penciumannya?

Seseorang bisa mencium bau lagi atau tidak tergantung pada penyebabnya. Namun, pada demensia, sangat disayangkan hasilnya tidak begitu baik.

“Sangat disayangkan, jika hilangnya kemampuan mencium dan mengecap disebabkan oleh penyakit neurodegeneratif, seperti Alzheimer atau Parkinson, maka penyakit tersebut tidak bisa kembali normal,” kata Bock.

Siddiqui menambahkan meskipun beberapa orang mencoba aromaterapi untuk mengembalikan indera penciuman, kerusakan ini bisa bersifat permanen.

Namun, meskipun kehilangan kemampuan mencium, ada hal-hal lain yang masih bisa dinikmati. Bock menyebutkan bahwa sebagian orang merasa terbantu dengan menambahkan bumbu pada makanan, menikmati tekstur makanan, dan terlibat kegiatan sosial.

Meskipun Anda tidak bisa mencium aroma sabun atau sampo saat mandi, Anda tetap bisa merasakan kesegaran setelah mandi atau menikmati sensasi saat membersihkan wajah. 

Artinya, meskipun kehilangan kemampuan untuk mencium bau, ada pengalaman lain yang tetap memberikan rasa nyaman dan sensasi yang memberikan rasa senang. (parade/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya