Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Semakin Merebak, Ahli Minta Pemerintah Serius Cegah Penyebaran Mpox

Atalya Puspa
29/8/2024 15:02
 Semakin Merebak, Ahli Minta Pemerintah Serius Cegah Penyebaran Mpox
Pakar kesehatan Tjandra Yoga Aditama (kiri).(Dok. MI)

DIREKTUR Pascasarjana Universitas YARSI Tjandra Yoga Aditama mendorong pemerintah agar melakukan tindakan maksimal yang tepat untuk mencegah penyakit mpox merebak.

Ia mengingatkan bahwa saat ini masalah mpox di dunia terus merebak, dan sudah keluar dari benua Afrika seperti ke Swedia dan bahkan Thailand. "Setidaknya ada 8 langkah yang perlu kita lakukan di dalam negeri untuk mengantisipasi mpox ini," kata Tjandra saat dihubungi, Kamis (29/8).

Pertama adalah surveilan, agar semua suspek kasus dimanapun di pelosok negeri dapat dideteksi dan ditemukan dengan baik. "Karena daerah kita sangat luas maka kegiatan surveilan memang harus amat ekstensif," imbuhnya.

Baca juga :  Ini Gejala-gejala Cacar Monyet yang Harus Diwaspadai Warga Jakarta

Kedua, jika kasus telah dideteksi,maka harus tersedia alat tes diagnosis yang akurat di tempat yang diperlukan, baik dalam bentuk PCR dan juga pemeriksaan biomolekuler.

Ketiga, harus dilakukan penelusuran kontak, kira-kira sama seperti kegiatan pada waktu covid-19. Keempat, pada mereka yang sakit apalagi kalau terkena Clade 1b, maka tentu harus disediakan fasilitas pengobatannya.

"Setidaknya ada empat faktornya, yaitu tenaga kesehatan terlatih, ruang isolasi dan sarana prasarananya, obat yang tepat, seperti tecovirimat dan penetapan masa isolasi dan karantina untuk suspek," jelas Tjandra.

Baca juga : Dokter: Tak Semua Pasien Mpox Harus Dirawat di Rumah Sakit

Kelima adalah vaksinasi, setidaknya dalam dua jenis. Pertama adalah post exposure prevention vaccine (PEPV) yang diberikan pada mereka yang diduga tertular atau kontak erat, dan jenis kedua adalah primary prevention vaccine (PPV) yang diberikan pada kelompok risiko tinggi.

Keenam ialah pengetatan di pintu masuk negara. Upaya ini, lanjut Tjandra, harus diimbangi dengan penguatan sistem kesehatan dalam negeri. Pasalnya, karantina tidak akan dapat menjamin sepenuhnya ada tidaknya kasus yang masuk, apalagi saat pendatangnya belum ada gejala.

Kegiatan ketujuh yang amat penting adalah penyuluhan kesehatan yang luas ke masyarakat. Masyarakat perlu mengetahui bagaimana cara penularan dan pencegahannya.

Baca juga : Cegah Penularan Mpox, Kemenkes Minta Masyarakat Jaga Higienitas

Kedelapan, karena ini adalah masalah dunia maka Indonesia tentu perlu terus berkoordinasi dengan organisasi internasional seperti WHO. Khusus untuk mpox sekarang ini maka sudah pernah pula ada pernyataan dari CDC Afrika.

"Saya sudah sejak lama mengusulkan agar ada juga dibentuk CDC ASEAN agar kita dapat berkoordinasi lebih baik di kawasan Asia Tenggara," pungkasnya. (Z-9)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya