Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PENYAKIT mpox, yang sebelumnya dikenal sebagai monkeypox virus, telah menjadi perhatian global karena penyebarannya yang cepat melalui kontak fisik.
Dalam menghadapi situasi ini, World Health Organization (WHO) telah merilis tiga vaksin andalan untuk menangkal penyebaran mpox.
Baca juga : Perubahan dan Tantangan Mpox: Evolusi, Penyebaran, dan Tindakan Global
WHO juga menekankan pentingnya vaksinasi sebagai strategi utama, terutama bagi populasi yang berisiko tinggi terpapar.
Berikut adalah tiga vaksin yang telah disetujui untuk digunakan dalam melawan mpox:
Vaksin MVA-BN merupakan vaksin mpox pertama yang diizinkan di Indonesia. Awalnya disetujui sebagai vaksin cacar di Uni Eropa dan Kanada pada 2013, vaksin ini diperuntukkan bagi orang dewasa di atas 18 tahun.
Baca juga : Kemenkes Tegaskan Vaksin Mpox Sudah Disetujui WHO dan Badan POM
MVA-BN dimodifikasi agar tidak dapat bereplikasi di dalam tubuh manusia, sehingga lebih aman digunakan.
Pada 2019, vaksin ini juga disetujui untuk pencegahan mpox, dan sejak 2022, penggunaannya mendominasi karena terbukti mampu menurunkan risiko infeksi hingga 62-85%.
MVA-BN diberikan dalam dua dosis dengan interval 28 hari, di mana dua dosis dianggap lebih efektif dibandingkan satu dosis. Efek samping yang muncul biasanya ringan, seperti nyeri di tempat suntikan dan gejala mirip flu.
Baca juga : Program Vaksin Cacar Terdahulu Beri Proteksi dari Virus Mpox
Dikembangkan di Jepang pada 1975, vaksin LC16m8 adalah vaksin cacar generasi ketiga yang telah terbukti efektif melawan mpox.
Mengandung virus vaccinia yang dilemahkan, vaksin ini aman digunakan oleh berbagai kalangan usia.
Secara klinis, vaksin LC16m8 berhasil mengembangkan respons antibodi yang kuat terhadap berbagai jenis orthopoxvirus, termasuk Clade I mpox, yang memiliki gejala lebih parah dan tingkat kematian lebih tinggi dibandingkan Clade II.
Baca juga : WHO Luncurkan Rencana Strategis Global Atasi Mpox
Penggunaannya telah luas di Jepang dan beberapa negara lainnya.
ACAM2000 adalah vaksin cacar generasi kedua yang diproduksi oleh Emergent Biosolutions, sebuah perusahaan biofarmasi.
Meskipun efektif, vaksin ini memiliki risiko efek samping yang lebih serius dibandingkan MVA-BN.
Efek samping yang mungkin terjadi antara lain lesi kulit, infeksi di area suntikan, dan risiko komplikasi pada individu dengan gangguan kekebalan, penyakit jantung, atau kondisi kulit tertentu.
Penggunaan ACAM2000 memerlukan pemantauan ketat selama empat minggu setelah penyuntikan.
Meskipun hanya diberikan dalam satu dosis, vaksin ini menuntut perhatian ekstra karena risiko komplikasi yang dapat muncul.
Ketiga vaksin—MVA-BN, LC16m8, dan ACAM2000—memberikan harapan besar dalam upaya global untuk mengendalikan penyebaran mpox.
Meskipun setiap vaksin memiliki karakteristik unik dan tantangannya sendiri, semuanya berperan penting dalam mencegah penyakit ini. (WHO/CDC/Kemenkes RI/Z-10)
Kasus Mpox atau cacar monyet kembali muncul di Indonesia. Ketahui gejala awal, penyebab penularannya, dan langkah pencegahan efektif agar tidak tertular penyakit ini.
WHO mengungkapkan bahwa Afrika mencatat hampir 14.000 kasus. Salah satu negara yakni Zambia mengonfirmasi kasus kedua mpox, Jumat (27/12) setelah hampir tiga bulan melaporkan kasus pertama
Angka korban tewas akibat Mpox di Afrika telah mencapai 1.200 orang, sementara jumlah kasus yang tercatat tahun ini telah melampaui 62.000.
WABAH mpox atau cacar monyet di Afrika semakin mengkhawatirkan. Jumlah korban tewas akibat wabah mpox yang sedang berlangsung di Afrika telah mencapai 1.200 jiwa.
California mencatat kasus pertama Monkeypox (Mpox) klade I di Amerika Serikat, varian yang diketahui lebih parah dibandingkan klade II yang telah lebih dahulu menyebar.
Seiring dengan merebaknya kasus mpox, muncul banyak spekulasi yang menghubungkannya dengan vaksin covid-19.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan pentingnya memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak-anak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
IMUNISASI anak wajib diberikan pada bayi baru lahir hingga individu usia 18 tahun. Kementerian Kesehatan mewajibkan vaksinasi pada anak untuk melindungi buah hati
Bio Farma menjalin kemitraan strategis, dan pengembangan kapasitas produksi vaksin skala besar.
Vaksin HPV 9-valen memberikan perlindungan tambahan terhadap lima genotipe berisiko tinggi lainnya (HPV 31, 33, 45, 52, dan 58).
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
PT Bio Farma (Persero) menyoroti pentingnya transfer teknologi, kemitraan strategis, dan pengembangan kapasitas produksi vaksin skala besar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved