Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Praktik Bullying di Kalangan Mahasiswa PPDS Karena Adanya Pembiaran

Atalya Puspa
22/8/2024 22:30
Praktik Bullying di Kalangan Mahasiswa PPDS Karena Adanya Pembiaran
Ilustrasi(freepik.com)

DUGAAN praktik bullying yang marak terjadi di lingkungan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Indonesia disebabkan karena adanya pembiaran. Hal itu diungkapkan oleh psikolog Seto Mulyadi. Dalam banyak kasus bullying yang terjadi di lingkungan pendidikan, seperti SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi, Seto melihat bahwa hal itu disebabkan karena tidak adanya upaya dari pihak-pihak terkait untuk melakukan pencegahan.

“Jadi tidak adanya pencegahan, tidak ada kampanye untuk tidak melakukan tindak kekerasan antarsiswa dan antara senior dan junior dan sebagainya. Misalnya, dikampanyekan sekolah ini ramah anak, bebas dari kekerasan, lalu kita juga tahu bahwa apa yang diajarkan dalam karakter profil pelajar salah satunya ialah akhlak mulia, gotong-royong, bekerja sama dan sebagainya. Ini kurang ditekankan pada itu,” kata Seto saat dihubungi, Kamis (22/8).

Beberapa faktor yang disebutkan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengenai tekanan terhadap mahasiswa PPDS, seperti tidak adanya gaji, jam kerja yang padat dan tingginya persaingan, dikatakan Seto sangat masuk akal menjadi pemicu adanya bullying. “Orang sehebat apapun juga, kalau berada dalam lingkungan yang tidak kondusif, penuh tekanan, bagaimana juga, stres dan tidak ada upaya menjaga kesehatan mentalnya, salah satunya akhurnya mencoba menyingkirkan diri karena tidak kuat. Salah satunya menyingkirkan diri ke alam baka,” imbuh Seto.

Baca juga : Ini yang Perlu Dilakukan untuk Cegah Perundungan di Sekolah

Ia menekankan bahwa tindak kekerasan bukan hanya terjadi karena niat dari pelakunya, tapi juga karena ada kesempatan. Untuk itulah, semua pihak harus bersama-sama mencegah bullying yang timbul di lingkungan pendidikan di Indonesia.

“Kalau seperti yang dilakukan pada anak-anak, dengan tegas stop bullying, stop kekerasan, sekarang juga dan untuk selamanya. Jadi budaya kekerasan harus diganti dengan budaya persahabatan, saling menolong dan akhlak mulia. Bicara mengenai mental sehat, Pancasila, dan itu harus dilakukan dalam praktik sehari-hari dalam kehidupan, termasuk kehidupan pendidikan dokter spesialis tadi,” pungkas Seto.

Dihubungi terpisah, Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji mengungkapkan, melihat banyaknya dugaan kasus bullying di kalangan mahasiswa PPDS, pemerintah tidak boleh diam berpangku tangan. Pasalnya, pendidikan dokter spesialis menjadi krusial di Indonesia yang saat ini masih membutuhkan banyak tenaga dokter spesialis.

“Sudah jadi dokter biayanya mahal, praktik jadi spesialis nggak ada income, gak heran biaya kesehatan jadi mahal sekali di republik ini. Pasti harus dibenahi. Karena ini sangat penting, menyangkut urusan kesehatan masyarakat,” tegas Indra. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya