Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
DOKTER muda bernama Aulia Risma Lestari diduga dengan sengaja mengakhiri hidupnya lantaran tidak kuat menjadi korban perundungan atau bullying selama menjalani pendidikan dokter spesialis anastesi di RSUP Dr. Kariadi.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Gerindra Putih Sari mengecam masih adanya kasus perundungan ataupun praktik perploncoan pada Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) yang diduga dilakukan oleh oknum-oknum senior.
"Fenomena perundungan di program pendidikan dokter spesialis sebenarnya bukanlah hal baru, banyak saya mendengar bahwa para peserta pendidikan dokter spesialis yang terganggu kesehatan mentalnya, stres, dan mengundurkan diri akibat tidak kuat menghadapi perundungan, tapi kalau hari ini sampai menyebabkan kematian ini sudah sangat keterlaluan," kata Putih Sari kepada Media di Jakarta (16/8/2024).
Baca juga : RSCM Sempurnakan Sistem Pengawasan Usai Ditegur karena Perundungan
Putih mendukung upaya Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI menghentikan sementara pendidikan dokter spesialis di UNDIP akibat kematian dokter Aulia Risma Lestari itu, bahkan mendorong untuk penghentian ini dilakukan di semua PPDS tidak hanya anastesi, untuk evaluasi dan mencegah kasus serupa terjadi di kemudian hari.
Putih meminta investigasi dan penindakan terhadap semua yang terlibat baik pendidik, Rumah Sakit, maupun Universitas pengampu PPDS.
"Saya mendukung upaya Kemenkes RI menghentikan PPDS, kalau perlu di semua program PPDS di universitas lain, sebagai bentuk evaluasi dan pencegahan kasus yang sama. Semoga pihak aparat hukum juga bisa segera menginvestigasi dan menindak pihak-pihak yang terlibat agar ada efek jera," tandas Putih.
Baca juga : Bullying Menghambat Upaya Mencetak Dokter Spesialis
Selain itu, Putih mengajak untuk semua pihak baik organisasi profesi kedokteran, perguruan tinggi, pemerintah maupun semua yang terlibat dalam PPDS, untuk bersama-sama agar bentuk-bentuk perundungan yang berkedok "tradisi proses pembelajaran" yang kerap dialami calon dokter spesialis ini harus dihilangkan dan disetop dari dunia kedokteran. Karena ini dapat menghambat produksi dokter spesialis di Indonesia yang sedang kita kejar untuk saat ini.
"Indonesia sedang mengejar produksi dan pemerataan dokter spesialis saat ini, jangan sampai tindakan-tindakan perundungan atau perploncoan yang dianggap tanda kutip tradisi proses pembelajaran dokter spesialis, ataupun budaya kedokteran yang menjunjung tinggi hierarki profesi dan terbiasa untuk menyegani senior justru menjadi momok, sehingga menghambat produksi dokter spesialis yang berkualitas dan mampu berdaya saing," kata Putih.
Sementara itu Kemenkes RI telah meminta agar kegiatan PPDS Anastesi Undip di RSUP Kariadi dievaluasi dan menggandeng Kepolisian Negara Republik Indonesia guna mengusut kasus tersebut.
Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan beberapa bukti dugaan bunuh diri peserta PPDS tersebut juga telah ditemukan.
"Kita sudah menemukan, ada bukti dari catatan hariannya. Jadi, bisa terlihat perkembangan moral kejiwaan dia seperti apa. Kita juga nanti akan confirm apakah hal ini benar-benar terjadi. Kalau hal ini benar-benar terjadi, akan kita pastikan yang memperlakukan seperti ini akan diberikan sanksi yang tegas," ucap Budi.
Terdapat beberapa penyebab anak masih mengompol di antaranya kandung kemih berkembang lebih lambat dan masalah hormon pengatur urin
Primaya Hospital Group bekerja sama dengan Universitas Padjdadjaran Bandung dalam program pendidikan dokter spesialis.
UNTUK menjadi dokter spesialis, seorang dokter umum harus sekolah lagi.
MENTERI Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sangat gandrung menarasikan bahwa negeri ini kekurangan dokter.
SEKDA Pemkab Tangerang, Maesyal Rasyid, mendatangi RSUD Kabupaten Tangerang, untuk memastikan penanganan terhadap Engky, 33, penderita obesitas seberat 200 kilogram.
Para peserta menjalani beragam pemeriksaan untuk mendeteksi adanya kelainan pada organ.
Studi menunjukkan semakin banyak waktu yang dihabiskan remaja di media sosial, semakin besar kemungkinan mereka mengalami perundungan terkait berat badan.
Anak harus memahami dan menghargai diri dan lingkungan serta mengetahui konsekuensi hukum dan akibat dari kekerasan/perundungan.
Anak yang menjadi korban perundungan biasanya menjadi lebih pendiam atau tertutup dan menunjukkan sikap yang berbeda dari kebiasaannya.
Orangtua juga bisa memberikan contoh nyata dari keberanian dalam menolak tindakan yang salah serta memberikan dukungan jika anak menghadapi situasi sulit.
Salah satu tanda yang mungkin bisa lanjut diperhatikan oleh orangtua yakni anak sering menunjukkan perilaku agresif
Anak-anak yang melakukan perundungan kebanyakan hanya ingin menyesuaikan diri, membutuhkan perhatian hingga mencari tahu bagaimana menghadapi emosi yang rumit
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved