Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DOKTER Spesialis Gizi Klinik dari Universitas Indonesia Luciana Sutanto mengingatkan bahaya obesitas akibat konsumsi minuman berpemanis setiap hari secara terus-menerus.
"Konsumsi terus-menerus minuman berpemanis dapat menyebabkan peningkatan asupan kalori, sehingga meningkatkan risiko obesitas dan
penyakit metabolik," kata Luciana, dikutip Sabtu (10/8).
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mencatat sebanyak 60 anak menjalani terapi penyakit gagal ginjal di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Baca juga : Orangtua Diingatkan Pastikan Anak tidak Alami Obesitas
Di media sosial dikabarkan banyak anak-anak atau usia remaja menderita penyakit gagal ginjal dan mengharuskan untuk cuci darah, lantaran mengonsumsi minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) secara berlebihan.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bahkan mengimbau masyarakat untuk mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis mengandung gula yang bisa menyebabkan berbagai risiko penyakit.
Tidak hanya itu, Peraturan Pemerintah 28 Tahun 2024 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan dikeluarkan sebagai upaya untuk mengurangi konsumsi makanan dan minuman terkait kandungan gula, garam, lemak (GGL) yang berlebihan di masyarakat.
Baca juga : Waspadai Leher Hitam pada Anak
Terkait hal itu, Luciana mengatakan konsumsi minuman berpemanis, baik dalam kemasan atau tidak, sama-sama memiliki risiko obesitas dan
penyakit metabolik seperti diabetes melitus, kolesterol/trigliseridemia meningkat, asam urat meningkat, hipertensi dan gangguan kesehatan lain.
Khusus bagi anak-anak, ia menekankan pentingnya edukasi bagi orangtua dan murid mengenai makan sehat, sehingga tidak mengonsumsi secara berlebihan.
Menurut dia, edukasi sebaiknya berpedoman pada makan sehat dan pola makan gizi seimbang sesuai arahan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Baca juga : Cegah Naiknya Kasus Obesitas dan Diabetes, Pemerintah Perlu Terapkan Cukai MBDK
"Idealnya, pengetahuan makan sehat berdasarkan Pola Makan Gizi Seimbang sesuai dengan anjuran Pemerintah atau Kemenkes diajarkan di
sekolah sejak awal dan masyarakat pada umumnya," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebutkan ada sekitar 13% populasi Indonesia atau sekitar 35,8 juta orang, mengalami penyakit diabetes, dan potensi ini bisa semakin parah bila tidak ditangani secara berkelanjutan.
"Itu dialisis, kalau enggak dilakukan penanganan tiap hari, itu bisa jadi penyakit kronis. Ukuran paling gampang, lihat ukuran celana jeans, kalau di atas 34, kemungkinan gulanya banyak," kata Budi.
Baca juga : Anak yang Lahir dari Ibu Hamil Penderita Diabetes Berisiko Alami Gangguan Penglihatan
Oleh karena itu, dia berharap masyarakat, terutama anak-anak, harus mulai mengurangi konsumsi makanan dan minuman tinggi gula, sebagai pencegahan timbulnya penyakit kronis.
"Anak-anak sekarang minumnya gula semua. Itu yang harus dikurangi. Kembali ke tanpa gula," ujarnya.
Banyaknya konsumsi gula pada makanan dan minuman, lanjut Budi, berkelindan dengan kasus anak yang harus menjalani cuci darah karena mengalami kegagalan ginjal.
Hal ini, berpotensi semakin meluas, dengan tren makanan dan minuman manis saat ini yang makin membuat anak terbiasa mengonsumsi asupan berkadar gula tinggi, karena itu dia meminta agar konsumsi gula dikurangi sesuai batas aman, untuk menekan risiko penyakit.
"Banyak anak sekarang dikasih minum dan makan dengan gula tinggi. Jadi Indonesia suka gula. Padahal gula itu penyebab segala macam penyakit. Mulai dari ginjal, hati, stroke, jantung, itu penyebabnya gula," ujar Budi. (Ant/Z-1)
Tidak hanya menyenangkan, bermain juga diakui sebagai sarana penting untuk menumbuhkan berbagai keterampilan hidup yang esensial.
Langkah yang dapat dilakukan orangtua dalam mendorong anak supaya terbiasa mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi antara lain melalui pembelajaran dari kebiasaan sehari-hari.
Kebiasaan makan bergizi seimbang beragam dan aman pada anak bukan semata tentang apa yang disajikan, namun juga penanaman nilai gizi secara konsisten dalam keluarga.
Orangtua dianjurkan untuk menyajikan camilan sehat seperti buah potong segar, jagung rebus, ubi kukus, bola-bola tempe, puding susu tanpa gula tambahan, atau dadar sayur mini.
Pertanian tetap menjadi sektor terbesar untuk pekerja anak, menyumbang 61% dari semua kasus, diikuti oleh jasa (27%), seperti pekerjaan rumah tangga.
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Gita Kamath mengatakan bidan merupakan inti dari sistem perawatan kesehatan primer, terutama bagi perempuan dan anak perempuan.
Samoa, Nauru, dan Tonga masuk dalam daftar negara dengan tingkat obesitas tertinggi di dunia. Bagaimana dengan Indonesia? Simak data terbaru dari WHO.
Menurut data Survei Kesehatan Indonesia dari Kementerian Kesehatan, prevalensi obesitas nasional 2023 pada penduduk umur di atas 18 tahun, mengalami peningkatan.
Poin yang membedakan Lighthouse Advanced dari klinik lain adalah pendekatannya yang menyeluruh dan berkelanjutan melalui Companion Program.
OBESITAS pada anak merupakan kondisi yang bisa memicu munculnya berbagai penyakit berbahaya. Asupan Protein hewani bisa menjadi cara untuk mengatasi obesitas pada anak.
Protein hewani bukan sekadar pelengkap—bagi anak, ia adalah fondasi utama untuk tumbuh sehat dan terhindar dari obesitas.
KETUA Umum IDAI Piprim Basarah Yanuarso mengatakan bahwa saat ini orangtua harus meningkatkan pemahaman pentingnya penanganan obesitas pada anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved