Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
Mengonsumsi terlalu banyak gula bisa menimbulkan beragam masalah. Mulai dari berat badan yang bertambah hingga persoalan kesehatan lain seperti obesitas dan kerusakan gigi.
Dilansir dari situs resmi atau National Health System atau NHS, gula yang ditemukan secara alami dalam susu, buah dan sayuran tidak dihitung sebagai gula alami atau gula bebas.
Masyarakat tidak perlu mengurangi jenis gula tersebut. Namun, yang perlu diingat, gula-gula itu juga termasuk dalam angka gula total yang terdapat pada label kemasan makanan.
Baca juga : Waspadai Diabetes Melitus pada Anak, Pahami Penyebab dan Cara Penanganannya
Kadar yang direkomendasikan untuk gula yang ditambahkan ke makanan atau minuman, berbeda-beda pada tiap tingkatan usia.
Beberapa contoh makanan yang perlu dikurangi karena memiliki kandungan pemanis buatan adalah permen, kue, biskuit, coklat, dan beberapa minuman bersoda dan jus. Sebagai ilustrasi, sekaleng soda bisa mengandung sebanyak 9 gula batu, lebih dari batas harian yang direkomendasikan untuk orang dewasa.
Oleh karena itu, masyarakat perlu mengetahui kandungan gula alami dan kandungan gula tambahan pada makanan atau minuman. (Z-11)
Ditjen Bea Cukai menetapkan target penerimaan negara dari tarif cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) pada 2025 mencapai Rp3,8 triliun.
Diabetes mellitus, kondisi yang ditandai dengan tingginya kadar gula atau glukosa dalam darah secara terus-menerus, tidak hanya terjadi pada orang dewasa.
WORLD Health Organization (WHO) merilis aturan baru mengenai batasan konsumsi pemanis buatan atau aspartam sebanyak 40 mg per kg berat badan.
Belakangan ini gula aren banyak dipakai untuk menggantikan gula pasir sebagai pemanis baik untuk minuman atau untuk memasak.
Badan POM juga telah memperkenalkan label Pilihan Lebih Sehat sejak 2019. Sayangnya, label itu dinilai belum mampu secara langsung menunjukkan kadar GGL dalam produk makanan.
Membaca label gizi pada kemasan makanan dan minuman menjadi langkah penting untuk mengontrol asupan gula harian.
Mengonsumsi makanan dan minuman dengan kandungan gula tinggi dapat memicu obesitas serta meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) dan International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) melanjutkan penggarapan tahap pilot project implementasi e-labeling.
Kewajiban penerapan nutri-level juga akan dibuat sejalan antara pangan olahan yang ditetapkan oleh Badan POM dengan pangan olahan siap saji yang ditetapkan oleh Kemenkes.
Diabetes menjadi salah satu penyakit yang kian umum, terutama akibat konsumsi gula berlebih dari makanan Ultra Processed Food (UPF).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved