Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Menteri PPPA Apresiasi Komitmen dan Penghargaan APSAI Wujudkan Indonesia Layak Anak

Devi Harahap
30/7/2024 10:05
Menteri PPPA Apresiasi Komitmen dan Penghargaan APSAI Wujudkan Indonesia Layak Anak
Menteri PPPA Bintang Puspa bersama wakil 8 Perusahaan telah menjalankan berbagai indikator PLA(MI/DEVI HARAHAP)

MENTERI Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga mengapresiasi Asosiasi Perusahaan Anak Indonesia (APSAI) yang telah memberikan anugerah Perusahaan Layak Anak (PLA) 2024 kepada 8 perusahaan swasta terbaik yang telah memenuhi standar dalam penerapan 10 prinsip bisnis layak anak, sesuai aturan yang diinisiasi Unicef dan Save The Children.

“Penganugerahan ini jadi momentum bagi dunia usaha yang memiliki peranan sangat amat penting dalam pemenuhan hak dan perlindungan anak Indonesia. Perusahaan dalam pemenuhan hak anak, tidak hanya orientasinya kepada penggunaan CSR-nya saja, tapi harus implementatif dan bisa hadir dalam praktek bisnisnya untuk memperhatikan kepentingan yang terbaik kepada anak-anak,” katanya dalam acara Anugerah Perusahaan Layak Anak (PLA) 2024 di Jakarta pada Senin (29/7).

Bintang menjelaskan sumber daya yang paling berharga bagi suatu bangsa bukanlah tambang, minyak, atau gas bumi, melainkan sumber daya manusia yang diwakili oleh anak sebagai generasi penerus bangsa. Oleh karenanya, ia mengajak berbagai dunia usaha untuk turut menjadi bagian penting untuk berinvestasi pada pada perwujudan hak-hak dan perlindungan anak.

Baca juga : Kota Berpredikat Layak Anak Tak Selalu Ramah Anak

“Tentu pemerintah tidak bisa sendiri, sinergi kolaborasi lintas pihak akan menjadi penting. Kita harus bergandengan tangan baik itu pemerintah, seluruh elemen masyarakat dan dunia usaha mempunyai peranan yang sangat amat penting untuk kita ajak sinergi berkolaborasi dalam pemenuhan hak dan kehidupan anak-anak Indonesia,” jelasnya.

Bintang mengatakan Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja tahun 2021, secara preferensi masih menunjukan trend kekerasan yang cukup tinggi. Sehingga sinergi dan kolaborasi pentahelix menjadi sangat penting dalam mewujudkan kesejahteraan anak.

“Kita melihat sekarang dengan media sosial, tiada hari tanpa pemberitaan kekerasan terhadap anak-anak baik itu bullying di sekolah, kekerasan seksual yang melimpah anak-anak, bahkan anak yang seharusnya berada di ruang yang aman dan nyaman pada pendidikan berasrama berbasis agama justru bisa mengalami kekerasan. Ini PR yang cukup besar yang harus kita selesaikan,” jelasnya.

Baca juga : Anak Disabilitas di Jakarta Jadi Korban Rudapaksa, Kenal Pelaku lewat Medsos

Government Vice Director Danone Indonesia, Rahmat Hidayat menjelaskan salah satu peran nyata yang bisa dijalankan dunia bisnis untuk menerapkan PLA adalah dengan menciptakan regulasi yang berpihak pada anak mulai dari di dalam kandungan hingga memenuhi gizi dan keselamatan anak dalam menggunakan berbagai produk.

“Kami adalah salah satu perusahaan pioner yang memberikan hal cuti melahirkan selama 6 bulan dan ham itu bisa diambil 1,5 bulan sebelum Ibu pekerja melahirkan. Lalu ada juga hak cuti 10 hari kerja bagi suami, karena pengasuhan anak ini bukan hanya tugas ibu tapi juga tugas bapak,” jelasnya.

Selain itu, Rahmat mengungkapkan bahwa PLA juga bisa diwujudkan dengan membangun infrastruktur dan akses layanan fisik yang berperspektif anak, mulai dari aspek kesehatan hingga pendidikan. Menurutnya, bisnis tidak hanya boleh dijalankan dalam jangka pendek, melainkan harus melihat jangka panjang sebagai sebuah investasi untuk masa depan anak.

Baca juga : Berkaca dari Kasus AG, Menteri PPPA: Ciptakan Lingkungan Kondusif Bagi Tumbuh Kembang Anak

“Kami juga sediakan infrastruktur seperti ruang laktasi, daycare, dan hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan. Ada juga program yang dikhususkan pada gerakan kesehatan seperti cegah stunting. Bagaimanapun hak suda harus dipenuhi minimal seribu hari setelah lahir, dan kami akan terus berkomitmen menjalankan bisnis pada prinsip-prinsip pemenuhan hak anak dan menghormati hak-hak anak,” tuturnya.

Ketua Umum APSAI, Wida Septarina menjelaskan pada tahun ini ada 8 perusahaan yang mendapat predikat PLA. Mereka berasal dari berbagai sektor seperti industri otomotif, pertambangan, pariswiata, FMCG dan layanan kesehatan.

“Proses penjurian telah dilaksanakan dengan ketat oleh dewan penilai termasuk para asesor yang telah melaksanakan survei langsung di setiap perusahaan yang berpartisipasi. Komitmen dari sektor bisnis ini diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang baik bagi tumbuh kembang anak Indonesia,” jelasnya.

Baca juga : KemenPPPA Petakan Wilayah Pengembangan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak di Banyuwangi

Wida memaparkan penilai PLA 2024 berpacu pada tiga tahap penilaian yang terdiri dari self-assessment, penjurian dewan penilai hingga survei langsung ke berbagai perusahaan.

“Ada sekitar 10 prinsip, dan 23 indikator yang harus dijawab oleh perusahaan dengan mengisinya melalui aplikasi. Setelah asesor turun lapangan dan memberikan laporan lengkap menyesuaikan hasil self-assessment dengan apa yang dilihat oleh asesor. Kemudian di presentasi kepada Dewan Penilai. Standar PLA ini disusun berdasarkan penilaian menggunakan sistem metodik level menggunakan ISO 94-2000,” jelasnya.

Atas dasar penilaian itu, didapati 8 Perusahaan telah menjalankan berbagai indikator PLA yang terdiri dari CV Fajar Farma, PT Surya Prima Cipta, PT Pacific Place Jakarta , PT Unilever Indonesia, PT Sarihusada Generasi Mahardhika (Danone), PT United Tractor, PT Astra Internasional, dan PT Amman Mineral Nusantara. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya