Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PERLU pembatasan konsumsi gula dan garam pada anak-anak. Meskipun gula dan garam bukanlah barang haram, penting untuk tidak mengonsumsi kedua bahan secara berlebihan.
"Sebetulnya, gula dan garam itu bukan barang haram, tetapi tidak boleh banyak ya," ujar DR Dr Titis Prawitasari, SpA(K), Ketua Unit Kerja Koordinasi Nutrisi & Penyakit Metabolik IDAI.
Dia menguraikan bahwa anak-anak yang berusia 1 tahun ke atas sebaiknya hanya mendapatkan tambahan gula tidak lebih dari 5% dari total kalori yang mereka butuhkan. Misalnya, untuk anak dengan berat 10 kilogram hanya memperoleh sekitar 2,5 sendok makan gula per hari.
Baca juga : Studi: Makanan Ultraproses Buat Ketagihan Seperti Nikotin dan Alkohol
Mengenai garam, Titis menegaskan bahwa anak-anak di bawah usia 2 tahun seharusnya hanya mengonsumsi sekitar 1 gram garam per hari atau setara dengan sekitar 1,5 sendok teh. "Penting untuk menghindari makanan olahan karena umumnya mengandung kadar garam yang tinggi," tambahnya.
Ia juga menyoroti bahwa makanan keluarga yang diberikan kepada anak-anak di bawah usia 1 tahun sudah mengandung cukup garam dan bumbu alami. "Bumbu seperti pada masakan berbumbu seperti opor atau semur, sebenarnya boleh diberikan kepada anak-anak, asalkan dengan porsi garam sangat sedikit," jelasnya.
Selain itu, dirinya memberikan saran untuk menggunakan alternatif rasa yang sehat, seperti buah-buahan yang memberikan rasa manis alami dan kaldu daging untuk rasa gurih. "Ini cara yang baik untuk membuat makanan anak menjadi lebih enak tanpa perlu menambahkan gula atau garam berlebihan," ungkapnya.
Baca juga : Ini Risiko pada Tubuh bila Konsumsi Gula Berlebihan
Dampak dari konsumsi gula yang berlebihan juga disoroti oleh Titis. Asupan gula yang tinggi dapat meningkatkan risiko diabetes dan obesitas pada bayi. Dia menyarankan agar bayi di bawah satu tahun tidak diberikan buah-buahan yang terlalu manis seperti sawo atau nangka, tetapi lebih baik diberikan buah seperti apel, pir, pepaya, atau buah lain yang tidak terlalu manis.
"Kebiasaan memberi makanan manis pada bayi dapat membuatnya hanya mau makan makanan yang manis, sehingga sulit untuk memperkenalkan sayur-sayuran yang memiliki rasa hambar," paparnya.
Lebih lanjut disarankan untuk tidak memberikan penambah rasa pada makanan bayi. Ini karena usia di bawah satu tahun merupakan masa penting untuk mengenalkan berbagai rasa alami dari buah, sayur, dan makanan lain. (Z-2)
Studi terbaru menunjukkan penggunaan garam yang lebih sedikit dalam makanan Anda tidak hanya membosankan, juga memiliki manfaat besar seperti risiko kematian yang lebih rendah.
Kendalikan tekanan darah, jangan sampai hipertensi! Salah satu caranya ialah dengan membatasi asupan garam.
Disarankan mengganti lemak jenuh dengan lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda dapat bermanfaat untuk menurunkan resiko penyakit jantung koroner.
PAKAIAN yang luntur jarang dipakai, sebab pakaian tersebut sudah tampak kusam dan tidak menarik lagi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan pakaian menjadi luntur,
“Kita juga perlu mengenal gula tersembunyi. Di kemasan biasanya diakhiri dengan “ol” seperti manitol, sorbitol, xylitol, hingga istilah lain."
Pentingnya bagi orang tua mengetahui perbedaan berbagai jenis gula seperti gula alami, gula tambahan dan gula bebas. Hal itu akan memengaruhi kualitas gula dalam tubuh.
Benarkah hukum masih dijadikan alat pemukul dan sarana penindas? Betulkah ada yang meng-order Kejagung untuk menerungku Tom?
Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Niar Umar menyayangkan masih adanya produk susu anak dan Makanan Pendamping ASI (MPASI) menggunakan gula tambahan.
Dalam upaya menurunkan berat badan, pilihan makanan tidak selalu menjadi fokus utama. Minuman yang dikonsumsi juga dapat berperan penting.
Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menyebut 96% orang Indonesia sering mengomsumsi produk manis karena rasanya enak; 91% mudah didapat;dan 79,3% beralasan murah.
Kebiasaan ibu dalam mengonsumsi gula dapat sangat memengaruhi pola makan anak, terutama dalam hal preferensi terhadap baik makanan maupun minuman manis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved