Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Ini Batasan Konsumsi Gula dan Garam pada Anak

Meilani Teniwut
22/6/2024 16:38
Ini Batasan Konsumsi Gula dan Garam pada Anak
Ilustrasi.(Freepik)

PERLU pembatasan konsumsi gula dan garam pada anak-anak. Meskipun gula dan garam bukanlah barang haram, penting untuk tidak mengonsumsi kedua bahan secara berlebihan.

"Sebetulnya, gula dan garam itu bukan barang haram, tetapi tidak boleh banyak ya," ujar DR Dr Titis Prawitasari, SpA(K), Ketua Unit Kerja Koordinasi Nutrisi & Penyakit Metabolik IDAI. 

Dia menguraikan bahwa anak-anak yang berusia 1 tahun ke atas sebaiknya hanya mendapatkan tambahan gula tidak lebih dari 5% dari total kalori yang mereka butuhkan. Misalnya, untuk anak dengan berat 10 kilogram hanya memperoleh sekitar 2,5 sendok makan gula per hari.

Baca juga : Studi: Makanan Ultraproses Buat Ketagihan Seperti Nikotin dan Alkohol

Mengenai garam, Titis menegaskan bahwa anak-anak di bawah usia 2 tahun seharusnya hanya mengonsumsi sekitar 1 gram garam per hari atau setara dengan sekitar 1,5 sendok teh. "Penting untuk menghindari makanan olahan karena umumnya mengandung kadar garam yang tinggi," tambahnya.

Ia juga menyoroti bahwa makanan keluarga yang diberikan kepada anak-anak di bawah usia 1 tahun sudah mengandung cukup garam dan bumbu alami. "Bumbu seperti pada masakan berbumbu seperti opor atau semur, sebenarnya boleh diberikan kepada anak-anak, asalkan dengan porsi garam sangat sedikit," jelasnya.

Selain itu, dirinya memberikan saran untuk menggunakan alternatif rasa yang sehat, seperti buah-buahan yang memberikan rasa manis alami dan kaldu daging untuk rasa gurih. "Ini cara yang baik untuk membuat makanan anak menjadi lebih enak tanpa perlu menambahkan gula atau garam berlebihan," ungkapnya.

Baca juga : Ini Risiko pada Tubuh bila Konsumsi Gula Berlebihan

Dampak dari konsumsi gula yang berlebihan juga disoroti oleh Titis. Asupan gula yang tinggi dapat meningkatkan risiko diabetes dan obesitas pada bayi. Dia menyarankan agar bayi di bawah satu tahun tidak diberikan buah-buahan yang terlalu manis seperti sawo atau nangka, tetapi lebih baik diberikan buah seperti apel, pir, pepaya, atau buah lain yang tidak terlalu manis. 

"Kebiasaan memberi makanan manis pada bayi dapat membuatnya hanya mau makan makanan yang manis, sehingga sulit untuk memperkenalkan sayur-sayuran yang memiliki rasa hambar," paparnya.

Lebih lanjut disarankan untuk tidak memberikan penambah rasa pada makanan bayi. Ini karena usia di bawah satu tahun merupakan masa penting untuk mengenalkan berbagai rasa alami dari buah, sayur, dan makanan lain. (Z-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya