Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
ORANGTUA memegang peranan penting terhadap literasi digital pada anak, tak hanya mendampingi tapi juga membimbing penggunaan internet pada anak. Pada Era Digital penggunaan internet tak dapat lepas dari setiap aspek kehidupan, terlebih untuk pengasuhan anak.
Pada kesempatan talk show yang dihadiri Selebritis Andien Aisyah dan Spesialis Anak, dr William Jayadi Iskandar di Hotel Mega Anggrek, Ibu-ibu masa kini berbagi pengalaman dan pembelajaran agar memiliki literasi digital yang mumpuni dan mudah diterapkan pada pola pengasuhan anak.
Masih bagian dari rangkaian kegiatan Obral Obrol Literasi Digital, kali ini Kementerian Kominfo bersama Komunitas Birthday Club, menyelenggarakan talk show dengan tema Petwoalangan Aprlittle: Kasih Literasi Digital Ibu Kepada Beta, Sabtu (18/5).
Baca juga : Orangtua Diminta Tingkatkan Literasi Digital
Tumbuh kembang anak saat ini, sangat terpengaruh dengan dunia digital. Karena itu, orang tua harus bijaksana dalam mengenalkan gawai pada anak. Jika tidak maka stimulasi tumbuh kembang anak akan terpengaruh, dan bisa memiliki dampak tidak baik.
Spesialis Anak, dr William Jayadi Iskandar mengungkapkan bahwa seribu hari pertama kehidupan anak akan sangat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan saat dewasa nanti. Karena pada tahun-tahun pertama perkembangan anak, 80% otak anak sudah terbentuk dan mulai merekam informasi yang mereka peroleh.
Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia mengungkapkan bahwa 98% anak usia 6-12 tahun sudah menggunakan gawai, dan rata-rata anak menggunakan gawia per hari selama 6 jam 45 menit untuk nonton video, memakai aplikasi game, dan menggunakan media sosial.
Baca juga : Orangtua Diharap Pahami Digital Parenting
Lalu, dr William menekankan agar orang tua memahami faktor risiko penggunaan gawai pada anak dan harus menetapkan batasan penggunaan gawai dan internet.
"Batasi screen time. Dari Organisasi Profesi Dokter Anak sudah menetapkan batasan screen time untuk anak. Misalkan anak umur dibawah 2 tahun, tidak boleh sama sekali kecuali video call. Antara 2-5 Tahun maksimal 1 jam per hari. Anak diatas 5 tahun maksimal 2 jam per hari", ujar William.
Sebagai ibu 2 orang anak, Andien Aisyah merasakan manfaat internet memberikan kemudahan pada anak dalam mengakses pengetahuan. Meski demikian, Andien juga menyadari risiko penggunaan internet, bahwa seakan internet mengakomodir rasa ingin tahu tapi seringnya justru mendistraksi, dan menggiring pada penelusuran informasi pada topik random.
Baca juga : Orangtua Wajib Lindungi Anak dari Kejahatan Siber
"Tapi saya yakin di antara semuanya nomor satu adalah komunikasi dengan anak. Jika komunikasi diluar dunia digital baik makan di dunia digital juga kan baik,” terang Andien.
Menurut Andien model pengasuhan di dunia yang penuh distraksi seperti saat ini adalah secara demokratis, dimana anak diajak bermusyawarah dan bisa ngobrol dengan asyik dan menerapkan hal yang sama-sama enak.
Bahkan, saat anak marah maka orang tua sebaiknya mengidentifikasi sebab anak marah dan menerapkan kesepakatan terhadap anak saat menggunakan gawai.
Untuk mencegah kecanduan gawai pada anak, Kementerian Kesehatan menyarankan pada orang tua untuk meluangkan waktu lebih banyak dengan anak dan memiliki inisiatif melakukan aktivitas yang menstimulus anak melakukan kegiatan menarik seperti bermain boneka atau petak umpet.
Agar terhindar dari kecanduan gadget, orang tua juga harus bijak dengan tidak menggunakan gawai sebagai pengasuh kedua atau sarana untuk mengalihkan perhatian untuk anak saat sibuk. Alih-alih menggunakan gadget untuk menarik perhatian anak, orang tua juga disarankan untuk aktif menanyakan kegiatan apa yang ingin dilakukan dengan orang tuanya. (Z-6)
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
KEHIDUPAN masyarakat modern semakin tergantung dengan sejumlah gawai seperti telepon seluler (ponsel) tetapi juga ramah lingkungan.
Balita berumur kurang dari dua tahun menjadi kelompok paling berisiko terhadap dampak dari screen time (paparan waktu layar).
Kebiasaan bermain dan melihat konten menggunakan gawai bisa membuat anak susah memusatkan perhatian dan menyebabkan penurunan kemampuan sensorik anak.
Melatonin merupakan hormon yang bikin mengantuk hingga seseorang akhirnya bisa tertidur.
Kondisi ini dikenal sebagai gadget neck, yaitu nyeri yang muncul karena posisi kepala menunduk terlalu lama, seperti saat menatap layar ponsel atau laptop.
Peringatan Hari Anak Nasional merupakan bentuk nyata dari penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki peran strategis.
Pengawasan orangtua kepada anak saat mengakses gadget dibutuhkan agar anak bisa memahami batasan akses ke jenis-jenis konten yang sesuai untuk usia mereka.
Stimulasi sensorik sendiri melibatkan penggunaan panca indra anak mulai dari penglihatan hingga sentuhan sehingga anak bisa memahami dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Anak yang terpapar lagu-lagu dari lingkungannya perlu bimbingan orangtua untuk mengarahkan referensi musik yang lebih sesuai kepada anak dan menikmatinya bersama.
Kesulitan meregulasi emosi dan impulsivitas bisa menjadi salah satu faktor seorang anak dalam kenakalan yang akhirnya berujung pada tindak kriminal.
Tinggi badan anak dari keluarga perokok lebih pendek 0,34 cm dibanding anak dari keluarga tidak merokok.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved