Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Imunisasi Anak Melawan Mitos Masyarakat, Benarkah?

M. Iqbal Al Machmudi
30/4/2024 17:30
Imunisasi Anak Melawan Mitos Masyarakat, Benarkah?
Imunisasi anak melawan mitos(Antara)

SALAH satu tantangan pemberian imunisasi yang berlarut-larut adalah adanya mitos yang tumbuh liar di masyarakat sejak dulu, hal itu berlaku pada imunisasi anak bahkan orang dewasa. Padahal imunisasi atau vaksin menjadi salah satu upaya preventif sama halnya hidup sehat, olahraga, konsumsi makanan bergizi dan upaya lainnya.

Imunisasi pada anak usia dini memang sangat penting untuk membangun imunitas yang kuat dan tahan lama. Meskipun demikian, Kementerian Kesehatan juga terus berupaya memperluas dan meningkatkan kesadaran untuk pemanfaatan vaksinasi bagi kalangan orang dewasa. Hal ini karena orang dewasa juga berisiko terkena penyakit yang dipengaruhi faktor usia, pekerjaan, gaya hidup, ataupun kondisi komorbid.

"Lebih lanjut, komunikasi dan edukasi mengenai imunisasi perlu digencarkan sebab hingga saat ini masih terdapat berbagai mitos atau disinformasi yang menyebabkan masyarakat ragu dan enggan melakukan imunisasi," kata Dokter umum Alfi Auliya Rachman di Jakarta Pusat, Selasa (30/4).

Baca juga : Zero-Dose Imunisasi Anak Ditargetkan Berkurang 25% pada 2024

Masyarakat perlu memahami dan tidak mudah termakan berita bohong terkait imunisasi. Mitos yang selama ini menghantui masyarakat adalah jika imunisasi anak bisa meninggal, reaksi imunisasi justru melemahkan kondisi anak, dan berbagai minsinformasi lainnya.

Alfi menjelaskan yang perlu dipahami masyarakat adalah tidak terdapat data yang menunjukkan bahwa kombinasi imunisasi dapat meningkatkan kematian bayi mendadak atau SIDS (Sudden Infant Death Syndrome). Kemudian vaksin itu aman, reaksi vaksin bersifat minor dan sementara, seperti nyeri pada tempat penyuntikan atau lengan atau demam ringan. Tidak menyebabkan kerugian dan efek samping jangka panjang yang belum diketahui.

"Penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi dapat menyerang kembali apabila program vaksinasi dihentikan. Sementara kebersihan, cuci tangan, dan air bersih dapat membantu melindungi kita dari penyakit infeksi, masih banyak penyakit infeksi yang tetap menyebar seberapa pun bersihnya seseorang," ujar dia.

Baca juga : Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat Harus Jadi Prioritas

Beberapa vaksin dapat memberikan pada waktu yang bersamaan tidak berpengaruh buruk pada sistem imun anak tersebut.

"Tantangan vaksin adalah mitos di masyarakat yang dianggap efek sampingnya panjang atau bisa sebabkan kematian. Padahal tidak ada penelitian vaksin sebabkan kematian. Sehingga vaksin di kambinghitamkan," ungkapnya.

Padahal setiap anak yang yang ingin diberikan imunisasi psati dilakukan pengecekkan oleh dokter baik pemeriksaan saturasi, kondisi badan, dan sebagainya.

"Jika ada misinformasi atau hoaks masyarakat harus cek ulang kembali bisa ditanya ke ahlinya baik dokter atau praktisi kesehatan. Vaksinasi ini harus dilakukan secara berkala dimana masyarakat itu berada," pungkasnya. (Z-10)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya