Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Akses Layanan Kesehatan untuk Pasien Ginjal Perlu Ditingkatkan

Budi Ernanto
14/3/2024 18:15
Akses Layanan Kesehatan untuk Pasien Ginjal Perlu Ditingkatkan
Konferensi Pers Hari Ginjal Sedunia.(DOK PERNEFRI)

HARI Ginjal Sedunia (World Kidney Day atau WKD) yang jatuh di setiap hari Kamis pada minggu kedua Maret, kembali diperingati di Indonesia dan di seluruh dunia pada 14 Maret 2024. 

Pada tahun ini, WKD mengusung tema ‘Kidney Health for All: Advancing equitable access to care and optimal medication practice’ yang secara spesifik mengajak seluruh lapisan masyarakat khususnya pemangku kebijakan untuk meningkatkan pemerataan akses pelayanan sehingga seluruh lapisan masyarakat bisa mendapatkan pelayanan kesehatan ginjal yang paripurna serta praktik kesehatan yang optimal. 

Kampanye kali ini akan difokuskan pada upaya untuk meningkatkan pemerataan akses pelayanan kesehatan dan praktik pengobatan yang optimal dan komprehensif.

Baca juga : Sistem Ekskresi pada Manusia, Organ-Organ, dan Gangguannya 

Penyakit Ginjal Kronik (PGK) tercatat sebagai penyebab 4,6% kematian global pada 2017, angka ini diprediksi akan terus meningkat dan PGK diperkirakan akan menjadi penyebab kematian tertinggi ke-5 di seluruh dunia pada tahun 2040. Di Indonesia, prevalensi PGK semakin meningkat setiap tahun, bila tidak diobati suatu ketika dapat mengalami gagal ginjal. 

Selama tiga dekade terakhir, upaya pengobatan PGK berpusat pada persiapan dan pemberian terapi pengganti ginjal. Namun, terobosan terapeutik akhir-akhir ini menitikberatkan pada pencegahan atau menghambat progresivitas dan mengurangi komplikasi seperti penyakit kardiovaskular dan gagal ginjal, yang pada akhirnya memperpanjang kualitas hidup pasien dengan PGK. 

Meskipun terapi-terapi baru ini harus dapat diakses secara universal oleh semua pasien, di setiap negara, terdapat beberapa hambatan seperti kurangnya kesadaran terhadap PGK, kurangnya pengetahuan atau kepercayaan diri terhadap strategi terapi baru, kurangnya jumlah konsultan ginjal hipertensi, dan tingginya biaya pengobatan yang berkontribusi terhadap kesenjangan yang besar dalam akses terhadap pengobatan, khususnya di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, namun juga di beberapa negara berpendapatan tinggi. Ketimpangan ini menekankan perlunya mengalihkan fokus ke arah kesadaran terhadap PGK dan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan. 

Baca juga : Kista Ginjal Dipastikan Jinak, bukan Kanker

Untuk mencapai pelayanan kesehatan ginjal yang optimal diperlukan upaya untuk mengatasi hambatan di berbagai tingkatan sambil mempertimbangkan perbedaan kontekstual di seluruh wilayah dunia. Hal ini mencakup kesenjangan dalam diagnosis dini, kurangnya layanan kesehatan yang menyeluruh, cakupan asuransi, rendahnya kesadaran di kalangan petugas kesehatan, dan tantangan terhadap biaya pengobatan dan aksesibilitas. Strategi multi-cabang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa, ginjal, dan jantung.

Dr dr Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, yang mewakili Menteri Kesehatan RI, menjelaskan bahwa penyakit ginjal menjadi salah satu perhatian utama dikarenakan jumlahnya yang semakin meningkat dan termasuk dalam penyakit katastropfik dengan pembiayaan JKN terbesar ke-3 setelah penyakit kardiovaskular dan kanker. 

Beban global yang besar pada PGK menyebabkan penatalaksanaan PGK sendiri tidak hanya berpusat pada penatalaksana penderita, namun juga pencegahan pada populasi berisiko. 

Baca juga : Pascaoperasi, Tingkat Risiko Kambuh Pasien Kanker Ginjal Mencapai 40 Persen

Namun saat ini, pelayanan penyakit ginjal khususnya belum merata di seluruh kabupaten dan kota. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan perbaikan pelayanan kesehatan layanan kesehatan adalah dengan program transformasi layanan kesehatan. 

Salah satu pilar layanan kesehatan adalah layanan kesehatan primer dimana disini akan ditingkatkan program preventif dan promotive penyakit ginjal kronik dengan FKTP sebagai wadah pelaksana utama. Selain itu, salah satu pilar transformasi lainnya adalah transformasi layanan rujukan yang bertujuan untuk memperluas cakupan layanan penyakit ginjal kronik yang diantaranya adalah HD, CAPD dan transplantasi ginjal.

Ketua Umum Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) Dr dr Pringgodigdo Nugroho SpPD-KGH menekankan pentingnya skrining dan deteksi dini penyakit ginjal. 

Baca juga : Nyeri Pinggang Akibat Kanker Ginjal Atau Batu Ginjal Sulit Dibedakan

Skrining, deteksi dini dan tatalaksana awal penyakit ginjal kronik tidak hanya akan menurunkan angka gagal ginjal dan kebutuhan terapi pengganti ginjal di Indonesia, namun juga akan mengurangi biaya kesehatan pasien gagal ginjal. Dia juga menambahkan bahwa kemajuan bioteknologi dan perkembangan farmasi saat ini sudah sangat bekembang, sehingga modalitas untuk mengahambat progresifitas penyakit sudah semakin banyak. Modalitas tersebut diharapkan dapat diakses secara merata oleh individu yang membutuhkan.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Dr Eva Susanti, SKp, MKes juga menyampaikan bahwa selain tatalaksana progresifitas, harus ditekanklan khusus mengenai pengendalian faktor risiko PGK seperti obesitas, diabetes, dan hipertensi. 

Deputi direksi bidang KPM Dr dr Ari Dwi Aryani MKM menyampaikan bahwa beban pelayanan kesehatan pada gagal ginjal semakin meningkat setiap tahunnya. Salah satu penyebab kenaikan biaya kesehatan ini karena keterbukaannya akses layanan kesehatan yang meningkat akibat meningkatnya pemanfaatan JKN oleh masyarakat. Inovasi-inovasi terkait pelayanan kesehatan terkait pasien gagal ginjal perlu dilakukan agar hak masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan terpenuhi namun masih dapat menurunkan biaya kesehatan.

Baca juga : Pasien Gagal Ginjal Boleh Berolahraga, Asal...

Ketua Komunitas Pasien Cuci darah Indonesia (KPCDI) Toni Samosir menyampaikan bahwa beberapa persoalan umum yang ditemukan pada pasien dialisis di Indonesia, seperti diantaranya kesenjangan obat-obatan, kesenjangan laboratorium, proses rujukan berjenjang yang melelahkan, dan kendala lain. 

Peran pasien juga penting untuk meningkatkan kesehatan ginjal. Peran pasien dan caregiver sangat penting, tidak hanya untuk menjamin pengelolaan secara keseluruhan namun juga meningkatkan kualitas hidup pasien dengan gagal ginjal. Hadirnya BPJS Kesehatan akan membantu peningkatan harapan hidup pasien dengan gagal ginjal.

Apt Lisia Margaret sebagai Product Manager PT Etana Bisotechnologies Indonesia menyampaikan mengenai peran sektor swasta dalam edukasi dan pelayanan kesehatan ginjal. Etana sebagai mitra farmasi mengetahui secara baiuk kebutuhan informasi pasien-pasien gagal ginjal mengenai penyakitnya. Etana sering melakukan edukasi berkerjasama dengan dokter dan komunitas pasien kepada pasien gagal ginjal baik di Rumah Sakit atau di acara perhimpunan.

Selain edukasi, upaya kolaborasi dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ginjal diantaranya adalah kolaborasi uji klinis dengan Rumah Sakit dan universitas untuk menghasilkan produk dalam negeri yang berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dengan gagal ginjal. (Z-6)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya