Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PEMBATASAN periode waktu makan atau puasa intermiten aman dilakukan, tetapi tidak untuk semua orang. Hal itu dikatakan Martha Rosana dari Divisi Endokrin, Metabolik, dan Diabetes Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUPN dr Cipto Mangunkusumo-Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
"Intermittent fasting sebenarnya aman untuk banyak orang, tetapi tidak semua orang. Ada beberapa kelompok yang kurang aman melakukan puasa atau intermittent fasting," ungkap Martha, dikutip Kamis (14/3).
Martha mengatakan, puasa intermiten atau yang biasa disebut sebagai diet puasa dapat membantu mengurangi berat badan melalui pengurangan asupan kalori total dan membantu mengontrol rasa lapar maupun kenyang.
Baca juga : Memahami 5 Penangan Khusus untuk Ibu Hamil Penderita Diabetes
Menurut dia, puasa intermiten juga dapat membantu memperbaiki kondisi metabolik berupa tekanan darah, kadar gula darah, kadar lemak, dan kolesterol darah serta mendukung upaya perubahan gaya hidup yang berkelanjutan dan upaya untuk berhenti merokok.
Meski demikian, Martha mengatakan, terdapat beberapa kelompok berisiko yang bisa mengalami gangguan kesehatan apabila melakukan puasa intermiten.
Kelompok individu yang memerlukan perhatian khusus bila hendak mulai puasa intermiten yakni ibu hamil, ibu menyusui, pasien diabetes, pasien penyakit refluks gastroesofageal (GERD) atau gastritis yang belum terkendali, pasien penyakit ginjal atau liver tahap lanjut, dan pasien dengan kondisi penyakit lainnya.
Baca juga : Ibu Hamil yang Alami Diabetes Butuh Penanganan Khusus
"Karena tentu saja kelompok ini harus memenuhi kebutuhan nutrisi. Kelompok ini tidak disarankan melakukan puasa sampai kondisinya benar-benar fit," kata Martha.
Martha menyampaikan, kelompok individu yang berisiko mengalami gangguan kesehatan disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter apabila hendak melakukan puasa intermiten.
Konsultasi dengan dokter diperlukan untuk memperoleh informasi terkait pemenuhan kebutuhan nutrisi, penggunaan obat-obatan, serta kondisi kesehatan guna menghindari risiko yang mungkin muncul akibat berpuasa. (Ant/Z-1)
Beberapa penyakit kuno seperti Rabies, Trakoma, Kusta, TBC, dan Malaria masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia.
Menggunakan talenan yang sama untuk sayur dan daging bisa menyebabkan kontaminasi silang berbahaya seperti Salmonella. Simak tips mencegahnya berikut.
Kebiasaan merokok biasanya diawali hanya dengan satu batang rokok tapi akan ada banyak resiko yang mengikuti setelahnya.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan pentingnya untuk mengukur tekanan darah secara rutin.
Jambu biji mengandung sejumlah nutrisi yang bisa mengatasi atau membantu permasalahan kesehatan.
Adapun ruang lingkup kerja sama yang dilakukan yaitu pengembangan sistem klaim digital dan pengembangan sistem pembayaran kepada seluruh fasilitas kesehatan.
dr Ika menghimbau untuk memperhatikan apakah ada luka gores pada kaki sebelum hendak melakukan terapi ikan.
Pola gaya hidup lebih penting untuk dikendalikan daripada hanya mengendalikan faktor genetik karena anak akan mengikuti kebiasaan aktivitas dan apa yang dikonsumsi orangtua.
Sebagai langkah konkret, Dinas Kesehatan Klungkung juga aktif melakukan edukasi ke sekolah-sekolah melalui program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Meski demikian, ia menegaskan bahwa pemeriksaan tersebut masih bersifat awal karena dilakukan dengan metode cek gula darah sewaktu (tanpa puasa).
Diabetic foot dapat menyebabkan infeksi berat, gangren, hingga amputasi jika tidak ditangani dengan tepat.
Frekuensi buang air kecil yang meningkat, terutama pada malam hari, biasanya disebabkan oleh tingginya kadar gula darah pada penderita diabetes.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved