Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
DAMPAK perubahan iklim semakin nyata terjadi di sekitar kita. Terlebih lagi yang saat ini paling dirasakan adalah musim kemarau panjang.
Kualitas udara memburuk dan peningkatan suhu cukup ekstrem terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
Bahkan, melansir laporan ‘The Climate Crisis Is a Child Rights Crisis: Introducing the Children’s Climate Risk Index’, Indonesia menempati peringkat ke-46 sebagai negara dengan tingkat risiko tinggi atas paparan krisis iklim pada anak-anak.
Baca juga: Kewaspadaan Pneumonia Akibat Mycoplasma Pneumoniae pada Anak di Indonesia
Maka tak mengherankan kini kita sering melihat anak-anak mudah terpapar berbagai penyakit terkait infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) seperti batuk, demam, pilek, dan radang.
Fenomena tersebut diperkuat oleh data surveilans penyakit oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Agustus 2023, bahwa terjadi peningkatan kasus ISPA mencapai 200 ribu laporan di puskesmas dan rumah sakit se-Jabodetabek, serta diperkirakan terus meningkat hingga akhir tahun.
Meningkatnya risiko akibat dampak perubahan iklim tentunya memicu kekhawatiran orang tua khususnya para bunda.
Baca juga: Status Gizi Balita Merupakan Indikator Kesehatan yang Penting
Menyikapi riskannya dampak perubahan iklim terhadap tumbuh kembang anak, Nestlé Dancow mengajak para bunda untuk memastikan buah hati tercinta senantiasa terlindungi dalam mengoptimalkan eksplorasinya yang penuh warna.
Simak rangkaian tips di bawah ini!
Pertama. Pastikan kebutuhan gizi si buah hati tercukupi melalui asupan gizi seimbang yang didukung oleh konsumsi air putih, dan susu tinggi protein dan kaya kalsium, guna memastikan perlindungan terbaik Buah Hati dari serangan penyakit.
Kedua, Siapkan pelengkap pakaian seperti topi, jaket, payung, atau jas hujan. Penting untuk berjaga-jaga apabila panas atau hujan menerpa saat si buah hati sedang bermain di ruang terbuka untuk melindungi proses eksplorasinya.
Baca juga: Ayah Berperan Besar dalam Pola Asuh Keluarga
Bunda juga bisa selalu menyiapkan masker bagi Buah Hati untuk menghindari risiko polusi udara.
Ketiga. Tentukan kapan dan berapa lama anak-anak bermain di luar ruang agar mereka terhindar dari paparan sinar ultra violet (UV) yang menyengat di tengah panasnya cuaca beberapa waktu terakhir.
Bunda bisa gunakan tabir surya sebagai proteksi ekstra bagi si buah hati. Lalu, pada sore hari menjadi waktu yang disarankan untuk buah hati tercinta bermain di area terbuka karena suasana yang cenderung rileks karena turunnya suhu udara.
Keempat. Tentukan waktu istirahat dan pastikan kebersihan si buah hati terjaga dengan membiasakan untuk selalu cuci tangan dan kaki saat memasuki rumah setelah bermain di luar ruangan agar terhindar dari berbagai penyakit ketika bereksplorasi, terlebih di luar ruangan pada peralihan cuaca saat ini.
Kelima, Rutin mengecek prakiraan cuaca dan kualitas udara setiap hari untuk memprediksi cuaca dan risiko polusi yang mungkin terjadi saat anak bermain di luar ruangan, atau ketika hendak merencanakan pergi keluar bersama keluarga.
"Secara konsisten, Nestlé Dancow menyediakan gizi terbaik yang dapat mendukung proses tumbuh kembang si buah hati," kata Prasasti Dhaniswari, Senior Brand Manager Nestlé Dancow dalam keterangan, Sabtu (9/12).
Baca juga: Forum Menuju Indonesia Emas 2045 Bahas Dampak Polusi Udara Terhadap Stunting
Selain itu, menurut Prasasti, Nestlé Dancow turut berkomitmen untuk terus mendukung Bunda dalam setiap langkah mendampingi tumbuh kembang anak agar mereka tumbuh menjadi apa pun yang mereka inginkan (nurturing their freedom to be) melalui dukungan gizi, stimulasi dan cinta kasih.
Prasasti mengatakan, “Nestlé Dancow senantiasa menginspirasi dan mengajak para orang tua untuk memaksimalkan stimulasi dan eksplorasi si buah hati, meski saat ini dampak perubahan iklim sangat dirasakan."
"Saya berharap rangkaian tips di atas dapat menjadi panduan bagi orang tua untuk tetap memberikan kesempatan bagi si buah hati untuk bereksplorasi dan bergerak lebih aktif untuk mengembangkan keterampilan motorik yang dapat berpengaruh positif pada fungsi kognitif si buah hati tercinta dalam mengembangkan potensi terbaiknya,” paparnya. (S-4)
Masih maraknya kebiasaan konsumsi kental manis sebagai minuman susu anak dan balita oleh masyarakat diperkuat oleh sejumlah riset dan penelitian yang dilakukan kalangan akademisi.
Pusat Susu juga memprioritaskan pemasok dari daerah sekitar. Hasilnya, ekonomi masyarakat lokal pun ikut bergerak.
Susu formula harus diberikan kepada bayi yang mengalami kelainan metabolisme bawaan atau kelainan genetik yang menyebabkan dirinya tidak bisa mencerna ASI.
Pemerintah sangat sadar asupan gizi berperan dalam meningkatkan dan mendukung perkembangan kecerdasan anak, terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan.
Dalam konteks manusia, susu yang paling umum dikonsumsi berasal dari sapi, meskipun ada juga yang berasal dari kambing, kerbau, dan bahkan nabati seperti susu kedelai, almond, dan oat.
GUNA mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, BRI mewujudkannya lewat pemberdayaan klaster usaha 'Klasterkuhidupku'. Program ini menjadi wadah yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku UMKM
Temukan 50 tips sehari-hari praktis untuk mempermudah hidup Anda di 2025. Hemat waktu, uang, dan tenaga dengan trik sederhana ini!
Batuk pilek yang berulang selain mengganggu perkembangan anak, kondisi ini juga bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan lain jika tidak ditangani dengan baik.
Paparan suara yang sangat keras seperti dari speaker sound horeg bisa langsung merusak sel-sel rambut halus di koklea atau rumah siput.
Yuki Kato mengatakan, sebelum berlari, pemanasan menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan apalagi bagi para pemula.
Diperkirakan, pada 2028, lebih dari 33% rumah tangga di seluruh dunia akan dilengkapi dengan sistem rumah pintar.
Paling enggak kalau di sekolah itu dibiasakan kalau misalnya ada gejala-gejala flu sedikit itu langsung pakai masker jadi enggak menularkan ke teman-teman yang lain.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved