Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
BADAN Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan status gizi anak di bawah 5 tahun (Balita) memiliki peranan signifikan sebagai indikator kesehatan yang kritis karena di usia tersebut anak rentan terhadap masalah gizi dan penyakit.
"Status gizi anak di bawah 5 tahun merupakan indikator kesehatan yang penting karena usia balita merupakan kelompok yang rentan terhadap masalah gizi dan penyakit," kata Kepala Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi BRIN Wahyu Pudji Nugraheni dalam sebuah webinar, Selasa (28/11).
Menurutnya, masalah kekurangan gizi secara global sampai saat ini masih mendapatkan perhatian utama terutama di sebagian negara berkembang, termasuk Indonesia.
Baca juga: Diprotes Publik karena tidak Layak, PMT di Depok Dihentikan Sementara
Dia menyampaikan usia balita merupakan tahap perkembangan yang rentan terhadap masalah gizi dan penyakit. Oleh karena itu, pemantauan status gizi pada kelompok usia ini menjadi sangat penting untuk menjaga kesehatan dan pertumbuhan optimal.
"Underweight dan wasting menunjukkan kekurangan gizi akut, sedangkan stunting merupakan kondisi gagal tumbuh kembang pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya," jelas Pudji.
Ia menerangkan risiko yang disebabkan kekurangan gizi dalam jangka pendek, di antaranya meningkatnya angka kesakitan dan angka kematian, gangguan perkembangan kognitif motorik, serta meningkatnya beban ekonomi untuk biaya perawatan ataupun pengobatan anak yang sakit.
Baca juga: Popok Turut Dukung Pertumbuhan dan Perkembangan Anak agar Optimal
Ia menyebut, berdasarkan laporan Studi Status Gizi Balita Indonesia 2019, prevalensi stunting berada di angka 27,7% turun menjadi 21,6% pada 2022.
"Hal ini menunjukkan adanya keberhasilan program intervensi stunting, baik intervensi sensitif dan spesifik. Namun demikian, masih perlu upaya yang lebih keras menuju target 14% pada 2024," ucap Pudji.
Menurutnya, pentingnya perhatian terhadap status gizi balita juga terkait dengan dampak jangka panjangnya. Gizi yang cukup pada masa-masa ini dapat memberikan dasar yang kuat untuk perkembangan fisik dan mental yang optimal.
Selain itu, menyadari rentannya balita terhadap masalah gizi dan penyakit, pencegahan dan intervensi dini menjadi kunci untuk melindungi anak-anak dari stunting.
"Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi yang kronis. Kondisi defisiensi gizi mikro juga ikut berkontribusi kejadian stunting kekurangan zat gizi mikro seperti vitamin A, zat besi, folat, dan zinc yang berkaitan dengan kejadian stunting pada balita," pungkas Pudji. (Ant/Z-1)
Pemerintah Louisiana gugat Roblox dengan tuduhan memfasilitasi penyebaran materi pelecehan seksual anak.
Hasil kajian juga menyebutkan bahwa kekerasan dalam bentuk verbal dan psikis/emosi adalah bentuk kekerasan yang paling banyak dialami oleh anak dengan disabilitas.
Peran dominan ibu penting diterapkan terutama bagi anak yang diasuh dalam lingkup keluarga lebih besar melibatkan nenek, kakek, atau pengasuh lainnya.
Program pemeriksaan kesehatan gratis sebaiknya menjangkau anak usia sekolah yang bersekolah maupun tidak bersekolah di wilayah perkotaan sampai daerah terpencil.
Masih maraknya kebiasaan konsumsi kental manis sebagai minuman susu anak dan balita oleh masyarakat diperkuat oleh sejumlah riset dan penelitian yang dilakukan kalangan akademisi.
Penelitian menunjukkan ibu-ibu di Indonesia lebih dari 30%-40% anemia yang berdampak pada lemahnya imunitas tubuh.
OCHA mencatat 11.877 balita di Gaza mengalami gizi buruk akut.
Fosil di Gran Dolina ungkap balita Homo antecessor dipenggal dan dimakan 850.000 tahun lalu, bukti kanibalisme tertua di Eropa.
Aksi kekerasan yang dilakukan di rumah pelaku, dan direkam sendiri menggunakan ponsel, lalu disebarkan sebagai bentuk intimidasi kepada istrinya yang tengah menggugat cerai.
Balita berumur kurang dari dua tahun menjadi kelompok paling berisiko terhadap dampak dari screen time (paparan waktu layar).
Antara 25%–50% anak mengalami masalah tidur saat masa tumbuh kembang, yang dapat berdampak signifikan terhadap fungsi kognitif, perilaku, dan kesehatan fisik maupun mental.
Data juga menunjukkan 1,4 juta perempuan hamil dan menyusui mengalami malnutrisi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved