Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Badan Bahasa Salurkan Bantuan Dana kepada Komunitas Sastra di Kerinci

Devi Harahap
26/11/2023 07:41
Badan Bahasa Salurkan Bantuan Dana kepada Komunitas Sastra di Kerinci
Dua siswa sedang belajar di ruang kelas.(MI/Ramdani)

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) secara aktif melibatkan berbagai pihak dalam melestarikan bahasa dan sastra Indonesia. Pelibatan tersebut dilakukan dengan memberikan paket bantuan dana kepada berbagai komunitas literasi dan sastra, salah satunya Lentera Muda Kerinci yang berbasis di wilayah Kerinci, Jambi.

Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra Imam Budi Utomo menjelaskan pihaknya terus berupaya memperhatikan keberadaan komunitas yang turut menjadi penggerak sastra dan bahasa lewat 79 paket paket bantuan dana. Hal itu dilakukan untuk memperkuat peran masyarakat di akar rumput sehingga bisa terus berkreativitas dalam dunia sastra.

“Komunitas sastra dan bahasa di Indonesia perlu mendapatkan perhatian serius karena masih banyak yang keberadaannya timbul dan tenggelam, terutama komunitas saatra yang masih berrkembang dan belum mapan. Meskipun demikian, di tengah keterbatasan pendanaan, ternyata masih ada komunitas yang eksis dalam melaksanakan kegiatan kesastraan di tengah masyarakat,” jelas Iman pada gelaran Festival Sastra dan Bahasa Kerinci di kawasan Sungai Penuh, Kerinci, Provinsi Jambi, pada Sabtu (26/11).

Baca juga: Badan Bahasa: Komunitas Sastra Harus Berjaya

Kepala Subbagian Tata Usaha Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Sri Haryanti menjelaskan program Bantuan Pemerintah Bidang Kebahasaan dan Kesastraan: Penguatan Komunitas Sastra yang disalurkan Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di daerah ini terwujud dalam bentuk fasilitasi dan penghargaan setelah melalui rangkaian seleksi administrasi dan substansi yang ketat dan akuntabel.

“Badan Bahasa peduli dengan keberadaan komunitas sastra, mereka perlu mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk mengoptimalkan perannya sebagai tempat dan media kreatif bagi sastrawan dan pegiat sastra dalam memproduksi konten sastra maupun menyelenggarakan kesastraan,” ucap Sri.

Baca juga: Kemendikbud Ristek Salurkan Pendanaan untuk Komunitas Sastra

Lebih lanjut, Sri Haryanti mengungkapkan Badan Bahasa tak hanya memberi bantuan finansial, namun juga memastikan bahwa program bantuan perdana ini akan memberikan pendampingan kepada komunitas sastra dalam penyusunan pelaporan pengelolaan dana bantuan dana pemerintah secara transparan.

“Untuk komunitas sastra Lentera Muda Kerinci mendapat bantuan sebesar 136 juta. Program ini akan berlanjut di tahun depan, diharapkan pemerintah daerah, sastrawan dan masyarakat diharapkan dapat turut berkontribusi dalam pengembangan khusus bahasa,” jelasnya.

Melalui pemberdayaan komunitas sastra di tingkat daerah, diharapkan dapat tercipta berbagai Sumber Daya Manusia (SDM) dengan karakter daerah masing-masing yang mengedepankan kearifan lokal. Di tengah pemajuan karya-karya sastra, penguatan identitas yang mengungkit kearifan lokal sangat dinanti sebagai kekayaan seni budaya Indonesia.

“Kami berharap bantuan ini dapat digunakan secara maksimal dan sebaik-baiknya dan menyebarkan manfaat bagi masyarakat luas khususnya bagi Pelindungan Bahasa dan Pengembangan Sastra. Seluruh elemen memiliki tanggung jawab untuk menjaga sastra Indonesia yang merupakan warisan budaya Indonesia,” imbuh Sri.

Pada kesempatan yang sama, Pj Bupati Kabupaten Kerinci, Zainal Efendi menjelaskan Kerinci memiliki kekayaan sastra dan bahasa yang melimpah ruah. Selain itu, Kerinci juga memiliki salah satu dari 12 aksara kuno di Indonesia yakni aksara incung dengan usia lebih dari 600 abad dan masih eksis hingga saat ini.

“Wilayah Kerinci sangat kaya akan bahasa, setiap perbatasan wilayah desa memiliki bahasa dan pengucapan dialek yang berbeda-beda sehingga ini menjadi salah satu kearifan lokal yang terus harus dilestarikan. Acara ini juga dapat menjadi sarana bagi generasi muda dalam mempelajari dan memahami sastra daerah khususnya aksara Incung sehingga sastra kita selalu lestari di tengah masyarakat,” tutur Zaenal. (Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya