Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KOMUNITAS sastra dalam satu dasawarsa terakhir ini tumbuh sangat pesat. Pesatnya pertumbuhan komunitas sastra itu diikuti oleh adanya penciptaan karya sastra yang juga produktif. Karya sastra dengan berbagai kearifan lokal yang diproduksi sastrawan dari berbagai komunitas sastra tersebut sangat penting bagi pembangunan karakter.
Keberadaan komunitas sastra sebagai wadah para sastrawan untuk saling asah asih asuh dan produksi karya sastra dari para sastrawan bagaikan dua sisi mata uang yang saling berkaitan.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Endang Aminudin Aziz mengungkapkan, pada zaman modern ini, komunitas sastra di Indonesia perlu mendapatkan perhatian serius karena banyak komunitas sastra yang keberadaannya tidak menentu, timbul-tenggelam, terutama bagi komunitas sastra yang masih berkembang dan belum mapan.
Meskipun demikian, di tengah keterbatasan pendanaan, ternyata masih ada komunitas yang eksis dalam melaksanakan kegiatan kesastraan di tengah masyarakat.
Baca juga: Kemendikbud Ristek Salurkan Pendanaan untuk Komunitas Sastra
“Keberadaan komunitas sastra ini perlu mendapatkan bantuan dari pemerintah agar dapat mengoptimalkan perannya sebagai tempat dan media kreatif bagi sastrawan dan pegiat sastra dalam memproduksi karya sastra atau menyelenggarakan kegiatan kesastraan. Di samping itu juga, perlu adanya penghargaan bagi para pelaku atau pegiat sastra yang telah mendedikasikan hidupnya untuk menggerakkan, membangun, dan mencipta karya sastra,” Amin, Minggu (19/11).
Menurut Amin, pemerintah perlu membantu para pelaku dan pegiat sastra sebagai bentuk apresiasi atas kegiatan kesastraan yang telah dilakukannya. “Tentu saja, apresiasi ini juga menjadi pemantik pemerintah daerah, lembaga, atau masyarakat setempat untuk dapat lebih menghargai pelaku pegiat sastra yang ada di tengah masyarakat,” beber Amin.
Sehubungan dengan hal itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa pada tahun 2023 menginisiasi rintisan penyaluran Bantuan Pemerintah Bidang Kebahasaan dan Kesastraan: Penguatan Komunitas Sastra.
Baca juga: Borobudur Writers and Cultural Festival Beri Penghormatan untuk Edi Sedyawati
Bantuan ini berupa fasilitasi dan penghargaan sebagai program perdana Bantuan Pemerintah. Mereka mendapatkan bantuan setelah melalui rangkaian seleksi administrasi dan substansi yang ketat dan akuntabel.
Penguatan Komunitas Sastra Tahun Anggaran 2023 Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa melalui Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Kemendikbud Ristek memberikan dana bantuan sebanyak 79 paket bantuan, baik dalam bentuk fasilitasi bagi komunitas sastra maupun penghargaan perseorangan.
Komunitas penerima bantuan tersebut, antara lain Komunitas Forum Lingkar Pena di Jawa Barat, Klub Baca Petra di Nusa Tenggara Timur, Jangkah Nusantara di Yogyakarta, dan Komunitas Mahima di Bali, serta Ruma Kata Sorong di Papua Barat Daya.
“Pemberian bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan peran komunitas sastra sebagai pihak pemroduksi karya, dan dapat menjadi penggerak dan sekaligus penguat dalam membangun karakter bangsa, serta dapat mengembangkan dan meluaskan produk karyanya,” ucapnya.
Pada kesempatan itu, Ketua Komunitas Mahima Kadek Sonia Piscayanti mengungkapkan, sebagai salah satu komunitas sastra yang mendapatkan dana bantuan, ia merasa pemerintah telah memiliki perhatian lebih terhadap perkembangan sastra. Berkat dana sebesar Rp105.340.000 dari pemerintah, Komunitas Mahima pun bisa melakukan pengembangan dan menyelenggarakan Pekan Raya Cipta Karya Mahima terbesar tahun ini.
“Jadi kami sudah berdiri sejak 2008. Pekan Raya Cipta Karya Mahima dilakukan rutin tiap tahun berupa pelatihan dan pertunjukan. Karena kami komunitas organik dan tidak mengandalkan bantuan pemerintah, kita tadinya hanya pakai dana urunan. Dan tahun ini karena kita mendapatkan dana, maka acaranya kita buat besar,” beber Sonia.
Pekan Raya Cipta Karya Mahima tahun ini dilaksanakan pada 17-30 November 2023. Berbagai kegiatan yang diadakan di antaranya alih wahana karya sastra ke pertunjukan wayang dan teater, alih wahana karya sastra ke musikalisasi puisi, workshop alih wahana karya sastra ke film, hingga bedah buku karya sastra Singaraja dan diskusi. Ajang itu diikuti lebih dari 100 peserta dari kategori siswa hingga umum.
“Pekan Raya Cipta Karya merupakan upaya kami dalam memelihara bahasa dan sastra. Karena kami percaya dengan demikian kita bisa memelihara identitas dan dapat membangun dunia di atas bahasa dan sastra. Semoga bantuan bagi komunitas tidak hanya sampai di sini dan terus berkelanjutan,” pungkas Sonia.
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng I Nyoman Wisandika mengungkapkan, salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan ekonomi kreatif di Kabupaten Buleleng ialah dengan memberikan ruang kepada para pegiat ekonomi kreatif untuk mengasah dan memberikan kesempatan tampil agar pegiat tersebut dapat lebih dikenal oleh masyarakat. Dalam hal ini, kolaborasi antara pemerintah, komunitas dan pegiat seni menjadi kuncinya.
“Kolaborasi saat ini sangat diperlukan untuk mencapai tujuan kita bersama, yaitu memajukan Buleleng dengan kolaborasi di bidang apapun, yang tentunya pasti bisa kita laksanakan untuk dapat menciptakan para pegiat-pegiat kreatif baru agar nantinya bersama-sama membawa nama Buleleng dengan baik dan memajukan Buleleng kita tercinta,” kata Nyoman.
(Z-9)
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), menggelar rangkaian kegiatan strategis dalam rangka penguatan literasi dan sastra, serta revitalisasi bahasa daerah di Jawa Tengah.
Aprinus mencontohkan, beberapa karya yang kandungan SARA, yakni pada novel Salah Asuhan yang pada draf awalnya disebut menyinggung ras Barat (Belanda).
Sastra sebagai suatu ekspresi seni berpeluang mempersoalkan berbagai peristiwa di dunia nyata, salah satunya adalah persoalan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Dedikasi Pramoedya Ananta Toer tidak lepas dari berbagai konsekuensi berat, ia harus merasakan pahitnya penjara di tiga rezim berbeda.
Dengan lebih dari 50 karya yang diterjemahkan ke 42 bahasa, Pramoedya Ananta Toer adalah lambang harapan, perlawanan, dan keberanian melawan ketidakadilan.
Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta menggagas Jakarta International Literary Festival (JILF) 2024.
Temukan kata kata estetik penuh makna! Koleksi ungkapan indah, puitis, dan inspiratif untuk jiwa yang mendalam.
Bangun cerita inspiratif! Pelajari struktur narasi yang menggugah, raih hati pembaca, dan sebarkan pesan bermakna melalui alur cerita yang kuat.
Gadis Kretek: Novel Indonesia memikat! Selami kisah cinta, ambisi, dan warisan kretek yang kaya. Baca ulasan lengkapnya sekarang!
Temukan puisi pendek sekolah penuh cinta pendidikan. Ungkapkan rasa, kenangan, dan semangat belajar melalui kata-kata indah.
Alam bercerita! Temukan kisah inspiratif tentang lingkungan, pelajari harmoni alam, dan temukan kekuatan perubahan di sekitarmu.
Temukan novel terbaru 2024! Rekomendasi bacaan menarik dengan cerita unik, karakter kuat, dan petualangan tak terlupakan. Jangan lewatkan!
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved