Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
AHLI nutrisi dari RS Cipto Mangunkusumo Ariek Rahmawati mengatakan pengenalan aneka ragam makanan pada saat anak pertama mengonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI) dapat memenuhi gizi seimbang sesuai kebutuhannya.
"Jadi, anak-anak diharapkan pola makan dan jenis bahan makanannya beraneka ragam jadi tidak hanya satu jenis makanan saja seperti karbohidrat saja, protein saja, atau lemak saja," kata Ariek dalam diskusi kesehatan yang diikuti secara daring, Rabu (8/11).
Ariek menjelaskan pengenalan aneka ragam makanan bisa dimulai sejak anak memasuki masa MPASI yaitu usia 6-11 bulan, dengan proporsi lengkap karbohidrat, protein, sumber lemak dan sayur serta buah bisa ditambahkan namun tidak terlalu banyak.
Baca juga: Stunting Bisa Dicegah Sejak Kehamilan dan MPASI
Untuk komposisi pada setiap kelompok usia, Ariek menjelaskan untuk usia 6-8 bulan diberikan 30% MPASI dan 70% ASI dilanjutkan.
Dalam tahap pengenalan makanan ini, sayur dan buah tidak terlalu dibutuhkan terlalu banyak seperti pada orang dewasa karena kebutuhan serat anak yang sangat berbeda.
Pada usia 9-11 bulan, komposisi MPASI dan ASI seimbang yaitu masing-masing 50%. Dan pada usia 12-23 bulan, komposisi MPASI meningkat 70% dan pemberian ASI masih bisa dilanjutkan sampai anak berusia dua tahun atau 24 bulan.
Baca juga: Ini Tips Agar Anak Bersemangat Makan dari Nikita Willy
Sementara, saat memasuki usia 24 bulan sampai 5 tahun, anak dikenalkan makanan keluarga, dan susu jika direkomendasikan dokter.
Selama pemberian makanan MPASI, nutrisionis lulusan Universitas Brawijaya Malang ini mengatakan penggunaan garam dan gula boleh ditambahkan sebagai penyedap tergantung kebijakan masing-masing orangtua.
"Kalau usia di atas 2 tahun bisa diberikan penyedap alami, kalau tidak ada riwayat alergi bisa dari udang rebon segar, itu satu alternatif penyedap alami anak," tambah Ariek
Selain itu dalam pemberian MPASI protein hewani diutamakan karena lebih mudah terserap tubuh. Namun, bila protein hewani sulit didapat bisa ditambahkan atau diganti dengan protein nabati seperti tahu atau tempe.
Sementara pengenalan buah dan sayur tidak dibutuhkan terlalu banyak karena kebutuhan serat anak berbeda dengan orang dewasa, hanya untuk memenuhi kebutuhan mikronutriennya saja dalam porsi yang tidak terlalu besar.
Selama pengenalan MPASI, Ariek menyarankan untuk menghindari jenis bahan makanan yang keras atau yang mudah menyebabkan tersedak seperti kacang-kacangan dan yang mengandung alergen.
"Dihindari yang membuat tersedak atau choking hazard seperti yang keras, kacang dan alergen, jika anaknya alergi produk susu sapi bisa di hindari sambil manajemen alergennya dilakukan bertahap," ucap Ariek.
Ia juga menambahkan di antara waktu makan diharapkan anak tidak diberikan susu atau teh karena susu bisa menghambat penyerapan zat besi terutama jika berbarengan dengan konsumsi protein hewani. Begitu juga zat dalam teh dapat menghambat penyerapan zat besi.
Jika terus berlanjut maka anak bisa terkena anemia karena kekurangan zat besi.
Snack atau kudapan yang dianjurkan jika ingin diberikan di sela waktu makan adalah yang mempertimbangkan gizi seimbang dan tinggi protein.
Perhatikan pula pola hidup sehat dengan rajin mencuci tangan sebelum makan untuk menghindari anak mudah terserang penyakit, dan imbangi dengan aktivitas fisik untuk cegah anak obesitas. (Ant/Z-1)
Langkah yang dapat dilakukan orangtua dalam mendorong anak supaya terbiasa mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi antara lain melalui pembelajaran dari kebiasaan sehari-hari.
Orangtua dianjurkan untuk menyajikan camilan sehat seperti buah potong segar, jagung rebus, ubi kukus, bola-bola tempe, puding susu tanpa gula tambahan, atau dadar sayur mini.
Orangtua perlu memberikan contoh kepada anak dan menjelaskan pentingnya mengonsumsi makanan yang bergizi.
Instansi pendidikan berperan dalam menyediakan ruang aman bagi anak untuk dapat mengembangkan diri dan meningkatkan pengetahuan.
Meski berguna untuk hal positif seperti belajar jarak jauh, ponsel ini juga kerap menjadi pintu masuk untuk berbagai masalah terkait dengan era digital ini.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Proses menggoreng menghasilkan senyawa berbahaya, termasuk senyawa karsinogenik yang berpotensi meningkatkan risiko kanker jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Pada makanan yang dimasak di rumah, setiap porsinya dapat ditakar sesuai kebutuhan. Hal ini berbeda dengan langsung menggunakan bumbu cepat saji.
Oat dan gandum utuh terbukti secara ilmiah bisa membantu menurunkan kolesterol karena tinggi serat larut yang dapat mengikat kolesterol dalam usus.
Sarapan adalah bagian penting dari rutinitas harian yang tidak boleh dilewatkan, baik oleh anak-anak maupun orang dewasa. Faktanya, sarapan menyumbang sekitar 20% energi harian
Jaja Mihardja mengalami sejumlah penyakit seperti infeksi pernapasan, infeksi ginjal, dan diabetes.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved