Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
GURU Besar Aritimia Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Yoga Yuniadi membagikan cara mudah bagi masyarakat untuk bisa mengecek kesehatan jantung lewat kegiatan bernama Meraba Nadi Sendiri atau Menari.
"Ini satu cara mudah untuk mendeteksi kelainan irama jantung. Caranya dengan menempatkan tiga jari (jari telunjuk, jari tengah, jari manis) ke bagian lengan kita lalu raba pelan saja sampai merasakan detak nadi yang juga detak jantung kita. Kita hitung selama 30 detik ada berapa ketukannya," kata Prof Yoga, Selasa (26/9).
Setelah mendapatkan hasil ketukan selama 30 detik, hasil tersebut perlu dikalikan dengan angka dua agar bisa menemukan jumlah irama detak jantung atau dikenal juga sebagai heart rate yang tepat untuk setiap menitnya.
Baca juga: Daftar kebiasaan untuk menjaga kesehatan jantung
Apabila hasil yang didapatkan berkisar di antara 50-90 ketukan per menit (bpm) dan Anda tidak mengalami keluhan lainnya, itu artinya jantung Anda berada dalam kondisi yang sehat.
Namun, apabila hasil yang didapatkan kurang dari hasil pengukuran ideal yakni 50-90 bpm, artinya kemungkinan ada masalah yang terjadi dengan sistem kerja jantung anda.
"Misalnya ada yang dapat cuma 40 bpm atau terlalu lambat disebut juga bradikardia atau ada juga yang setelah dihitung dia dapat 120 bpm atau terlalu cepat artinya ada yang salah tuh. Karena denyutan yang benar tidak seperti itu," ujarnya.
Baca juga: Rutin Medical Check-Up Bisa Tekan Risiko Penyakit Jantung
Indikator penting lainnya dari metode Menari yang perlu dipahami ialah pola ketukan yang dirasakan.
Dokter yang juga anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki) itu menyebutkan idealnya ketukan yang dihasilkan oleh jantung yang sehat biasanya akan stabil dan memiliki kekuatan yang cenderung kuat.
"Kalau misalnya saat diraba itu ada yang kuat dan ada yang lemah, bisa jadi itu ada masalah seperti penyakit Fibrilasi Atrium," kata Prof Yoga.
Apabila mengalami dua hal yaitu detak jantung yang tidak stabil serta memiliki hasil pengukuran detak jantung kurang atau melebihi batas ideal, ada baiknya segera berkonsultasi dengan tenaga medis.
Deteksi dini kesehatan jantung menjadi penting dilakukan mengingat di Indonesia penyakit jantung menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun
Setidaknya, 15 dari 1.000 orang atau terdapat 4,2 juta orang yang menderita penyakit kardiovaskular dan 2.784.064 di antaranya menderita penyakit jantung.
Agar hal itu dapat dicegah, penting masyarakat secara sadar memahami deteksi dini jantung salah satunya dengan Menari. (Ant/Z-1)
Selain harus berjuang dengan penyakitnya, penderita diabetes juga ternyata mengalami rasa kesepian yang luar biasa.
Saat ini terdapat 160 kasus Multiple Sclerosis di Indonesia pada 2020, sementara prevalensi MS di Indonesia diperkirakan antara 1-5 penyintas per 100.000 penduduk.
MiR-23a memengaruhi gen FOXO3a yang berperan penting mengatur pertumbuhan sel dan melindunginya dari kerusakan.
Risiko zoonosis penyakit yang menular dari hewan ke manusia dari kelelawar sangat nyata.
saat ini dunia sedang memberikan perhatian serius pada virus Lujo (LUJV) dan virus Oropouche (OROV). Untuk itu, pemerintah dan masyarakat perlu mewaspadai hal ini.
Segala sesuatu yang merusak jantung juga bisa menimbulkan masalah hati, seperti virus, konsumsi alkohol, dan kelebihan berat badan.
Jika tidak terdeteksi sejak dini, gagal jantung dapat memicu komplikasi yang serius, bahkan menyebabkan kematian.
Universitas Johns Hopkins mengembangkan model AI yang mampu memprediksi risiko kematian jantung mendadak lebih akurat.
Faktor risiko penyakit jantung pada populasi dewasa muda sama dengan mereka yang berusia lebih tua, yaitu obesitas, merokok, diabetes atau kadar gula darah tinggi,
Teknologi AI dan digital sangat penting untuk menutup kesenjangan layanan jantung di Indonesia
Cara tidur seseorang dapat menjadi sinyal awal adanya masalah pada jantung.
belum adanya dokter jantung di daerah tertentu di Indonesia serta belum lengkapnya fasilitas diagnostik penyakit jantung yang baik menyebabkan keterlambatan dalam diagnosis dan pengobatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved