Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DOKTER spesialis anak lulusan Universitas Sebelas Maret Surakarta Wahyu Kusuma Wardhani meminta orangtua menjadwal waktu makan anak untuk mengenalkan konsep rasa lapar dan kenyang sehingga dapat mencegah kasus obesitas.
"Untuk mencegah obesitas pada anak ada yang namanya feeding rules, nutrisi anak harus diatur. Anak-anak harus mendapatkan kebutuhan karbohidrat, lemak, dan protein yang cukup karena mereka masih memiliki proses perkembangan dan pertumbuhan yang penting di fase hidupnya dan itu semua butuh energi," kata dokter yang akrab disapa Dhani itu, dikutip Minggu (17/9).
Penjadwalan waktu makan yang dimaksud tidak hanya menjadwalkan waktu makan besar dan waktu kudapan tapi juga mengatur komposisi dari bahan-bahan makanan yang diberikan.
Baca juga: Jalan Kaki Paling Ideal untuk Turunkan Berat Badan Penderita Obesitas
Dengan penjadwalan yang tepat makan, rutinitas dan kebiasaan anak akan terbentuk sehingga anak mengenal dengan baik konsep rasa lapar dan rasa kenyang sehingga ia tidak akan makan berlebihan.
Dhani, lebih lanjut, menyarankan untuk pembagian waktu makan ada baiknya orangtua menyiapkan tiga kali waktu makan dalam satu hari dengan masing-masing sesi makan dibatasi maksimal 30 menit.
Sementara untuk waktu kudapan atau snack, bisa disiapkan sebanyak dua kali dalam satu hari dan disarankan kudapan yang diberikan berupa produk segar seperti buah-buahan dan bukannya produk kemasan.
Baca juga: Tata Laksana Anak Obesitas, Ganti Cemilannya
Dokter yang juga tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu menyebutkan untuk komposisi makanan yang baik bagi anak mencegah obesitas terdiri dari 50% karbohidrat, dengan komposisi lemak dan protein disesuaikan dengan usia anak.
Untuk lemak, bagi anak di bawah dua tahun dengan berat badan ideal, porsi lemak yang disajikan maksimal 50% dari total kalori harian untuk membantu penyerapan vitamin A,D,E, K.
Sementara, untuk anak di atas dua tahun, disarankan mendapatkan porsi lemak sebesar sepertiga atau 25%-35% dari total kalori harian dengan sumber lemak yang disarankan merupakan lemak nabati.
Untuk protein, berdasarkan angka kecukupan gizi dari Kemenkes, setiap harinya untuk anak berusia 0-6 bulan wajib mendapatkan protein sebesar 12 gram per hari, usia 7-11 bulan 18 gram per hari, usia 1-3 tahun 26 gram per hari, usia 4-6 tahun 35 gram per hari, dan usia 7-9 tahun 49 gram per hari.
Selama menerapkan penjadwalan waktu makan ini, orangtua juga ada baiknya menciptakan situasi makan yang menyenangkan dan tidak memaksa anak sehingga anak bisa makan dan menyerap gizi dengan optimal.
"Nah, orangtua juga perlu menemani anaknya, selain menemani makan agar lebih menyenangkan. Orangtua juga perlu menyiapkan aktivitas yang aktif seperti bermain dan mendampingi anak sehingga obesitas pada anak bisa dicegah," tutup Dhani. (Ant/Z-1)
Tidak hanya menyenangkan, bermain juga diakui sebagai sarana penting untuk menumbuhkan berbagai keterampilan hidup yang esensial.
Langkah yang dapat dilakukan orangtua dalam mendorong anak supaya terbiasa mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi antara lain melalui pembelajaran dari kebiasaan sehari-hari.
Kebiasaan makan bergizi seimbang beragam dan aman pada anak bukan semata tentang apa yang disajikan, namun juga penanaman nilai gizi secara konsisten dalam keluarga.
Orangtua dianjurkan untuk menyajikan camilan sehat seperti buah potong segar, jagung rebus, ubi kukus, bola-bola tempe, puding susu tanpa gula tambahan, atau dadar sayur mini.
Pertanian tetap menjadi sektor terbesar untuk pekerja anak, menyumbang 61% dari semua kasus, diikuti oleh jasa (27%), seperti pekerjaan rumah tangga.
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Gita Kamath mengatakan bidan merupakan inti dari sistem perawatan kesehatan primer, terutama bagi perempuan dan anak perempuan.
Orangtua perlu memberikan contoh kepada anak dan menjelaskan pentingnya mengonsumsi makanan yang bergizi.
Instansi pendidikan berperan dalam menyediakan ruang aman bagi anak untuk dapat mengembangkan diri dan meningkatkan pengetahuan.
Meski berguna untuk hal positif seperti belajar jarak jauh, ponsel ini juga kerap menjadi pintu masuk untuk berbagai masalah terkait dengan era digital ini.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved