Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
PSIKOLOG dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengingatkan masalah makan pada anak juga bisa diakibatkan dari pola makan yang orangtua terapkan sehari-hari pada si kecil.
"Praktik orangtua dalam memberi makan, orangtua yang juga memiliki feeding difficulties, atau sering menggunakan makanan sebagai hadiah atau hukuman dapat berkontribusi pada kebiasaan pilih-pilih makanan atau picky eaters pada anak," jelas Vera, dikutip Kamis (3/8).
Selain itu, Vera menjelaskan pemberian variasi menu makanan yang terbatas juga menyebabkan anak memiliki masalah sulit makan. Padahal, makanan bervariasi dengan ragam rasa dan tekstur penting diajarkan sejak dini untuk mengembangkan penerimaan makanan.
Baca juga : Perbaikan Jadwal Makan Bisa Atasi Anak Susah Makan
"Lingkungan makanan di rumah termasuk ketersediaan makanan yang berbeda dan kebiasaan makan anggota keluarga, dapat mempengaruhi pilihan dan preferensi makanan anak," ungkap Vera.
Vera lalu menambahkan jika anak memiliki pengalaman negatif dengan makanan tertentu, mereka mungkin tidak menyukai makanan itu dan ragu mencobanya lagi.
Faktor emosional lain, seperti stress, perubahan rutinitas, atau kecemasan juga bisa mempengaruhi nafsu makan dan keinginan anak mencoba makanan baru, yang berujung memicu anak susah makan.
Baca juga : Orangtua Diingatkan untuk Menerapkan Makan Terjadwal pada Anak
Di sisi lain, dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Muliaman Mansyur menyatakan masalah makan (feeding difficulties) sendiri memiliki bentuk, jenis, dan gejala yang bermacam-macam.
"Misalnya ada anak seperti anak tidak atau kurang nafsu makan, anak yang pilih-pilih jenis makan, dan anak yang maunya jenis makanan tertentu (picky eaters), anak yang tidak mau makan sama sekali atau makannya sedikit, anak yang tidak bisa menelan makanan karena berbagai sebab," kata Muliaman.
"Penyebab masalah makan sendiri disebutkan memang paling banyak karena faktor psikologis, pola asuh, ataupun karena makanan itu sendiri. Hal ini tidak bisa diabaikan begitu saja tetapi harus diperhatikan red flags karena gangguan organik seperti anak sakit, demam, gusi bengkak, sakit menelan, mual muntah, dan gangguan saluran cerna serta penyakit lain seperti gangguan motorik dan sensorik di area mulut sampai ke pencernaan," sambungnya.
Baca juga : Masalah Makan Sebabkan Gangguan Tumbuh Kembang Anak
Muliaman mengatakan, masalah makan ini harus diatasi dengan mengobati masalah organisnya, psikologis, dan nutrisi anak agar tumbuh kembang sang buah hati bisa tetap optimal. (Ant/Z-1)
Anak-anak yang belum bisa berkomunikasi dengan baik perlu selalu didampingi saat bermain sendiri maupun bersama teman-temannya.
Sebelum anak dilepas bermain di luar, orangtua diminta memulai dengan pengawasan hingga pemantauan di awal.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Menurut Director Learning Development JMAkademi, Coach A Ricky Suroso, orangtua perlu membekali anak-anaknya di usia golden untuk tangguh dalam karakter dan punya daya juang tinggi.
Konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas serta memicu diabetes dan gangguan kesehatan jantung.
FENOMENA masalah komunikasi antara orangtua dan anak sudah terjadi sejak lama, dan bukan menjadi hal yang asing lagi.
Kebiasaan bermain dan melihat konten menggunakan gawai bisa membuat anak susah memusatkan perhatian dan menyebabkan penurunan kemampuan sensorik anak.
Kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi bisa meningkatkan risiko terkena diabetes melitus tipe 2.
GAMBAR Prabowo Subianto dan Joko Widodo yang sedang duduk bersama di tempat makan menjadi salah satu bingkai yang dipajang di bagian depan.
Makan terlalu malam atau saat tubuh bersiap untuk istirahat dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas, tekanan darah tinggi, resistensi insulin, dan gangguan metabolisme lainnya.
PENGEBOMAN Israel di Jalur Gaza terus berlanjut pada hari pertama hari raya Idul Fitri. Beberapa serangan udara pada Minggu dini hari waktu setempat menewaskan puluhan orang.
Makan terlalu banyak juga dapat mengganggu sistem pencernaan kita, menyebabkan perut kembung, indigestion dan juga masalah reflux gastroesofagfeal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved