Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PAKAR Gastrohepatologi dari Fakultas Universitas Indonesia Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo Prof Badriul Hegar menyebut masalah makan pada anak perlu menjadi perhatian karena dapat berdampak pada terganggunya pertumbuhan.
"Konsumsi zat nutrisi yang tidak optimal, perkembangan juga terganggu, dan mempengaruhi emosinya," ungkap Hegar, dikutip Sabtu (29/7).
Lebih lanjut, Hegar menjelaskan kejadian masalah makan pada anak juga bervariasi, tergantung dari istilah dan umur si kecil. Namun, 20% hingga 70% masalah makan dialami oleh anak berusia di bawah 5 tahun.
Baca juga: Ingin Anak Mandiri? Jangan Suapi Anak yang Sudah Bisa Makan Sendiri
Masalah makan sendiri bisa disebabkan faktor lingkungan, perilaku atau psikologi anak atau bisa juga disebabkan gangguan organik seperti gangguan saluran cerna.
Beberapa gangguan pencernaan yang menyebabkan ketidaknyamanan anak saat makan dan membuat anak enggan makan yakni diare, muntah, sakit perut, demam, gastroesophageal reflux disease (GERD), intoleransi laktosa, atau gangguan gastrointestinal lainnya.
Selain memengaruhi nafsu makan anak, gangguan-gangguan tersebut juga dapat membuat kesan tidak menyenangkan pada anak sehingga anak memiliki rasa takut ketika makan.
Baca juga: Orangtua Diingatkan Perhatikan Komposisi Gizi Bekal Anak
"Meskipun sebagian besar disebabkan non organik, sebagai dokter dan orangtua perlu mewaspadai adanya gejala penyakit organik pada 20%-30% anak dengan masalah makan," terang Hegar.
Beberapa kelainan organik yang menyebabkan masalah makan pada anak terbagi menjadi tiga macam. Pertama, gangguan saluran cerna penyakit refluks gastroesofagus (PRGE), kolik infantil, dan infeksi saluran cerna.
Kedua, alergi makanan terutama terhadap protein susu sapi, atau bahan makanan lainnya seperti gluten pada penyakit seliak. Ketiga, gangguan perkembangan motorik dan sensorik juga memengaruhi kemauan makan, kesulitan mengunyah dan menelan makanan.
"Sebaiknya secara berkala kita mengevaluasi kemungkinan adanya kelainan organik pada anak yang belum memberikan respon terhadap tata laksana yang diberikan, minimal setiap 3 bulan," papar Hegar.
"Tidak jarang kelainan organ yang tidak tertata laksana dengan maksimal, menyebabkan trauma anak terhadap makanan, sehingga meski kelainan organik telah teratasi, anak tetap mengalami masalah makan, menolak makanan yang diberikan," lanjutnya.
Anak yang susah makan berisiko mengalami malnutrisi yang berdampak pada tumbuh kembangnya termasuk melemahnya sistem imunitas.
Akibatnya, anak mudah terinfeksi dan memperburuk malnutrisi. Malnutrisi juga dapat menyebabkan pertumbuhan otak tidak optimal sehingga daya pikir pada anak lebih lambat.
Dokter Tumbuh Kembang Anak RSCM Bernie Endyarni Medise menjelaskan agar terhindar dari risiko malnutrisi, beberapa hal harus diperhatikan orangtua terkait pola makan anak.
"Anak dapat mengalami malnutrisi yang ringan hingga masalah makan yang sangat ekstrem dan menyebabkan defisiensi gizi yang signifikan. Defisiensi gizi akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, pertumbuhan fisik, fungsi kognitif otak, motorik, fungsi fisiologis dan perubahan respon imun," ucap Bernie.
"Hal yang paling penting dilakukan orang tua dalam situasi ini adalah segera berkonsultasi dengan dokter, jadi bisa ditentukan prioritas penanganan dan tata laksananya," imbuhnya.
Dalam beberapa kasus, anak dengan masalah makan akan mengalami pertumbuhan lambat atau gagal, karena defisiensi nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal dan normal sesuai usianya.
Anak yang mengalami masalah makan dapat terpengaruh juga perkembangan kognitifnya sehingga kesulitan dalam berkonsentrasi, daya ingat lemah, dan kemampuan kognitif lainnya.
"Untuk mendukung tumbuh kembang optimal serta mencapai berat badan anak yang sehat, orangtua berperan penting untuk memperhatikan pola makan pada anak serta variasi makanan yang akan sajikan kepada anak," kata Bernie.
Terakhir, Bernie menyampaikan, hal lain yang paling penting dilakukan orangtua adalah segera berkonsultasi dengan dokter, sebab, masalah ini bisa jadi bagian dari masalah lain yang lebih besar sehingga anak terancam mengalami malnutrisi atau defisiensi nutrisi yang berdampak pada tumbuh kembang mereka. (Ant/Z-1)
Peringatan Hari Anak Nasional merupakan bentuk nyata dari penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki peran strategis.
Pengawasan orangtua kepada anak saat mengakses gadget dibutuhkan agar anak bisa memahami batasan akses ke jenis-jenis konten yang sesuai untuk usia mereka.
Stimulasi sensorik sendiri melibatkan penggunaan panca indra anak mulai dari penglihatan hingga sentuhan sehingga anak bisa memahami dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Anak yang terpapar lagu-lagu dari lingkungannya perlu bimbingan orangtua untuk mengarahkan referensi musik yang lebih sesuai kepada anak dan menikmatinya bersama.
Kesulitan meregulasi emosi dan impulsivitas bisa menjadi salah satu faktor seorang anak dalam kenakalan yang akhirnya berujung pada tindak kriminal.
Tinggi badan anak dari keluarga perokok lebih pendek 0,34 cm dibanding anak dari keluarga tidak merokok.
Ternyata kebiasaan mengakses gadget ini malah membuat pola makan anak menjadi tidak teratur, anak cenderung tidak menyadari rasa lapar.
Kebiasaan bermain dan melihat konten menggunakan gawai bisa membuat anak susah memusatkan perhatian dan menyebabkan penurunan kemampuan sensorik anak.
Kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi bisa meningkatkan risiko terkena diabetes melitus tipe 2.
GAMBAR Prabowo Subianto dan Joko Widodo yang sedang duduk bersama di tempat makan menjadi salah satu bingkai yang dipajang di bagian depan.
Makan terlalu malam atau saat tubuh bersiap untuk istirahat dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas, tekanan darah tinggi, resistensi insulin, dan gangguan metabolisme lainnya.
PENGEBOMAN Israel di Jalur Gaza terus berlanjut pada hari pertama hari raya Idul Fitri. Beberapa serangan udara pada Minggu dini hari waktu setempat menewaskan puluhan orang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved