Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
DOKTER bidang nutrisi dan penyakit metabolik ilmu kesehatan anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak RS Cipto Mangunkusumo, Prof Damayanti Rusli Sjarif, mengatakan cara mengatasi anak yang susah makan adalah dengan memperbaiki pola jadwal makannya sejak masih ASI.
"Jadi anak itu ada lapar dan kenyang, itu yang kita betulkan. Dan begitu sudah diatasi itu, sudah bagus," kata Damayanti, dikutip Jumat (17/11).
Ia juga menjelaskan anak sulit makan ada beberapa macam, yaitu anak yang hanya mau makan makanan tertentu saja atau picky eater dan ada juga yang selected eater yaitu tidak suka bentuk makanan apapun.
Baca juga: Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan, Serupa tapi Tak Sama
Namun, orangtua tetap harus memenuhi empat jenis makanan yaitu karbohidrat, sumber protein hewani, sayur, dan buah.
Damayanti mengatakan, sekitar 87% batita memiliki masalah sulit makan karena tidak mengetahui pola makan yang benar.
Dokter lulusan Universitas Indonesia ini mengatakan mengatur pola makan harus dilakukan sejak bayi masih mengonsumsi ASI dan melihat tanda lapar anak.
Baca juga: Ini Beda Demam Biasa dengan Demam Tifoid
Seorang ibu perlu tahu kebiasaan lapar bayi yang biasanya berkisar 1,5 jam hingga 2 jam. Ibu yang responsif terhadap sinyal lapar anak akan menciptakan hubungan yang kuat dan akan menumbuhkan perasaan kepercayaan dasar (basic trust) anak bahwa ada yang menyadari tanda laparnya.
Di situlah anak akan melihat keteraturan yang dibangun sang ibu dan menemukan pola lapar dan kenyangnya.
Hal ini juga berlaku ketika anak sudah memasuki masa MPASI atau makanan pendamping ASI. Idealnya pola makan anak yang memasuki MPASI adalah 3 kali makan utama, 2 kali cemilan, dan 3 kali ASI.
"Nah, di situ nanti dia melihat keteraturan. Nanti anaknya semakin besar, kan lambungnya juga semakin besar. Dia makan minumnya semakin cepat, ibunya juga semakin tahu, saat laparnya dia bisa minum ASI lebih banyak, sehingga laparnya lebih panjang, kalau itu tidak diperhatikan ya berantakan semua," ucapnya.
Pola makan yang teratur ini juga perlu diterapkan ketika anak harus diasuh orang lain selain orangtuanya.
Setiap makan, kata Damayanti, juga harus ada komunikasi dan interaksi yang bisa meningkatkan bonding orangtua, terutama ibu, kepada anaknya sehingga anak terstimulasi dengan baik.
Perkenalan makanan pada anak juga harus didasari dengan apa yang keluarga makan sehingga anak tidak pilih-pilih makanan, tentunya dengan tekstur yang disesuaikan dengan fase pertumbuhan.
Damayanti juga mengatakan makanan MPASI anak juga perlu bumbu-bumbu agar meningkatkan selera makannya.
Namun, jika orangtua menemukan anak kesulitan untuk kenal makanan baru hingga mengubah perilakunya, sebaiknya konsultasikan ke psikiatri untuk diobservasi.
Selain mengatur jam makan yang baik, pola tidur anak juga perlu diperhatikan agar pertumbuhannya juga baik dan tidak terganggu. Terlalu banyak tidur siang akan mengganggu jam makannya dan utamakan tidur malam karena di pukul 23.00 hingga pukul 02.00, hormon pertumbuhan bekerja.
"Kalau jamnya makan, dibangunin. Sehingga dia nanti lama-lama bergeser tidurnya ke malam. Karena banyak sekali akhirnya tidurnya siangnya banyak, terus malamnya dia bergadang, nggak dapet tuh hormon pertumbuhannya nanti," ucap Damayanti.
Untuk anak usia 0-2 tahun idealnya jam 8 malam sudah masuk kamar untuk bersiap tidur tanpa gadget, agar mendapatkan tidur yang nyenyak dimana jam hormon pertumbuhan bekerja. (Ant/Z-1)
Anak-anak yang belum bisa berkomunikasi dengan baik perlu selalu didampingi saat bermain sendiri maupun bersama teman-temannya.
Sebelum anak dilepas bermain di luar, orangtua diminta memulai dengan pengawasan hingga pemantauan di awal.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Menurut Director Learning Development JMAkademi, Coach A Ricky Suroso, orangtua perlu membekali anak-anaknya di usia golden untuk tangguh dalam karakter dan punya daya juang tinggi.
Konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas serta memicu diabetes dan gangguan kesehatan jantung.
FENOMENA masalah komunikasi antara orangtua dan anak sudah terjadi sejak lama, dan bukan menjadi hal yang asing lagi.
Selain dukungan dalam bentuk kebijakan, efektivitas sistem perlindungan perempuan dan anak sangat membutuhkan political will dari para pemangku kepentingan.
Ringgo Agus Rahman mengaku belum ada hal yang dapat ia banggakan pada anak-anaknya untuk ditinggalkan.
PENGUATAN langkah koordinasi dan sinergi antarpara pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah serta masyarakat harus mampu melahirkan gerakan antikekerasan.
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved