Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BANYAK orangtua yang khawatir begitu mengetahui anak mereka mengalami demam selama berhari-hari dan langsung berpikir demamnya disebabkan karena tifoid. Namun, dokter spesialis anak dan Ketua Pencegahan Infeksi dan Kontrol di RS Cipto Mangunkusumo Ari Prayitno mengatakan jika demam tidak lebih dari satu minggu, kemungkinan besar itu bukan demam tifoid.
"Pertama jangan pikirkan demam tifoid kalau demamnya masih di bawah 1 minggu. Kemungkinannya banyak demam di bawah satu minggu, ada radang tenggorokan, radang di saluran kemih, radang di telinga tengah, dan saluran cerna," ucap Ari, dikutip Kamis (16/11).
Ari mengatakan demam tifoid biasanya berlangsung lebih dari satu minggu dengan adanya gejala di saluran cerna seperti muntah, mencret, buang air besar susah dan jarang.
Baca juga: Ini Ciri Khas Demam pada DBD
Selain itu, jika anak sudah masuk usia sekolah dengan sering makan di luar meskipun kebersihan di rumah terjaga, baru bisa dikerucutkan mengarah ke demam tifoid.
Hal itu juga perlu dipastikan dengan pemeriksaan ke dokter dan pemeriksaan serologi, baik widal atau tubeks dengan mendeteksi salmonela melalui laboratorium. Sampel pemeriksaan tersebut diambil melalui darah, urine, atau sumsum tulang.
Selain itu, Ari juga mengatakan untuk memperhatikan pola demam anak. Di minggu pertama, umumnya demam akan naik dan turun, namun cenderung meningkat bertahap. Hal tersebut bisa terjadi sampai awal minggu kedua, yang relatif turun. Namun di minggu ketiga bisa timbul komplikasi jika memang ditemukan adanya tifoid dalam pemeriksaan laboratorium atau riwayat keluarga yang didiagnosis tifoid.
Baca juga: Ini Jumlah Demam Anak yang Masih Dianggap Wajar
"Kalau mau periksa serologi baik widal maupun tubeks itu dilakukan jika ada curiga tidak ada perubahan demam dalam enam hari dengan pengobatan biasa, begitu menginjak hari ketujuh bisa periksa serologi," katanya.
Ari mengkhawatirkan jika demam tifoid terlalu dini didiagnosis, akan terjadi over treatment atau pengobatan yang berlebihan. Biasanya dokter akan memberi obat dengan jenis kloramfenikol yang jika tidak hati-hati dalam pemberiannya, akan menimbulkan efek samping.
Pada pasien demam tifoid, Ari menyarankan untuk mengonsumsi makanan yang mudah dicerna dan tidak membutuhkan kontraksi usus yang kuat.
Selain itu, saat demam, fungsi metabolisme tubuh juga akan terganggu sehingga perlu makanan yang mudah diserap tubuh.
Ia juga menambahkan untuk banyak mengonsumsi air agar tidak sulit buang air besar namun juga perlu diperhatikan jangan sampai terjadi diare.
"Jangan juga makanan yang memadatkan masa tinja nanti akan susah untuk mereka yang konstipasi, prinsipnya kurangi makanan berserat dan berlemak terutama masih demam, banyak konsumsi air minum jangan sampai kurang tapi juga jangan sampe diare," pungkas Ari. (Ant/Z-1)
MiR-23a memengaruhi gen FOXO3a yang berperan penting mengatur pertumbuhan sel dan melindunginya dari kerusakan.
Risiko zoonosis penyakit yang menular dari hewan ke manusia dari kelelawar sangat nyata.
saat ini dunia sedang memberikan perhatian serius pada virus Lujo (LUJV) dan virus Oropouche (OROV). Untuk itu, pemerintah dan masyarakat perlu mewaspadai hal ini.
Segala sesuatu yang merusak jantung juga bisa menimbulkan masalah hati, seperti virus, konsumsi alkohol, dan kelebihan berat badan.
Gagal ginjal kini tidak lagi menjadi ancaman eksklusif bagi usia lanjut. Tren terbaru di tahun 2025 menunjukkan lonjakan signifikan kasus gagal ginjal pada remaja dan dewasa muda.
BANYAK penyakit akibat kerja saat ini tetapi belum dilaporkan. Karenanya, RS Umum Pekerja diharapkan menjadi menjalankan pelayanan yang cepat, inklusif, dan profesional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved