Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DI era kemajuan teknologi seperti saat ini, anak-anak banyak menghabiskan waktunya memainkan gawai sehingga orangtua perlu memperhatikan tanda-tanda kecanduan gawai dan dampak yang dihasilkannya.
Menurut riset yang dilakukan Common Sense Media, dikutip dari Hindustan Times, Rabu (12/7), anak-anak berusia 8 hingga 12 tahun menghabiskan waktu 5,5 jam per hari untuk memainkan gawai.
"Anak-anak tumbuh dan hidup dikelilingi oleh banyak perangkat digital, yang merupakan bagian integral dari kehidupan sehari-hari mereka, mulai dari ponsel pintar, tablet, laptop, hingga konsol gim. Risiko potensial berkaitan dengan waktu di depan layar yang berlebihan pada anak-anak," kata psikolog dan aktivis kesehatan mental, Arvind Otta.
Baca juga: Pentingnya Kenali Tanda-Tanda Keterlambatan Bicara pada Anak Usia Dini
Otta menambahkan anak-anak yang berusia 6 tahun ke atas harus membatasi waktu memainkan gawai tidak lebih dari 2 jam per hari. Jika melebihi ketentuan tersebut akan berbahaya bagi proses perkembangan anak.
Cahaya biru yang dihasilkan oleh layar gawai dapat mempengaruhi produksi hormon melatonin yang mengatur pola tidur. Oleh karena itu, jika sering terpapar cahaya layar berdampak pada terganggunya pola tidur, berkurangnya kualitas tidur, dan menyebabkan kelelahan saat siang hari.
Lebih lanjut Otta menjelaskan, kekurangan tidur menyebabkan risiko iritasi, kesulitan berkonsentrasi, masalah ingatan, pengaturan suasana hati, dan lainnya.
Baca juga: Kiat Menyiapkan Anak Jelang Hari Pertama Masuk PAUD
Otta menyebutkan tanda-tanda anak mengalami kecanduan bermain gawai antara lain mulai mengganggu aktivitas sehari-hari seperti mengerjakan PR, aktivitas di luar ruangan, dan aktivitas kreatif lainnya.
Selain itu, keadaan emosional dan perilaku anak-anak mengalami perubahan.
Jika terpapar oleh konten agresif atau tidak layak untuk umurnya, akan menyebabkan anak-anak berperilaku kasar atau mudah cemas serta dapat menurunkan kognitifnya yang berdampak pada performa akademik di sekolah.
Otta memberikan beberapa kiat untuk mengatur waktu penggunaan gawai oleh anak agar mencegah timbulnya kecanduan.
Orangtua perlu membuat aturan jelas dan mengatur batas waktu yang diizinkan untuk anak dalam mengakses gawainya. Orangtua dapat membantu memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang konsekuensi penggunaan gawai secara berlebihan. Hal tersebut dapat membantu anak-anak memahami pentingnya membuat batasan dengan penggunaan platform digital.
Cara lain yang bisa diterapkan yaitu membuat zona bebas gawai di rumah contohnya di ruang belajar, ruang makan, atau kamar tidur. Membuat zona bebas gawai dapat mengalihkan anak-anak dari gawainya.
Ketika anak tengah memainkan gawai, sebaiknya orangtua perlu menemani karena dapat membantu mengembangkan ikatan hubungan antara orangtua dan anak.
Mengajak anak untuk melakukan aktivitas fisik dan permainan kreatif juga merupakan langkah efektif untuk mengurangi waktu penggunaan gawai karena selain dapat melatih fisik mereka, kegiatan tersebut juga berdampak positif pada kemampuan kognitif anak.
"Secara rutin mengawasi penggunaan media digital pada anak merupakan hal penting untuk menjaga kesejahteraannya. Orangtua dapat segera melakukan intervensi jika mereka menemukan masalah dan tetap mengetahui tentang aktivitas daring anak mereka demi melindunginya dari potensi bahaya," pungkas Otta. (Ant/Z-1)
Studi menunjukkan semakin banyak waktu yang dihabiskan remaja di media sosial, semakin besar kemungkinan mereka mengalami perundungan terkait berat badan.
Hasil survei baru menunjukkan banyak orangtua merasa stres saat menghadapi waktu makan anak-anak mereka.
Survei Ohio State University Wexner Medical Center menemukan sekitar 66% dari 1.005 orangtua merasa tuntutan menjadi orangtua membuat mereka merasa kesepian.
Untuk mencegah perilaku tantrum pada anak, perlu diterapkan komunikasi yang baik sejak dini dan orangtua harus menjadi contoh yang baik pada anak.
Yuks mengenal lebih dekat apa itu helicopter parenting dan dampaknya.
alah satu alasan anak mengalami tantrum yakni kesulitan mengekspresikan keinginannya
Menciptakan kedekatan dengan anak menjadi hal penting bagi para orangtua. Upaya mendekatkan diri dengan anak bisa dilakukan dengan berbagai cara.
Kondisi remaja dan anak sekarang dengan gadget/gawai, mereka banyak bersosialisasi sendiri, merasa aktif sendiri, dan tidak bisa menerima lingkungannya dengan baik.
Jika anak tidak boleh memegang handphone, orangtuanya juga harus begitu, harus sama perlakuannya. Jangan anaknya diharuskan begini, tapi orangtuanya begitu.
Gangguan pada perkembangan fisik anak usia dini menjadi salah satu hal yang bisa terjadi akibat screen time berlebihan
"Kami menemukan bahwa anak-anak yang bermain gawai (tab) menjadi lebih mudah marah dan frustasi."
Studi menunjukkan bahwa screen time/waktu layar untuk anak-anak kecil melonjak dari hanya lima menit sehari pada tahun 2020 menjadi 55 menit sehari pada tahun 2022.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved