Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
MEMASUKI usia 3 tahun ke atas bagi si kecil akan memiliki milestone penting dalam perkembangannya.
Pada fase pertumbuhanini ada berbagai hal baru yang akan dialami anak. Salah satunya ketika momen pertama anak menginjakkan kaki ke sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau Taman Kanak-kanak (TK).
Bagi orangtua, hari pertama anak bersekolah adalah momen berharga yang bisa menimbulkan kecemasan atau kekhawatiran tentang pengalaman yang akan dialami anak di sekolah.
Anak Pertama Masuk Sekolah, 63% Bunda Cemas
Sebuah survei menunjukkan bahwa 63%, bunda mengalami kecemasan dan stres pada hari pertama anak masuk sekolah.
Baca juga: Ayah Bunda, Yuk Dukung Pembentukan Kemampuan Fondasi pada Anak Usia Dini
Sebab, melihat anak memasuki lingkungan dan fase pertumbuhan baru sering membuat orangtua bertanya-tanya pertama, apakah si kecil sudah siap beradaptasi dengan lingkungan baru.
Kedua, bisakah mengikuti pelajaran dengan baik dan berprestasi di sekolah, ketiga bisakah si kecil melakukan semuanya sendiri, dan keempat, cukupkah kebutuhan nutrisinya untuk dukung aktivitasnya dan sebagainya.
Orangtua Cemas adalah Normal
Sangat normal bagi orangtua untuk mengalami masa transisi yang sulit dan menegangkan ketika anak usia dini mulai masuk bangku sekolah.
Namun, orangtua harus ingat bahwa mereka tidak bisa mengontrol pengalaman-pengalaman baru yang akan dialami anak mereka di sekolah.
Sehingga yang bisa dilakukan hanya bagaimana merespons hal tersebut dan fokus mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan anak, termasuk untuk terus memastikan nutrisinya terpenuhi agar anak memiliki fondasi yang kuat untuk dapat belajar hal-hal dengan optimal dan siap berprestasi di sekolah.
Baca juga: Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan
Karena, nutrisi yang baik merupakan faktor kunci dalam kesiapan fisik, kesehatan dan perkembangan otak anak dalam membantu mereka menerima pelajaran dengan baik di sekolah.
Anak Usia 3 Tahun ke Atas Butuhkan Nutrisi Tinggi
Pakar Gizi Klinik dan Presiden Indonesian Nutrition Association (INA), Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK(K)mengatakan, “Anak usia 3 tahun ke atas memiliki kebutuhan nutrisi yang relatif tinggi karena masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat dan sangat aktif, mulai dari kemampuan bahasa, kognitif, motorik, hingga sosial dan emosionalnya."
"Untuk itu, nutrisi masih sangat berperan penting untuk mendukung tumbuh kembang anak, terutama dalam mengoptimalkan perkembangan kognitifnya," jelasnya.
Baca juga: Nutrisi yang Tepat Dukung Perkembangan Optimal Anak Hingga Pra-Sekolah
Sebab, menurut dr.Luciana, sebanyak 90% perkembangan otak terjadi pada usia 5 tahun di mana tidak ada periode lain dalam kehidupannya yang memiliki dampak yang lebih besar.
"Oleh karena itu, kualitas nutrisi yang diberikan pada masa-masa ini sangat penting, karena otak membutuhkan beberapa nutrisi yang tepat dan seimbang, seperti Omega 3 (DHA), Omega 6, dan Zat Besi, memiliki peran penting dalam menunjang perkembangan kognitif anak untuk siapkan prestasi,” terangnya.
Prestasi anak di sekolah tidak terlepas dari dukungan dan peran orangtua di rumah. Setiap orangtua tentunya berusaha agar si Kecil tumbuh menjadi anak berprestasi di sekolah.
Psikolog Klinis Anak dan Keluarga, Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi. pun menyarankan beberapa tips yang bisa Bunda lakukan untuk membantu kesiapan si Kecil pada hari pertama ia masuk sekolah:
1.Pastikan asupan nutrisi hariannya dan siapkan bekal bergizi.
Agar nutrisi anak tetap tercukupi untuk mendukung aktivitasnya di sekolah, bunda bisa buatkan sarapan dengan asupan makanan bergizi untuk anak.
Jika perlu, lengkapi juga kebutuhan nutrisi hariannya dengan susu pertumbuhan sebelum berangkat sekolah.
Sebab, asupan pada anak usia prasekolah yang tidak menyertakan susu sering kali tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi hariannya.
Selain itu, bunda juga bisa sediakan bekal makanan favorit anak yang bergizi, agar anak menjadi lebih bersemangat dalam menjalani hari pertama.
2.Mulai persiapan hari pertama sekolah 1-2 minggu sebelumnya.
Sejak 1-2 minggu sebelum mulai sekolah, mulailah melakukan rutinitas serupa dengan yang akan dijalankan di hari-hari sekolah nantinya.
Baca juga: Pemenuhan Nutrisi Bantu Tingkatkan Kecerdasan Anak
Misalnya, mulai membiasakan bangun jam 6, lalu mandi dan berganti pakaian, sarapan, kemudian lanjut beraktivitas seperti bermain sekolah-sekolahan. Anak jadi punya persiapan mental untuk mulai bersekolah.
3.Kunjungi sekolah.
Persiapan mental lainnya adalah sesekali mengunjungi calon sekolahnya. Perlihatkan kelasnya, tempat bermain, mainan-mainannya, dll. Jika mungkin, perkenalkan anak pada calon gurunya. Sampaikan hal-hal positif tentang sekolah, untuk mengurangi kecemasan anak.
4.Ajari anak cara berinteraksi dan mendapatkan teman baru.
Agar anak tidak merasa malu atau canggung ketika bertemu orang lain atau teman baru di sekolah, cobalah ajari si kecil cara berkenalan dengan calon temannya.
Misalnya, melatih anak menyebutkan nama dirinya sambil menanyakan nama lawan bicaranya, sekaligus menyodorkan tangan kepada calon temannya terlebih dahulu. Bisa juga mengingatkan dirinya untuk tersenyum dengan pandangan mengarah ke orang yang diajak berkenalan.
5. Ajak berkomunikasi tentang pengalaman pertama sekolahnya.
Bangun komunikasi yang baik dengan anak. Misalnya dengan mengajak anak untuk duduk dan makan bersama ketika pulang sekolah.
Cobalah untuk mengobrol dan bahaslah tentang pengalaman pertamanya di sekolah. Saat mengobrol, jangan fokus pada hal buruk yang terjadi seperti tangisannya saat terpisah dari orangtua, namun lebih fokus pada hal baik yang sudah terjadi seperti anak sudah menggunakan seragam dan mau datang ke sekolah.
Percakapan dapat ditutup dengan mengucapkan selamat karena anak sudah mencoba masuk sekolah, dan semangati untuk terus melakukannya.
Baca juga: Asam Amino Esensial dan Protein Hewani Bisa Cegah Stunting
Marketing Manager SGM Eksplor 3Plus, Shiera Syabila Maulidya mengatakan “Kami memahami bahwa tidak sedikit orangtua yang menghadapi kekhawatiran dalam mempersiapkan anaknya yang baru mau masuk sekolah."
"Karena setiap orangtua pastinya akan memberikan yang terbaik untuk kemajuan anaknya. Termasuk dalam hal pemenuhan nutrisi," jelasnya.
"Oleh karena itu, SGM Eksplor terus berkomitmen mendukung kemajuan anak Indonesia dengan menghadirkan dan mengembangkan inovasi produk untuk berbagai tahapan usia anak," ucap Shiera.
Baca juga: Cara Menyiasati Kebutuhan Nutrisi saat Susu tidak Terjangkau
"Seperti SGM Eksplor 3Plus yang diformulasikan khusus untuk mendukung si kecil siap belajar, satu-satunya dengan kandungan IronC™ - kombinasi unik Zat Besi & Vitamin C, yang berguna untuk dukung penyerapandengan maksimal hingga dua kali lipat, serta dilengkapi dengan DHA, Minyak ikan tuna, Omega 3&6 untuk dukung perkembangan kognitif si Kecil dan tumbuh maksimal," terangnya.
"Inovasi ini diharapkan dapat membantu mendukung pemenuhan nutrisi lengkap bagi anak usia 3 tahun ke atas, sehingga mereka siap belajar dengan baik di sekolah," kata Shiera.
"Selain itu, SGM Eksplor 3Plus juga menawarkan nutrisi yang lezat dalam berbagai varian untuk memenuhi selera masing-masing anak, yaitu madu, vanila, dan cokelat,” jelasnya
"Dengan pemenuhan nutrisi yang tepat dan seimbang serta dukungan dari orangtua, anak-anak akan bisa memperoleh dukungan optimal dalam perkembangan kognitif mereka," papar Shiera. (RO/S-4)
Tidak hanya menyenangkan, bermain juga diakui sebagai sarana penting untuk menumbuhkan berbagai keterampilan hidup yang esensial.
Langkah yang dapat dilakukan orangtua dalam mendorong anak supaya terbiasa mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi antara lain melalui pembelajaran dari kebiasaan sehari-hari.
Kebiasaan makan bergizi seimbang beragam dan aman pada anak bukan semata tentang apa yang disajikan, namun juga penanaman nilai gizi secara konsisten dalam keluarga.
Orangtua dianjurkan untuk menyajikan camilan sehat seperti buah potong segar, jagung rebus, ubi kukus, bola-bola tempe, puding susu tanpa gula tambahan, atau dadar sayur mini.
Pertanian tetap menjadi sektor terbesar untuk pekerja anak, menyumbang 61% dari semua kasus, diikuti oleh jasa (27%), seperti pekerjaan rumah tangga.
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Gita Kamath mengatakan bidan merupakan inti dari sistem perawatan kesehatan primer, terutama bagi perempuan dan anak perempuan.
PENYANYI Nola B3 membagikan kisahnya mendampingi anak-anaknya saat akan mulai bersekolah di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di dalam podcast Bincang Inspiratif Tanoto Foundation.
Kondisi kesejahteraan guru secara umum, saat ini masih terbilang rendah dan belum sebanding dengan pengabdian yang mereka berikan.
Data indeks ini dapat dirinci secara lebih granular, per provinsi atau per kabupaten/kota agar kepala daerah dapat memiliki target yang lebih relevan dengan kondisi wilayahnya.
Penyelenggaraan PAUD di Indonesia masih mengalami tantangan besar dalam hal pemerataan akses dan tata kelola.
PENDIDIKAN Anak Usia Dini (PAUD) nonformal tidak boleh terpisahkan dari peta jalan pendidikan nasional karena merupakan fondasi penting untuk tumbuh kembang generasi penerus bangsa.
Ide mendirikan pendidikan sekolah usia dini dilatarbelakangi melihat kondisi generasi muda kita yang etos kerja dan disiplinnya kurang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved