Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
MEMASUKI usia 3 tahun ke atas bagi si kecil akan memiliki milestone penting dalam perkembangannya.
Pada fase pertumbuhanini ada berbagai hal baru yang akan dialami anak. Salah satunya ketika momen pertama anak menginjakkan kaki ke sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau Taman Kanak-kanak (TK).
Bagi orangtua, hari pertama anak bersekolah adalah momen berharga yang bisa menimbulkan kecemasan atau kekhawatiran tentang pengalaman yang akan dialami anak di sekolah.
Anak Pertama Masuk Sekolah, 63% Bunda Cemas
Sebuah survei menunjukkan bahwa 63%, bunda mengalami kecemasan dan stres pada hari pertama anak masuk sekolah.
Baca juga: Ayah Bunda, Yuk Dukung Pembentukan Kemampuan Fondasi pada Anak Usia Dini
Sebab, melihat anak memasuki lingkungan dan fase pertumbuhan baru sering membuat orangtua bertanya-tanya pertama, apakah si kecil sudah siap beradaptasi dengan lingkungan baru.
Kedua, bisakah mengikuti pelajaran dengan baik dan berprestasi di sekolah, ketiga bisakah si kecil melakukan semuanya sendiri, dan keempat, cukupkah kebutuhan nutrisinya untuk dukung aktivitasnya dan sebagainya.
Orangtua Cemas adalah Normal
Sangat normal bagi orangtua untuk mengalami masa transisi yang sulit dan menegangkan ketika anak usia dini mulai masuk bangku sekolah.
Namun, orangtua harus ingat bahwa mereka tidak bisa mengontrol pengalaman-pengalaman baru yang akan dialami anak mereka di sekolah.
Sehingga yang bisa dilakukan hanya bagaimana merespons hal tersebut dan fokus mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan anak, termasuk untuk terus memastikan nutrisinya terpenuhi agar anak memiliki fondasi yang kuat untuk dapat belajar hal-hal dengan optimal dan siap berprestasi di sekolah.
Baca juga: Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan
Karena, nutrisi yang baik merupakan faktor kunci dalam kesiapan fisik, kesehatan dan perkembangan otak anak dalam membantu mereka menerima pelajaran dengan baik di sekolah.
Anak Usia 3 Tahun ke Atas Butuhkan Nutrisi Tinggi
Pakar Gizi Klinik dan Presiden Indonesian Nutrition Association (INA), Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK(K)mengatakan, “Anak usia 3 tahun ke atas memiliki kebutuhan nutrisi yang relatif tinggi karena masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat dan sangat aktif, mulai dari kemampuan bahasa, kognitif, motorik, hingga sosial dan emosionalnya."
"Untuk itu, nutrisi masih sangat berperan penting untuk mendukung tumbuh kembang anak, terutama dalam mengoptimalkan perkembangan kognitifnya," jelasnya.
Baca juga: Nutrisi yang Tepat Dukung Perkembangan Optimal Anak Hingga Pra-Sekolah
Sebab, menurut dr.Luciana, sebanyak 90% perkembangan otak terjadi pada usia 5 tahun di mana tidak ada periode lain dalam kehidupannya yang memiliki dampak yang lebih besar.
"Oleh karena itu, kualitas nutrisi yang diberikan pada masa-masa ini sangat penting, karena otak membutuhkan beberapa nutrisi yang tepat dan seimbang, seperti Omega 3 (DHA), Omega 6, dan Zat Besi, memiliki peran penting dalam menunjang perkembangan kognitif anak untuk siapkan prestasi,” terangnya.
Prestasi anak di sekolah tidak terlepas dari dukungan dan peran orangtua di rumah. Setiap orangtua tentunya berusaha agar si Kecil tumbuh menjadi anak berprestasi di sekolah.
Psikolog Klinis Anak dan Keluarga, Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi. pun menyarankan beberapa tips yang bisa Bunda lakukan untuk membantu kesiapan si Kecil pada hari pertama ia masuk sekolah:
1.Pastikan asupan nutrisi hariannya dan siapkan bekal bergizi.
Agar nutrisi anak tetap tercukupi untuk mendukung aktivitasnya di sekolah, bunda bisa buatkan sarapan dengan asupan makanan bergizi untuk anak.
Jika perlu, lengkapi juga kebutuhan nutrisi hariannya dengan susu pertumbuhan sebelum berangkat sekolah.
Sebab, asupan pada anak usia prasekolah yang tidak menyertakan susu sering kali tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi hariannya.
Selain itu, bunda juga bisa sediakan bekal makanan favorit anak yang bergizi, agar anak menjadi lebih bersemangat dalam menjalani hari pertama.
2.Mulai persiapan hari pertama sekolah 1-2 minggu sebelumnya.
Sejak 1-2 minggu sebelum mulai sekolah, mulailah melakukan rutinitas serupa dengan yang akan dijalankan di hari-hari sekolah nantinya.
Baca juga: Pemenuhan Nutrisi Bantu Tingkatkan Kecerdasan Anak
Misalnya, mulai membiasakan bangun jam 6, lalu mandi dan berganti pakaian, sarapan, kemudian lanjut beraktivitas seperti bermain sekolah-sekolahan. Anak jadi punya persiapan mental untuk mulai bersekolah.
3.Kunjungi sekolah.
Persiapan mental lainnya adalah sesekali mengunjungi calon sekolahnya. Perlihatkan kelasnya, tempat bermain, mainan-mainannya, dll. Jika mungkin, perkenalkan anak pada calon gurunya. Sampaikan hal-hal positif tentang sekolah, untuk mengurangi kecemasan anak.
4.Ajari anak cara berinteraksi dan mendapatkan teman baru.
Agar anak tidak merasa malu atau canggung ketika bertemu orang lain atau teman baru di sekolah, cobalah ajari si kecil cara berkenalan dengan calon temannya.
Misalnya, melatih anak menyebutkan nama dirinya sambil menanyakan nama lawan bicaranya, sekaligus menyodorkan tangan kepada calon temannya terlebih dahulu. Bisa juga mengingatkan dirinya untuk tersenyum dengan pandangan mengarah ke orang yang diajak berkenalan.
5. Ajak berkomunikasi tentang pengalaman pertama sekolahnya.
Bangun komunikasi yang baik dengan anak. Misalnya dengan mengajak anak untuk duduk dan makan bersama ketika pulang sekolah.
Cobalah untuk mengobrol dan bahaslah tentang pengalaman pertamanya di sekolah. Saat mengobrol, jangan fokus pada hal buruk yang terjadi seperti tangisannya saat terpisah dari orangtua, namun lebih fokus pada hal baik yang sudah terjadi seperti anak sudah menggunakan seragam dan mau datang ke sekolah.
Percakapan dapat ditutup dengan mengucapkan selamat karena anak sudah mencoba masuk sekolah, dan semangati untuk terus melakukannya.
Baca juga: Asam Amino Esensial dan Protein Hewani Bisa Cegah Stunting
Marketing Manager SGM Eksplor 3Plus, Shiera Syabila Maulidya mengatakan “Kami memahami bahwa tidak sedikit orangtua yang menghadapi kekhawatiran dalam mempersiapkan anaknya yang baru mau masuk sekolah."
"Karena setiap orangtua pastinya akan memberikan yang terbaik untuk kemajuan anaknya. Termasuk dalam hal pemenuhan nutrisi," jelasnya.
"Oleh karena itu, SGM Eksplor terus berkomitmen mendukung kemajuan anak Indonesia dengan menghadirkan dan mengembangkan inovasi produk untuk berbagai tahapan usia anak," ucap Shiera.
Baca juga: Cara Menyiasati Kebutuhan Nutrisi saat Susu tidak Terjangkau
"Seperti SGM Eksplor 3Plus yang diformulasikan khusus untuk mendukung si kecil siap belajar, satu-satunya dengan kandungan IronC™ - kombinasi unik Zat Besi & Vitamin C, yang berguna untuk dukung penyerapandengan maksimal hingga dua kali lipat, serta dilengkapi dengan DHA, Minyak ikan tuna, Omega 3&6 untuk dukung perkembangan kognitif si Kecil dan tumbuh maksimal," terangnya.
"Inovasi ini diharapkan dapat membantu mendukung pemenuhan nutrisi lengkap bagi anak usia 3 tahun ke atas, sehingga mereka siap belajar dengan baik di sekolah," kata Shiera.
"Selain itu, SGM Eksplor 3Plus juga menawarkan nutrisi yang lezat dalam berbagai varian untuk memenuhi selera masing-masing anak, yaitu madu, vanila, dan cokelat,” jelasnya
"Dengan pemenuhan nutrisi yang tepat dan seimbang serta dukungan dari orangtua, anak-anak akan bisa memperoleh dukungan optimal dalam perkembangan kognitif mereka," papar Shiera. (RO/S-4)
Peran dominan ibu penting diterapkan terutama bagi anak yang diasuh dalam lingkup keluarga lebih besar melibatkan nenek, kakek, atau pengasuh lainnya.
Program pemeriksaan kesehatan gratis sebaiknya menjangkau anak usia sekolah yang bersekolah maupun tidak bersekolah di wilayah perkotaan sampai daerah terpencil.
Masih maraknya kebiasaan konsumsi kental manis sebagai minuman susu anak dan balita oleh masyarakat diperkuat oleh sejumlah riset dan penelitian yang dilakukan kalangan akademisi.
Penelitian menunjukkan ibu-ibu di Indonesia lebih dari 30%-40% anemia yang berdampak pada lemahnya imunitas tubuh.
Roblox merupakan platform gim daring yang memungkinkan pengguna, termasuk anak-anak, untuk memainkan dan membuat gim sendiri.
Saat ibunya diimunisasi maka zat antibodi-nya akan bisa masuk melalui plasenta dan saluran tali pusar ke si bayi
Pelatihan ini dirancang dengan sistem berjenjang dan terstruktur, mengacu pada kurikulum nasional, dan berfokus pada pendekatan aplikatif serta teknik pengajaran inspiratif bagi guru PAUD.
Hari Anak Nasional bukan sekadar perayaan namun merupakan momen refleksi untuk memperkuat komitmen semua pihak
Pendidikan bagi anak tidak sebatas pendidikan di lembaga formal maupun non formal, tetapi keberadaan anak di tengah-tengah keluarga juga menjadi bagian yang tidak kalah penting.
MENURUT Konvensi Hak Anak PBB tahun 1989, ada 10 hak dasar anak yang perlu dijamin oleh negara dan masyarakat, salah satunya adalah hak untuk bermain dan berekreasi.
Pendidikan pada usia dini merupakan fase yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak di masa depan.
Pada tahun ajaran baru 2025/2026 ini, ada dua menu utama yang dapat dimanfaatkan oleh Guru dan Murid, yaitu menu Sumber Belajar dan Bank Soal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved