Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Penguatan Pendidikan Karakter Sangat Diperlukan bagi Anak Usia Dini

Despian Nurhidayat
23/7/2025 09:57
Penguatan Pendidikan Karakter Sangat Diperlukan bagi Anak Usia Dini
Ilustrasi(ANTARA/Kutnadi)

MENYAMBUT Hari Anak Nasional, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kemendikdasmen, Gogot Suharwoto, mengatakan bahwa penguatan pendidikan karakter sangat diperlukan bagi anak usia dini. 

Untuk itu, Kemendikdasmen telah mengenalkan penguatan karakter melalui 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, yaitu bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, serta tidur cepat. 

“Implementasi gerakan ini harus dilakukan dengan pendekatan pembiasaan yang penuh kesadaran, bermakna, dan menggembirakan,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Rabu (23/7). 

Lebih lanjut, menurutnya catur pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah, masyarakat dan media dapat menjadi gerakan menanamkan kebiasaan-kebiasaan positif pada anak-anak Indonesia sejak dini, dalam mendukung penguatan karakter utama bangsa dan mendukung tercapainya delapan dimensi profil lulusan.

Selain itu, untuk memaksimalkan tumbuh kembang anak, Gogot menilai bahwa harus ada pendekatan yang dilakukan di satuan pendidikan yang diintegrasikan dengan aktivitas di rumah. 

Hal tersebut salah satunya dengan menggerakkan penguatan pendidikan karakter bagi murid melalui gerakan tujuh kebiasaan anak indonesia hebat, kegiatan pagi ceria (sebelum aktivitas pembelajaran: senam 7 KAIH, menyanyikan lagu indonesia raya dan berdoa), gerakan kepanduan dan ekstrakurikuler, penguatan karakter melalui MBG, serta pengaturan penggunaan gawai dan penguatan literasi digital

Untuk di satuan pendidikan diperkuat dengan meningkatkan kapasitas pendidikan nilai dan kemampuan konseling bagi guru serta kemampuan pembelajaran mendalam.

“Menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan ramah bagi seluruh warga sekolah, penguatan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan menggembirakan, penguatan inklusivitas dan kebhinekaan, gerakan sekolah sehat, kesehatan mental dan pendidikan kesehatan reproduksi, serta pencegahan penyalahgunaan narkoba, judi daring, perkawinan anak dan anti korupsi,” jelas Gogot. 

Selain itu, berrdasarkan Perpres No. 60 Tahun 2013, Pendidikan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI) adalah upaya pengembangan anak usia dini yang dilakukan secara menyeluruh dan terpadu untuk memenuhi kebutuhan esensial anak, mencakup pendidikan, kesehatan, gizi, pengasuhan, dan perlindungan, serta dilakukan secara simultan, sistematis, dan terintegrasi oleh berbagai pemangku kepentingan. 

Dia pun memberikan pandangan mengenai fenomena menyekolahkan anak pada usia balita dan batita. Gogot menilai bahwa hal itu sebetulnya dapat membantu orangtua dalam melakukan stimulasi perkembangan pada anak usia dini. 

“Hal yang perlu diperhatikan adalah sekolah tidak menggantikan peran orangtua dalam pengasuhan dan pendidikan awal anak, dan ada kesinambungan antara stimulasi yang diberikan di satuan PAUD dan yang dilakukan oleh orang tua serta pengasuh utama di rumah,” tegasnya. 

Selain itu, hal yang perlu diluruskan juga adalah pendidikan bagi anak tidak sebatas pendidikan di lembaga formal maupun non formal, tetapi keberadaan anak di tengah-tengah keluarga juga menjadi bagian yang tidak kalah penting dalam upaya tumbuh kembang anak secara holistik.

“Pendidikan di tengah-tengah keluarga menjadi landasan awal untuk memenuhi kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling terkait secara simultan, sistematis, dan terintegrasi,” pungkas Gogot. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya