Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
KETUA Himpunan Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia - Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Prof Dwiana Ocviyanti menyampaikan pentingnya vaksinasi RSV pada ibu hamil untuk melindungi bayi dari infeksi Respiratory Syncytial Virus (RSV).
Dalam acara diskusi kesehatan di Jakarta, dikutip Jumat (8/8), dokter Dwiana menjelaskan bahwa RSV merupakan virus penyebab batuk pilek
serta pneumonia yang bisa menyerang bayi.
"RSV yang bahaya dia kena pada anak, lebih menderita pada anak di bawah enam bulan, 50% pada 3 bulan pertama dan lebih dari 75% ada yang di bawah 6 bulan. Di mana si anak kecil-kecil ini enggak bisa divaksin," katanya.
Ia mengatakan bahwa serangan penyakit pada bayi baru lahir bisa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.
"Jadi, jangan tenang-tenang aja kalau ada bayi yang demam, diare. Kita kehilangan hari-hari bayi itu tumbuh. Sampai lima tahun tidak boleh bayi itu diare maupun demam, apalagi kena influenza atau RSV," kata dosen di Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.
Dwiana mengatakan bahwa vaksinasi RSV merupakan upaya untuk melindungi ibu sekaligus bayi dari infeksi RSV.
"Ini adalah penyakit global yang mau kita lindungi si anak, tapi lewat ibunya. Ibunya sendiri pun mendapat manfaat kalau dia divaksin, dia
tidak kena RSV," katanya.
"Ibunya diimunisasi maka zat antibodi-nya akan bisa masuk melalui plasenta dan saluran tali pusar ke si bayi," tambah Dwiana.
Dia menyampaikan bahwa vaksinasi RSV dapat dilakukan pada trimester terakhir usia kehamilan.
"Tapi tidak boleh mepet, udah mau lahir besoknya baru dikasih, itu enggak bisa. Dia butuh waktu minimal dua minggu, optimalnya lima minggu kehamilan, supaya kadar antibodi-nya paling baik," jelasnya.
Dia juga menekankan pentingnya para ibu menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala selama kehamilan.
"Sekarang enggak cukup pergi periksa hamil itu hanya dengan bidan atau perawat," katanya.
"Pertama kali harus ke dokter dulu, harus periksa apakah ibunya sehat atau tidak. Jika sehat, baru boleh periksa dengan bidan atau perawat. Tapi pada 32-34 minggu harus kembali ke dokter," pungkas Dwiana. (Ant/Z-1)
Masalah stunting di Indonesia belum kunjung reda. Namun, infeksi tersembunyi seperti Respiratory Syncytial Virus (RSV) ternyata bisa memicu lahirnya bayi stunting.
Hepatitis B merupakan infeksi virus yang menyerang hati dan dapat bersifat akut maupun kronis.
Vaksin memiliki beragam manfaat, antara lain untuk melindungi anak dari berbagai macam penyakit berbahaya seperti polio serta mencegah komplikasi berat yang dapat menyebabkan kecacatan.
Vaksin HPV yang selama ini dikenal sebagai perlindungan utama terhadap kanker serviks pada perempuan, kini direkomendasikan juga untuk anak laki-lak
Akses layanan imunisasi yang terbatas, pasokan vaksin yang terganggu, konflik, situasi kemanusiaan yang sulit menjadi faktot bayi belum diimunisasi.
RSV merupakan virus yang mudah menular dan menyerang saluran pernapasan dan paling berbahaya menyerang dua ujung spektrum yaitu bayi dan lansia.
Penyakit Respiratory Syncytial Virus (RSV) kini menjadi perhatian utama dunia kesehatan. Walau sering dianggap sebagai flu biasa, RSV menyimpan potensi bahaya serius.
Lonjakan kasus Respiratory Syncytial Virus (RSV) memicu kekhawatiran di kalangan medis, khususnya karena virus ini menyerang kelompok paling rentan: bayi dan lansia.
Lonjakan terbaru kasus covid-19 di sejumlah negara di Asia kembali menghadirkan tantangan kesehatan masyarakat yang harus segera ditangani.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved