Headline

Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.

Fokus

Penipuan online makin marak menjerat masyarakat.  

Deteksi Dini dan Vaksinasi Efektif Cegah Hepatitis B Hingga 95 Persen

Basuki Eka Purnama
29/7/2025 15:01
Deteksi Dini dan Vaksinasi Efektif Cegah Hepatitis B Hingga 95 Persen
Ilustrasi(ANTARA/Arif Firmansyah)

DOKTER spesialis penyakit dalam Dirga Sakti Rambe mengatakan penyakit infeksi virus Hepatitis B bisa secara efektif dicegah melalui deteksi dini dan vaksinasi untuk menekan angka penularan mencapai lebih dari 95%.

"Vaksin hepatitis B merupakan cara pencegahan paling efektif. Efektivitasnya mencapai lebih dari 95% dan dapat melindungi tubuh
hingga puluhan tahun," ucap Dirga dalam keterangan pers, Senin (28/7).

Dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu mengatakan hepatitis B merupakan infeksi virus yang menyerang hati dan
dapat bersifat akut maupun kronis. 

Dalam jangka panjang, infeksi kronis ini berisiko menimbulkan kerusakan hati permanen seperti sirosis, bahkan kanker hati.

Hepatitis B bisa menular melalui berbagai jalur, yaitu melalui darah, cairan tubuh, hubungan seksual tanpa pengaman, penggunaan jarum suntik bersama, hingga peralatan pribadi seperti pisau cukur dan alat perawatan kuku yang tidak steril.

Menurut World Health Organization (WHO), lebih dari 2 miliar orang di dunia terinfeksi Hepatitis B dan kasus di Indonesia pun masih menjadi masalah kesehatan yang besar yang menyebabkan sekitar 60.000 kematian setiap tahunnya.

Dirga menekankan bahwa virus ini tidak memandang usia atau status sosial karena semua orang bisa terinfeksi, termasuk anak-anak, dewasa, bahkan tenaga medis yang masuk dalam kelompok rentan berisiko tertular dari pasien Hepatitis B.

"Deteksi dini tidak hanya memberi kepastian, tetapi juga memungkinkan penanganan lebih cepat sebelum virus berkembang menjadi kerusakan hati permanen," papar Dirga.

Dirga menjelaskan, deteksi dini dilakukan melalui pemeriksaan darah (HBsAg dan Anti-HBs) terutama bagi masyarakat yang berada dalam kelompok berisiko tinggi seperti tenaga medis, pengguna alat tajam bersama, atau individu dengan riwayat transfusi darah.

Dirga menjelaskan bahwa vaksin Hepatitis B dewasa diberikan dalam tiga dosis, yaitu pada bulan ke-0, ke-1, dan ke-6. Dosis yang tidak lengkap akan mengurangi efektivitas perlindungan.

Dia menyarankan setiap orang mencatat riwayat vaksinasi secara baik dan tidak menunda penyelesaian dosis hingga tuntas.

Di sisi lain, penularan dapat terjadi pada bayi, yakni dari ibu ke bayi dengan transmisi vertikal.

Dokter Spesialis Anak Melia Yunita mengatakan penularan infeksi pada usia dini memiliki risiko tinggi menjadi kronis.

Bahkan, ada kekhawatiran serius terkait kasus Hepatitis B pada bayi dan balita yang menunjukkan sekitar 4,2 persen balita di Indonesia sudah terinfeksi Hepatitis B.

Sayangnya, sekitar 70% bayi yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala. Fakta tersebut menunjukkan bahwa deteksi dini dan vaksinasi sangat
penting dilakukan pada anak, meskipun anak tampak sehat.

"Bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis B harus segera diberikan vaksin dan imunoglobulin dalam waktu maksimal 12 jam setelah
lahir. Ini sangat penting untuk mencegah infeksi kronik yang dapat berkembang menjadi sirosis atau kanker hati di masa depan," tutur Melia.

Melia mengatakan untuk anak-anak, vaksin hepatitis B diberikan sebanyak lima kali. Di antaranya, satu kali suntik pada saat lahir, serta empat kali dalam bentuk vaksin kombinasi pada bulan ke-2, ke-3, ke-4, dan booster di bulan ke-18.

"Orangtua perlu mengetahui bahwa vaksin Hepatitis B sudah termasuk dalam vaksin wajib dasar oleh IDAI dan sebaiknya tidak dilewatkan," tutup Melia. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya