Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
RISIKO kegagalan panen di beberapa daerah produksi roti global telah diremehkan. Ini menurut penelitian yang disampaikan pada Selasa (4/7). Menurut para peneliti, hal itu harus menjadi peringatan tentang ancaman perubahan iklim terhadap sistem pangan kita.
Produksi pangan merupakan sumber utama emisi pemanasan planet dan sangat terpapar dampak perubahan iklim. Sejumlah model iklim dan tanaman digunakan untuk mencari tahu dampaknya saat dunia memanas.
Dalam penelitian baru yang diterbitkan di Nature Communications, para peneliti di Amerika Serikat dan Jerman melihat kemungkinan bahwa beberapa daerah penghasil makanan utama dapat secara bersamaan mengalami hasil panen yang rendah. "Peristiwa ini dapat menyebabkan lonjakan harga, kerawanan pangan, dan bahkan kerusuhan sipil," kata penulis utama Kai Kornhuber, seorang peneliti di Universitas Columbia dan Dewan Hubungan Luar Negeri Jerman.
Baca juga: Pemanasan Naik 1 Derajat Celsius, Hujan Ekstrem Lebih Besar
Dengan, "Meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca, kita memasuki situasi yang belum jelas. Kita berjuang untuk benar-benar memiliki gagasan yang akurat tentang jenis ekstrem yang akan kita hadapi," katanya kepada AFP. "Kami menunjukkan bahwa jenis peristiwa yang terjadi bersamaan ini benar-benar diremehkan."
Studi tersebut mengamati data observasi dan model iklim antara 1960 dan 2014. Kemudian proyeksi untuk 2045 hingga 2099.
Baca juga: Kutub Utara Menghangat, Karibu dan Muskoxen Perlambat Hilangnya Keanekaragaman
Para peneliti pertama-tama melihat dampak aliran jet alias arus udara yang mendorong pola cuaca di banyak daerah penghasil tanaman terpenting di dunia. Mereka menemukan bahwa aliran jet yang berliku-liku kuat, mengalir dalam bentuk gelombang besar, memiliki dampak sangat signifikan pada wilayah pertanian utama di Amerika Utara, Eropa Timur, dan Asia Timur, dengan pengurangan panen hingga tujuh persen.
Para peneliti juga menemukan bahwa ini telah dikaitkan dengan gagal panen secara bersamaan di masa lalu. Salah satu contohnya pada 2010, ketika fluktuasi aliran jet dikaitkan dengan panas ekstrem di beberapa bagian Rusia dan banjir dahsyat di Pakistan. "Keduanya merusak tanaman," kata Kornhuber.
Penelitian itu juga melihat seberapa baik model komputer menilai risiko tersebut dan menemukan bahwa meskipun bagus dalam menunjukkan pergerakan atmosfer aliran jet, model tersebut meremehkan besarnya dampak ekstrem ini pada tanah. Kornhuber mengatakan studi tersebut harus menjadi seruan untuk membangunkan ketidakpastian kita dari dampak perubahan iklim pada sektor pangan dengan cuaca ekstrem lebih sering dan intens serta kombinasi ekstrem yang semakin rumit.
Baca juga: Peneliti Brasil Temukan Sumber CBD Baru bukan dari Ganja
"Kita perlu bersiap untuk jenis risiko iklim yang kompleks ini di masa depan. Model saat ini sepertinya tidak menangkap ini," katanya.
Pada Senin, Kepala Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa Volker Turk memperingatkan tentang masa depan buruk terkait kelaparan dan penderitaan yang benar-benar menakutkan karena perubahan iklim yang ekstrem melanda tanaman, ternak, dan ekosistem penting.
Dia mengatakan dalam debat PBB tentang hak atas pangan bahwa lebih dari 828 juta orang menghadapi kelaparan pada 2021. Perubahan iklim dapat meningkatkan angka itu hingga 80 juta pada pertengahan abad. Ia mengecam para pemimpin dunia karena pemikiran jangka pendek. (Z-2)
Studi klinis yang diterbitkan dalam jurnal New England Journal of Medicine menemukan obat diabetes mampu melambatkan perkembangan masalah motorik terkait penyakit Parkinson.
Studi terbaru menunjukkan penggunaan garam yang lebih sedikit dalam makanan Anda tidak hanya membosankan, juga memiliki manfaat besar seperti risiko kematian yang lebih rendah.
Studi baru menyoroti potensi risiko penggunaan rutin suplemen minyak ikan bagi kesehatan kardiovaskular.
Studi di Denmark menunjukkan orang dewasa yang sering pindah rumah saat kecil berisiko lebih tinggi mengalami depresi, dibandingkan yang tinggal di komunitas yang sama.
Selain manajemen Formula E dalam tubuh PT Jakarta Propertindo (Jakpro), Jakpro juga bakal mengajak beberapa anggota panitia pelaksana dari Ikatan Motor Indonesia (IMI).
Karena harga tiket di Arab Saudi pasti jauh lebih mahal dari Jakarta untuk kelas tiket yang sama, sehingga menurutnya tidak ada gunanya ke sana.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa kondisi cuaca ekstrem berupa curah hujan sangat tinggi akan terus bertahan hingga Maret-April 2025.
Empat perempuan muda tersebut yakni Yola, asal Kota Kupang, Karmelita asal Kabupaten Nagekeo, Ina, asal Kabupaten Lembata dan Helda asal Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Di tengah krisis iklim dan krisis pangan, peran petani milenial dan pemanfaatan teknologi menjadi kunci penting bagi Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Workshop pemilahan sampah diharapkan dapat mengedukasi kalangan anak anak untuk peduli lingkungan sejak dini.
Mengawali rangkaian acara menyambut ulang tahun, Swiss-Belresort Dago Heritage dan Zest Sukajadi Bandung menggelar kegiatan penanaman 141 pohon di Taman Hutan Raya, Ir. H. Djuanda, Bandung.
Konsorsium SNAPFI, merupakan tim proyek penelitian kolaboratif antara Pusat Perubahan Iklim Institut Teknologi Bandung (PPI-ITB) dengan Deutsches Institut für Wirtschaftsforschun
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved