Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
RENCANA Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mempermudah tenaga kesehatan asing di Indonesia mengisi kekosongan posisi nakes di daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T) dinilai kurang tepat karena sarana, living cost, gaji, dan sebagainya yang sulit dipenuhi untuk mereka.
"Saya kira apa yang dilakukan Kementerian Kesehatan untuk mempermudah tenaga kesehatan WNA untuk praktik di daerah-daerah terpencil di Indonesia ada beberapa hal yang tidak tepat," kata PP Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Iqbal Mochtar saat dihubungi, Selasa (18/4).
Pertama, bila disebutkan karena kekurangan dokter di Indonesia. Menurutnya kekurangan dokter ini merupakan fenomena universal yang terjadi di banyak negara di dunia. Semua negara mengalami kekurangan dokter tetapi sistem tangan ada bisa menangani hal tersebut.
Baca juga: RUU Kesehatan Wujudkan Transformasi Kesehatan di Indonesia
Ia mencontohkan jika masyarakat banyak yang terkena penyakit jantung maka jangan terfokus pada ketersediaan dokter spesialis jantung, maka yang dibutuhkan semua dokter spesialis dan non spesialis.
"Seperti halnya dokter umum juga bisa menangani penyakit jantung dan dokter spesialis penyakit dalam juga bisa menangani jantung sesuai kapasitasnya. Jadi fokus kita jangan hanya terbatas secara sentrik," ujarnya.
Baca juga: Proteksi Keselamatan Nakes di Daerah Perbatasan Dimungkinkan Masuk RUU Kesehatan
Jika ada penyakit yang integral atau penyakit yang bisa ditangani oleh berbagai dokter spesialis maupun sub spesialis di dunia kedokteran.
Fenomena kedua yakni, jika membawa dokter asing masuk ke Indonesia bukan hal yang mudah karena dokter asing yang akan masuk tentu mengharapkan adanya tingkat kesejahteraan yang baik termasuk dengan salary.
Padahal di Amerika Serikat gaji seorang kardiologi sekitar Rp8 miliar per tahun atau sekitar Rp700-800 juta per bulan. Sehingga akan timbul pertanyaan apakah pemerintah atau pihak swasta bisa menyediakan hal tersebut untuk para dokter asing tersebut.
"Kedatangan mereka, tinggal di mana, keluarganya bagaimana, dan semua harus dipertimbangkan dan ini jika bicara cost effective dirasa tidak tepat. Perlu diingat juga bahwa rata-rata spesialis di Indonesia sudah ada tinggal bagaimana kita mengaturnya dengan baik," ungkapnya.
Ketiga, dokter asing yang mau masuk ke Indonesia itu tentunya sudah terbiasa di luar negeri melakukan tindakan berdasarkan peralatan yang advance atau maju. Jika para dokter tersebut masuk ke Indonesia dan ditempatkan di daerah 3T maka ilmu mereka akan sulit diaplikasikan.
Jika dokter WNA tersebut ditaruh di daerah terpencil dan sarananya tidak mendukung maka kemampuan mereka akan sangat terbatas.
Selanjutnya, perihal sosial, bahasa dan budaya perlu diperkuat dengan bahasa karena jika tidak bisa berbahasa dengan baik maka kecil kemungkinan bisa memberikan pelayanan yang berkualitas.
"Dalam dunia medis interaksi pasien dengan dokter merupakan absolut tanpa itu pelayanan berkualitas tidak bisa diberikan," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menjelaskan rencana pemerataan dokter asing praktik di Indonesia tersebut sudah coba diatur dalam RUU Kesehatan.
Dalam RUU Kesehatan pemanfaatan tenaga medis dan tenaga kesehatan warga negara asing lulusan luar negeri diatur dalam pasal 233 sampai 241.
"Saat ini memang belum, tapi sudah kita coba atur di RUU Kesehatan yang saat ini. Setelah itu semuanya baru dibahas dalam secara tenis aik secara syarat-syaratnya," katanya.
Dalam omnibus law kesehatan tersebut tenaga medis asing harus melalui berbagai syarat antara lain evaluasi kompetensi, penilaian administratif maupun kemampuan praktik, uji kompetensi, adaptasi, memiliki STR dan SIP, dan sebagainya.
"Nanti lengkapnya disusun secara teknis termasuk pengawasannya," pungkasnya. (Iam)
PENYAKIT hipertensi, diabetes melitus, hingga masalah gigi menjadi penyakit yang banyak ditemukan dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG).
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur melakukan penyelidikan epidemiolog menyusul temuan 2 kasus covid-19 di provinsi tersebut.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan pentingnya memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak-anak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Lonjakan terbaru kasus covid-19 di sejumlah negara di Asia kembali menghadirkan tantangan kesehatan masyarakat yang harus segera ditangani.
DISPARITAS prevalensi stunting antara provinsi masih sangat besar. Provinsi Bali menjadi provinsi terbaik dalam hal penurunan stunting, bahkan jauh di bawah angka nasional.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Oloan menegaskan pentingnya menjaga integritas dan etos kerja selama berada di luar negeri.
Tunjangan sebesar Rp1,5 juta per bulan diberikan bagi guru dan tenaga kesehatan yang bertugas di pulau-pulau yang lebih dekat.
Serenic.ai percaya teknologi harus meringankan beban tenaga medis, agar setiap detik kembali berarti untuk mengobati pasien dan menyelamatkan nyawa.
Peristiwa perundungan antar-dokter ataupun kasus pelecehan seksual oleh tenaga kesehatan beberapa waktu terakhir ini telah membentuk atmosfer sosial penuh prasangka.
Prefektur Mie di Jepang menyatakan kesiapannya menerima hingga 300 perawat Indonesia setiap tahun, dengan dukungan anggaran subsidi bagi institusi penerima.
Pemerintah melalui Program Tiga Juta Rumahmenetapkan sejumlah syarat khusus agar penyaluran rumah subsidi bagi tenaga kesehatan Indonesia tepat sasaran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved