Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
MESKI tampak sama, varises dan CVI (Chronic Venous Insufficiency) adalah penyakit yang berbeda. Hal itu diungkapkan dokter spesialis bedah vaskular dan endovaskular dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Dedy Pratama.
"Kalau kita bicara varises itu biasanya kita bicara masalah vena yang ada di permukaan kulit. Tapi gangguan CVI ini berupa spektrum yang bisa lebih luas dari itu. Jadi kalau memang ada gangguan di vena dalam, atau vena yang ada di antara vena dalam dan permukaan juga terganggu, itu bisa masuk dalam kategori CVI," ungkap Dedy dalam diskusi daring, Selasa (4/4).
Dedy menjelaskan, gejala dari CVI sangat beragam. Ada yang mengalami nyeri, timbul bengkak, hipertensi vena hingga muncul ulkus (luka terbuka) yang tidak kunjung sembuh.
Baca juga: Jarang Bergerak Tingkatkan Risiko Varises
"Sebelum ada gejala, kalau memang sangat berisiko seperti pekerjaan-pekerjaan buruh atau pekerjaan lain yang membutuhkan berdiri lama atau duduk lama, memang sebaiknya di sela-sela pekerjaan bisa diimbangi dengan berjalan," ujar Dedy.
"Kalau sudah ada keluhan, kita harus sesegera mungkin melakukan evaluasi ke dokter subspesialis vaskular untuk menilai sebetulnya tindakan apa yang tepat untuk kondisi saat ini. Kalau gejalanya masih ringan, kita bisa konservatif. Jadi kita lakukan edukasi untuk olahraga teratur, menjaga supaya berat badannya ideal, menjaga pola makanan yang bergizi. Kemudian ada beberapa olahraga yang direkomendasikan untuk memperkuat otot betis. Misalnya berenang, bersepeda dan berlari," imbuhnya.
Namun apabila kondisi sudah cukup memburuk, Dedy menjelaskan dokter juga bisa memutuskan untuk melakukan tindakan operasi.
Baca juga: Komplikasi Varises Bisa Sebabkan Serangan Jantung hingga Stroke
Misalnya jika sudah timbul luka yang tidak kunjung sembuh, atau pasien sudah tidak bisa mendapatkan manfaat apabila menggunakan stoking khusus atau terapi lainnya.
"Penting sekali kita melakukan evaluasi lebih detail untuk melihat sebetulnya kita harus melakukan tindakan lebih invasif atau tidak. Apakah kita harus melakukan tindakan operatif atau tidak," terang Dedy.
"Jadi, memang ada beberapa teknik operasi ya. Kita biasanya tidak melakukan operasi yang invasif. Jadi biasanya karena perkembangan zaman, kita sudah mulai berpindah operasinya dengan menggunakan teknik yang minimal invasif. Jadi tidak lagi operasi yang menakutkan," pungkas Dedy. (Ant/Z-1)
Penemuan ilmiah terbaru mengungkap kenyataan mengejutkan: penyakit jantung, khususnya aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), bukanlah momok eksklusif zaman modern
Jaja Mihardja mengalami sejumlah penyakit seperti infeksi pernapasan, infeksi ginjal, dan diabetes.
Selain menyebabkan ruam di kulit, cacar api juga dapat menimbulkan rasa sakit ekstrem seperti terasa tersengat listrik, rasa terbakar, atau tertusuk paku.
Saat ini, covid-19 menunjukkan peningkatan di beberapa negara di kawasan Asia, yaitu Thailand, Hongkong, Malaysia maupun Singapura.
Kemenkes dan AstraZeneca dalam penanganan penyakit tidak menular (PTM), seperti diabetes, kanker, asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), infeksi virus RSV, penyakit ginjal kronis.
MASYARAKAT diajak tanggap terhadap dampak kolesterol yang dapat memengaruhi kualitas hidup.
Orang yang berisiko mengalami varises ialah lansia, orang dengan obesitas, ibu hamil, dan orang yang memiliki kebiasaan berdiri atau duduk dalam jangka waktu yang terlalu lama.
Varises terjadi karena aliran balik darah untuk kembali ke jantung tidak terpompa dengan baik, tidak seperti ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh.
Varises seringkali dianggap sepele, padahal jika tidak ditangani dengan tepat dapat menimbulkan komplikasi berkepanjangan.
Varises adalah insufisiensi vena kronis, saat ada gangguan aliran darah dari pembuluh darah vena tungkai ke jantung.
"Kalau gumpalan itu tersangkut ke jantung, bisa serangan jantung. Tersangkut ke otak bisa menyebabkan stroke, jika tersangkut di kaki saya sebut stroke kaki (limb ischemic)."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved