SEJAK 2022 kemarin, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menetapkan bahwa vaksin meningitis tidak lagi menjadi syarat wajib bagi calon jemaah yang akan melakukan umrah. Vaksin meningitis hanya diwajibkan untuk calon jemaah haji.
Hal yang sama juga diucapkan Kementerian Agama (Kemenag) yang menyatakan bahwa vaksinasi meningitis sudah bukan lagi menjadi persyaratan untuk keberangkatan jemaah umrah.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Syarikat Penyelenggara Umrah dan Haji (Sampuhi) Syam Resfiadi mengatakan bahwa tidak diwajibkannya vaksin meningitis untuk jemaah umrah juga diberlakukan oleh Pemerintah Arab Saudi.
Baca juga: Polda Metro Tangkap Penipu 242 Calon Jamaah Umrah
"Meningitis itu hanya untuk jemaah haji. Untuk saat ini peraturan Kementerian Kesehatan Arab Saudi tidak mewajibkan untuk jemaah umrah," ungkapnya kepada Media Indonesia, Rabu (22/3).
Lebih lanjut, Syam menambahkan bahwa bagi jemaah umrah yang lanjut usia dan memiliki komorbid, diwajibkan untuk melakukan vaksin meningitis.
Baca juga: Meski tidak Diwajibkan, Jemaah Umrah Disarankan Tetap Vaksin Meningitis
"Di Indonesia bagi lansia dan yang memiliki komorbid penyakit berat diwajibkan agar bisa meningitis agar tidak terjangkit penyakit baru ya. Karena ini bisa merenggut nyawa di sana. Bahkan untuk kepulangan," kata Syam.
Meskipun demikian, menurutnya, minat jemaah umrah saat bulan Ramadan tidak sebanding dengan musim umrah pada umumnya. Hal ini disebabkan oleh harga umrah saat Ramadan dapat meningkat berkali-kali lipat.
"Memang minat orang umrah itu khususnya Ramadan tidak sebanding dengan ekspektasi seperti musim umrah di luar Ramadan karena harganya bisa 2-5 kali lipat harga umrah normal. Sehingga mereka hanya bertanya saja dan menghilang," tuturnya.
Selain itu, saat Ramadan lokasi umrah dikatakan akan dipenuhi oleh penduduk lokal. Sehingga, untuk jemaah yang ingin melaksanakan ibadah umrah saat Ramadan harus mendaftarkan diri dari jauh-jauh hari.
"Kalau jemaah luar negeri itu akan mengalami kenaikan harga yang bertingkat untuk biaya makan dan sebagainya. Sehingga bagi mereka yang memang punya uang lebih harus dari jauh hari karena kita bersaingnya tidak hanya di antara negara lain tapi penduduk lokal yang memang relatif tidak memerlukan biaya tinggi, tidak perlu visa, bisa pakai kendaraan umum, sehingga lebih murah dan mudah. Kegiatan umrah di Arab Saudi sepanjang Ramadan juga relatif tidak banyak dan banyaknya iktikaf di masjid," tandas Syam. (Z-10)