Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DOKTER spesialis anak konsultan endokrinologi Frida Soesanti mengatakan obesitas pada anak bisa disebabkan kelainan genetik selain gaya hidup tidak sehat seperti kasus yang terjadi pada bayi usia 16 bulan asal Bekasi, Jawa Barat.
Frida, yang menjabat sebagai Sekretaris Unit Kerja Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), melalui keterangan tertulis, dikutip Kamis (16/3), mengatakan bayi yang memiliki bobot 27 kilogram itu termasuk kasus ekstrem yang sebenarnya jarang ditemukan.
Menurut Frida, kemungkinan besar ada kelainan genetik atau faktor internal yang tidak normal, bukan saja faktor makanan seperti susu kental manis.
Baca juga: Kasus Obesitas Anak Naik, ini Penyebab dan Pencegahannya
Obesitas akibat kelainan genetik atau gangguan hormonal biasanya disertai gejala lain yang tidak normal.
Frida mencontohkan kelainan genetik Prader Willi Syndrome yang ditandai dengan nafsu makan yang sangat besar, kelebihan hormon kortisol, atau kekurangan hormon tiroid yang juga bisa menyebabkan obesitas.
Sindrom karena kelainan genetik biasanya disertai dengan gejala lain, misalnya kelainan mata atau jantung.
Baca juga: Hati-hati! Obesitas pada Anak Berisiko Menetap hingga Dewasa
"Umumnya obesitas karena kelainan genetik atau hormonal, tidak disertai peningkatan tinggi badan. Jadi, anaknya pendek, tetapi, gemuk. Sementara pada anak yang kelebihan berat badan, tinggi badannya juga bertambah," kata Frida.
Frida menuturkan kasus obesitas akibat faktor internal relatif kecil dibandingkan dengan obesitas yang disebabkan faktor eksogen atau faktor dari lingkungan luar, termasuk penerapan gaya hidup tidak sehat.
Gaya hidup tidak sehat bisa berawal dari orangtua yang membiarkan anak makan berlebihan dan mengonsumsi makanan tinggi kalori terus menerus tanpa disertai aktivitas fisik cukup.
"Ada pandangan dari keluarga bahwa anak gendut itu lucu. Padahal, kalau kita tahu konsekuensinya, anak obesitas itu tidak ada lucu-lucunya sama sekali," kata Frida.
Obesitas yang dialami seseorang memiliki konsekuensi jangka panjang yakni memunculkan komplikasi serius seperti diabetes tipe 2, kolesterol tinggi, hingga perlemakan hati yang datang lebih dini.
"Obesitas menyebabkan peradangan di sel-sel tubuh secara terus menerus yang berujung munculnya berbagai penyakit kronis," ungkap Frida.
Frida menekankan tidak ada faktor tunggal penyebab obesitas, termasuk satu jenis makanan yang menyebabkan obesitas. Pada prinsipnya makanan yang dikonsumsi harus seimbang dengan energi yang dikeluarkan. (Ant/Z-1)
Bunda, obesitas tak hanya berbahaya untuk orang dewasa. Bagi anak-anak, obesitas juga membawa sejumlah risiko yang perlu diwaspadai.
Penelitian terbaru menunjukkan obat untuk mengatasi diabetes dan obesitas, dapat meningkatkan risiko kelumpuhan lambung (gastroparesis).
Eating disorder bukan hanya masalah naik-turun berat badan. Ada berbagai faktor di belakangnya, seperti trauma, depresi, gangguan kecemasan, dan tekanan lingkungan.
Lingkar pinggang sebaiknya jangan lebih dari 90 cm bagi laki-laki dan perempuan jangan lebih dari 80 cm.
Obesitas pada anak jangan disepelekan sebab akan mengundang penyakit lain, seperti jantung, diabetes, asma, otot dan lainnya.
Penyebab obesitas sebenarnya bukanlah susu, melainkan asupan makan yang berlebih, termasuk pola hidup yang tidak aktif.
Berbicara kepada anak-anak tentang penyakit serius, seperti kanker bisa menjadi tantangan besar bagi orang tua.
Momen lebaran bukan hanya tentang kebahagiaan, tetapi juga kesempatan bagi anak-anak untuk belajar mengelola uang.
Artis, model, dan pembawa acara Dian Ayu Lestari membagikan tips liburan bersama anak-anak, termasuk memilih tempat yang cocok dan mempersiapkan peralatan penting.
Si kecil cenderung lebih mudah pilek dan batuk di musim hujan. Pengaruh cuaca pada perkembangan kuman menjadi salah satu penyebabnya.
Agar anak tidak stunting, upaya pencegahan perlu dilakukan sejak jauh hari, bahkan sebelum masa kehamilan.
Sebagian orang tua melarang anak bermain hujan. Padahal, bermain di tengah hujan memberi sejumlah manfaat buat anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved