Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Dihantui Kecemasan Ancaman Obat Sirop Beracun

M. Iqbal Al Machmudi
12/2/2023 23:00
Dihantui Kecemasan Ancaman Obat Sirop Beracun
Obat dipajang di apotek.( MI/M. Iqbal Al Machmudi)

KASUS Gagal Ginjal Akut progresif Atipikal (GGAPA) masih belum menemui akhir. Obat Praxion yang sebelumnya pada 2022 dinyatakan aman, kemudian diduga menyebabkan satu anak meninggal dunia. Meski sudah dinyatakan aman oleh Badan POM namun masih ada uji lab independen untuk mengungkapkan hasilnya.

Masih berlanjutnya obat beracun ini membuat para orang tua terutama para ibu khawatir ketika anaknya mengalami demam. Mereka tidak bisa lagi mempercayai obat sirop paracetamol.

Yani Dini Kurniati, 26, yang memiliki anak berusia 2 tahun sangat khawatir terutama ketika anak sedang sakit, ia tidak bisa lagi pergi ke apotek dan langsung membeli obat sirop paracetamol. Ia harus pergi ke dokter dan meminta obat racikan sehingga bisa mencegah terjadinya toksikasi.

Baca juga: Vaksin HPV untuk Anak Efektif Cegah Kanker Serviks

"Pasti sangat khawatir saat ini apalagi kalau lagi demam harus kasih obat apalagi kalau lagi demam. Cuman sekarang belum berani lagi kasih obat sirop ke anak," kata Yani di Puskesmas Tegalrejo, Kota Yogyakarta, Sabtu (11/2).

Selama ini ketika anaknya sakit Yani lebih memilih hanya untuk mengompres anaknya saja dan memantau suhu badannya. Jika suhu badannya tak kunjung turun dan terus tinggi maka langsung dibawa ke rumah sakit, jadi tidak berani asal kasih obat.

"Selama sakit tidak pernah kasih obat sirop lagi paling bawa ke puskesmas. Alhamdulillah misal panas paling cuman tumbuh gigi dan demamnya tidak terlalu tinggi juga," ujar ibu dari Ghifari Makki Haffizan.

Yani yang saat ini juga mengandung anak keduanya terus mengikuti perkembangan kasus GGAPA, dengan mempelajari hal-hal yang harus dihindarkan, gejala awal, obat mana saja yang bisa dikonsumsi, hingga cara penanamannya.

Ia mencari tahu dari internet, televisi, hingga berita-berita daring. Ia lakukan agar anak sulung bisa mendapatkan penanganan yang baik ketika mengalami demam.

Baca juga: Kembangkan Teknologi AI untuk Penanganan Malaria, Korika Jajaki Kerja Sama Global

"Menurut saya seharusnya pemerintah bisa lebih bekerja ekstra lagi lah, obat-obat yang beracun tidak bisa diedarkan lagi dan bisa menemukan sumber masalahnya. Pemerintah bisa lebih aktif gitu loh obat-obat yang lolos BPOM," tuturnya.

Tri Suryaningsih, 34, yang juga memiliki anak usia 8 tahun tidak berani memberikan obat sirop pada anak lagi.

"Saya nggak berani ngasih obat yang sirop-sirop gitu kan. Kalau anak saya sakit saya kasih Paracetamol dalam bentuk tablet terus digerus baru dikasih ke anak," ujar ibu dari Real at Alvaro Mustofa.

Sebelumnya Ningsih sangat akrab dengan obat sirop karena sirop lebih mudah diterima oleh anak dengan varian rasa, tidak pahit, murah, dan efektif sangat membantu orang tua jika anak sakit. Bila dibandingkan dengan obat pil atau tablet belum tentu anak bisa menelan langsung atau pun digerus sudah pasti rasanya pahit, namun tidak ada cara lain menggerus paracetamol menjadi jalan alternatif.

"Sebelumnya obat sirop biasa yang dikonsumsi. Kemarin itu pas anak sakit dikasih racikan juga sama dokternya tapi tetap sebelumnya dikasih obat paracetamol yang digerus," jelasnya.

"Sampai sekarang saya nggak berani beli obat sirop lagi. Ketika muncul kasus itu dan tahu penyebabnya dari obat jadi saya buang langsung obat-obatnya," pungkasnya.

Tertata di etalase apotek

Obat sirop Praxion ditemukan tertata di Apotek Chair Rizky Kedoya Jakarta Barat. Petugas apotek, Rizky mengatakan dari tidak banyak yang membeli obat produksi PT Pharos Indonesia tersebut.

"Enggak banyak, kebanyakan obat lainnya sih harganya juga mahal Rp30 ribu ke atas," ujar Rizky, Minggu (12/2).

Ia juga mengatakan sudha banyak obat yang ditarik yang menyebabkan Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA). Namun untuk Praxion setelah pengumuman aman dari Badan POM

Masyarakat banyak yang masih takut untuk membeli obat tersebut, sehingga itu juga yang masih menjadi minim pembeli.

"Banyak juga yang engga percaya, dan ada juga yang setelah pengumuman aman (dari Badan POM) juga sudah beli, tapi ada juha yang masih takut," ujarnya.

Sementara itu, Apotek A.K.A Farma Kedoya terlihat tidak ada obat praxion di etalasenya. Petugas apotek Anistya menyebutkan tidak hanya praxion beberapa obat sirop yang dilarang juga sudah tidak ada.

"Untuk praxion sejak dilarang, sama apoteker langsung ditarik," ucpanya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya