Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Kembangkan Teknologi AI untuk Penanganan Malaria, Korika Jajaki Kerja Sama Global

Faustinus Nua
12/2/2023 21:50
Kembangkan Teknologi AI untuk Penanganan Malaria, Korika Jajaki Kerja Sama Global
Korika jajaki kerjasama Global pengembangan teknologi AI untuk penanganan malaria(MI/Faustinus Nua)

KORIKA Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (Korika) tengah menjajaki kerja sama global dengan Mohamed bin Zayed (MBZ) University of Artificial Intelligence dari Uni Emirat Arab (UEA) dan institusi global Malaria No More untuk penangan penyakit malaria di Indonesia. Kerja sama tersebut dilakukan dengan mengembangkan teknologi berbasis Artificial Intelligence (AI) untuk memprediksi dampak perubahan iklim terhadap penyebaran penyakit menular malaria.

"Korika telah berdiskusi dan menjajaki keseluruhan aspek pelaksanaan dari upaya membangun toolkit, sebuah sistem cerdas yang berbasis pada perubahan iklim untuk mengentaskan malaria di Indonesia," ujar Ketua Umum Korika, Hammam Riza, Jumat (10/2).

Baca juga: Vaksin HPV untuk Anak Efektif Cegah Kanker Serviks

Dijelaskan Hammam, dengan machine learning dan data sains penyebaran penyakit malaria bisa diprediksi dan dipetakan. Sehingga, intervensi dan mitigasi yang dilakukan benar-benar efektif dalam menekan tingginya penyakit menular itu di Indonesia.

Untuk itu, Korika juga menjalin kerja sama dengan Kemenkes, KLHK dan BMKG dalam memaksimalkan data-data dan informasi terkini. Parameter kasus malaria dan indikator perubahan iklim dapat digunakan untuk memprediksi dan memetakan kasus malaria di setiap daerah yang harus diintervensi.

"Malaria juga dipengaruhi oleh faktor perubahan iklim atau cuaca, sehingga denhan AI kita akan memiliki sistem yang bisa diprediksi dan dapat dilakukan intervensi terhadap merebaknya malaria di berbagai tempat," imbuh Hammam.

Lebih lanjut, dia mengatakan toolkit yang dikembangkan bisa berupa aplikasi seperti PeduliLindungi. Teknologi AI harus dimanfaatkan lebih luas lagi untuk sistem kesehatan Indonesia yang presisi.

"Demikian kita mendapatkan aplikasi seperti PeduliLindungi, karena kita harus berpikir lebih luas beyond covid-19," kata dia.

Director Institute For Malaria and Climate Solutions (IMACS) of Malaria No More Kausik Sarkar mengapresiasi upaya kerja sama dalam mengentaskan malaria di Indonesia. Sebagai negara kepulauan yang memiliki iklim tropis, penyebaran malaria bisa berlangsung cepat dengan dipengaruhi faktor perubahan iklim.

"Indonesia adalah satu dari tiga negara di Asia yang memiliki angka malaria tertinggi selain India dan Myanmar. Untuk kerja sama ini akan sangat penting untuk membangun sistem kesehatan yang lebih baik," ucapnya.

Sementara itu Director of Engagement Services MBZ University of Artificial Intelligence Hosni Ghedira mendukung penuh pemanfaatan AI untuk sistem kesehatan. MBZ dengan sumber daya teknologinya yang mumpuni bisa membantu membangun sistem kesehatan yang lebih baik.

"Dengan mengintegrasikan data-data yang ada terkait malaria dan perubahan iklim kita bisa membantu pembuatan kebijakan. Jadi kami sangat tertarik untuk bisa menyukseskan ini," ujarnya.

Pemanfaatan AI di bidang kesehatan khususnya penyakit menular bukanlah hal baru. Di beberapa negara maju, transformasi digital melalui AI untuk sistem kesehatan telah banyak diterapkan. Untuk penyakit malaria, praktik baik dari India bisa menjadi contoh bagi Indonesia dalam mewujudkan sistem kesehatan yang lebih baik. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya