Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
KORIKA Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (Korika) tengah menjajaki kerja sama global dengan Mohamed bin Zayed (MBZ) University of Artificial Intelligence dari Uni Emirat Arab (UEA) dan institusi global Malaria No More untuk penangan penyakit malaria di Indonesia. Kerja sama tersebut dilakukan dengan mengembangkan teknologi berbasis Artificial Intelligence (AI) untuk memprediksi dampak perubahan iklim terhadap penyebaran penyakit menular malaria.
"Korika telah berdiskusi dan menjajaki keseluruhan aspek pelaksanaan dari upaya membangun toolkit, sebuah sistem cerdas yang berbasis pada perubahan iklim untuk mengentaskan malaria di Indonesia," ujar Ketua Umum Korika, Hammam Riza, Jumat (10/2).
Baca juga: Vaksin HPV untuk Anak Efektif Cegah Kanker Serviks
Dijelaskan Hammam, dengan machine learning dan data sains penyebaran penyakit malaria bisa diprediksi dan dipetakan. Sehingga, intervensi dan mitigasi yang dilakukan benar-benar efektif dalam menekan tingginya penyakit menular itu di Indonesia.
Untuk itu, Korika juga menjalin kerja sama dengan Kemenkes, KLHK dan BMKG dalam memaksimalkan data-data dan informasi terkini. Parameter kasus malaria dan indikator perubahan iklim dapat digunakan untuk memprediksi dan memetakan kasus malaria di setiap daerah yang harus diintervensi.
"Malaria juga dipengaruhi oleh faktor perubahan iklim atau cuaca, sehingga denhan AI kita akan memiliki sistem yang bisa diprediksi dan dapat dilakukan intervensi terhadap merebaknya malaria di berbagai tempat," imbuh Hammam.
Lebih lanjut, dia mengatakan toolkit yang dikembangkan bisa berupa aplikasi seperti PeduliLindungi. Teknologi AI harus dimanfaatkan lebih luas lagi untuk sistem kesehatan Indonesia yang presisi.
"Demikian kita mendapatkan aplikasi seperti PeduliLindungi, karena kita harus berpikir lebih luas beyond covid-19," kata dia.
Director Institute For Malaria and Climate Solutions (IMACS) of Malaria No More Kausik Sarkar mengapresiasi upaya kerja sama dalam mengentaskan malaria di Indonesia. Sebagai negara kepulauan yang memiliki iklim tropis, penyebaran malaria bisa berlangsung cepat dengan dipengaruhi faktor perubahan iklim.
"Indonesia adalah satu dari tiga negara di Asia yang memiliki angka malaria tertinggi selain India dan Myanmar. Untuk kerja sama ini akan sangat penting untuk membangun sistem kesehatan yang lebih baik," ucapnya.
Sementara itu Director of Engagement Services MBZ University of Artificial Intelligence Hosni Ghedira mendukung penuh pemanfaatan AI untuk sistem kesehatan. MBZ dengan sumber daya teknologinya yang mumpuni bisa membantu membangun sistem kesehatan yang lebih baik.
"Dengan mengintegrasikan data-data yang ada terkait malaria dan perubahan iklim kita bisa membantu pembuatan kebijakan. Jadi kami sangat tertarik untuk bisa menyukseskan ini," ujarnya.
Pemanfaatan AI di bidang kesehatan khususnya penyakit menular bukanlah hal baru. Di beberapa negara maju, transformasi digital melalui AI untuk sistem kesehatan telah banyak diterapkan. Untuk penyakit malaria, praktik baik dari India bisa menjadi contoh bagi Indonesia dalam mewujudkan sistem kesehatan yang lebih baik. (H-3)
ORGANISASI Kesehatan Dunia atau WHO baru-baru ini menyatakan bahwa Timor Leste bebas malaria. Hal ini lantas menjadi tonggak sejarah kesehatan publik yang luar biasa bagi negara tersebut.
Obat malaria pertama yang diformulasikan khusus untuk bayi dan balita telah resmi disetujui untuk digunakan.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Meskipun tantangan terbesar berada di kawasan Afrika, kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia tidak boleh lengah.
Presiden RI ke-6 itu juga menyoroti wilayah Papua yang masih menyumbang 93% dari beban malaria nasional, dan menekankan pentingnya komitmen lintas pemerintahan.
MALARIA menjadi tantangan kesehatan di Indonesia, terutama di wilayah endemis. Malaria berkembang dari gejala ringan menjadi kondisi yang sangat serius
Gejala umum radang usus merupakan diare yang hingga kini masih sulit dibedakan oleh masyarakat dengan diare biasa dengan diare yang mengarah pada radang usus.
PENYAKIT radang usus (IBD) merupakan sekelompok penyakit autoimun yang ditandai dengan peradangan pada usus kecil dan besar. Kesadaran masyarakat masih rendah terhadap penyakit radang usus.
Psikosomatis bukan berarti pasien berpura-pura sakit. Emosi negatif seperti kecemasan, ketakutan, atau trauma bisa muncul sebagai keluhan fisik nyata.
Kolesterol tinggi sering kali menjadi pemicu berbagai penyakit serius, seperti hipertensi dan penyakit jantung.
Etape 19 Tour de France yang semula berjarak 129,9 km menjadi 95 km, akibat ditemukannya wabah penyakit kulit nodular menular pada kawanan sapi di Col des Saisies.
Menurut data GLOBOCAN 2022, Indonesia termasuk dalam 10 besar negara dengan jumlah kasus kanker ovarium tertinggi di dunia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved