Headline
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
PENYAKIT radang usus (IBD) merupakan sekelompok penyakit autoimun yang ditandai dengan peradangan pada usus kecil dan besar. Kondisi ini membuat elemen sistem pencernaan diserang oleh sistem kekebalan tubuh sendiri. Penyakit ini ditandai dengan episode peradangan saluran cerna berulang yang disebabkan respons imun yang abnormal terhadap mikroflora usus.
"Jika tidak diobati secara tepat, penyakit radang usus/inflammatory bowel disease (IBD) yang juga dikenal dengan peradangan usus kronis bisa menciptakan komplikasi, seperti penggumpalan darah, radang kulit, mata, dan sendi, hingga bisa menyebabkan kematian bagi penderitanya," ujar pendiri utama RS Abdi Waluyo (RSAW) dr. Sutrisno T. Subagyo, Sp.PD-JP dalam keterangannya, Kamis (31/7). Hal ini yang mendorong pihaknya membangun IBD Center, pusat perawatan khusus penyakit radang usus) pertama di Indonesia.
Prof. dr. Marcellus Simadibrata, PhD, Sp.PD-KGEH, FACG, FASGE, FINASIM, menjelaskan pihaknya memandang bahwa penyakit radang usus merupakan salah satu penyakit yang perlu perhatian khusus karena bisa memberi dampak negatif bagi pasiennya. Salah satu yang menjadi motivasi untuk fokus terhadap penyakit itu ialah kesadaran masyarakat masih rendah terhadap penyakit radang usus.
"Hal ini karena gejala umum dari penyakit tersebut ialah diare. Masyarakat masih sulit membedakan diare biasa dengan diare yang mengarah pada radang usus. Penyakit radang usus umumnya didiagnosis pada usia dewasa muda yang kemudian bisa berdampak pada produktivitas kerja," paparnya.
Global Burden of Disease, Injuries, and Risk Factor Study (GBD) melibatkan 195 negara dari 1990 hingga 2017 menunjukkan peningkatan jumlah penderita IBD dari 3,7 juta menjadi 6,8 juta orang. Pasien dengan IBD memiliki angka mortalitas 17,1 per 1.000 orang per tahun dibandingkan dengan kelompok kontrol 12,3 per 1.000 orang per tahun.
Penyakit radang usus terbagi menjadi tiga tipe, yaitu Ulcerative Colitis (UC), Crohn's Disease (CD), dan kini terdapat Colitis Indeterminate (Unclassified). Pada UC, penderitanya bisa mengalami toxic megalocon (pembengkakan usus besar yang beracun), perforated colon (lubang pada usus besar), dehidrasi berat, dan meningkatkan risiko kanker usus besar.
Pada CD, penderitanya bisa mengalami obstruksi saluran usus, malAnutrisi, fistula, dan fissura anal (robekan pada jaringan anus). Jika kedua jenis ini dibiarkan, keduanya bisa menciptakan komplikasi seperti penggumpalan darah, radang kulit, mata, dan sendi, serta komplikasi lain.
Diagnosis penyakit radang usus dibuat berdasarkan keluhan pasien seperti nyeri perut berulang, perubahan pola buang air besar, buang air besar berdarah, serta penurunan berat badan, ditambah dengan pemeriksaan fisik dan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan di antaranya adalah pemeriksaan feses, darah, radiologi (CT scan dan MRI abdomen sesuai indikasi), dan endoskopi saluran cerna. Pasien yang sudah didiagnosis penyakit radang usus akan kemudian dinilai tingkat keparahan penyakitnya menggunakan sistem skoring.
Tatalaksana penyakit IBD umumnya menggunakan terapi obat (tablet dan injeksi). Namun pada beberapa keadaan diperlukan tindakan operasi/pembedahan atau bahkan dilakukan tatalaksana dengan kombinasi obat-obatan dan pembedahan.
Beberapa jenis vaksinasi direkomendasikan juga bagi pasien IBD sebagai bentuk pencegahan infeksi. IBD yang kronis mungkin memerlukan pembedahan untuk mengangkat bagian saluran pencernaan yang rusak. (Ant/I-2)
Jika tidak diobati, usus buntu yang meradang akan pecah, menumpahkan bakteri dan kotoran ke dalam rongga perut atau bagian tengah tubuh Anda yang menahan hati, perut, dan usus.
IBD merupakan penyakit inflamasi yang memiliki penyebab multifaktorial. Pada dasarnya, IBD terbagi menjadi 3 tipe, yaitu Ulcerative Colitis (UC) dan Crohn’s Disease (CD).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved