Senin 06 Februari 2023, 23:51 WIB

Baru 10 RS yang Bisa Lakukan Bedah Jantung Terbuka, Menkes: Perlu Kolaborasi

M. Iqbal Al Machmudi | Humaniora
Baru 10 RS yang Bisa Lakukan Bedah Jantung Terbuka, Menkes: Perlu Kolaborasi

Antara
Menkes Budi Gunadi Sadikit saat menjadi pembicara dalam forum G20.

 

BERDASARKAN catatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), saat ini hanya ada 40 rumah sakit yang mampu memberikan layanan cathlab dan 10 rumah sakit yang bisa melakukan bedah jantung terbuka.

Metode bedah jantung terbuka menggunakan alat jantung paru (Cardiopulmonary bypass machine/ekstracorporal) untuk membuka ruang jantung, sehingga memperlancar operasi. Nantinya, jantung diistirahatkan beberapa menit dengan dibuat tidak berdenyut.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berpendapat diperlukan kolaborasi, agar masyarakat bisa merasakan pelayanan kesehatan yang merata.

Baca juga: Hati-hati, Infeksi Gusi Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Mengurai persoalan tersebut, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perhimpunan Kardiolog Indonesia (PERKI) bersama Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia (IKAI) dan Kolegium Jantung Pembuluh Darah Indonesia (JPDI), menjalin kerja sama pelayanan dan pendidikan pada bidang kardiologi anak dan penyakit jantung bawaan.

"Saya bangga karena ada kerja sama untuk mengatasi masalah di masyarakat. Sebenarnya, banyak anak yang memiliki penyakit jantung bawaan, yang belum tertangani dengan baik," jelas Budi, Senin (6/2).

Saat ini, masih dibutuhkan 1.282 spesialis jantung dan pembuluh darah, serta spesialis lainnya untuk memberikan layanan jantung dan kardiovaskuler. Kemenkes mencatat setiap tahun, sekitar 12 ribu bayi menderita penyakit jantung kongestif. 

Dari jumlah tersebut, baru sekitar 6 ribu pasien yang mendapatkan penanganan. Sementara, sisanya belum dapat tertangani dan kemudian berujung kepada kematian.

Baca juga: Kontrol Obat BPOM Dinilai Masih Belum Efektif

Budi menegaskan perlu kolaborasi untuk peningkatan jejaring rumah sakit rujukan. Terutama, untuk pelayanan sembilan penyakit prioritas, mencakup jantung, kanker, stroke dan ginjal. Dalam hal ini, agar tersedia di semua provinsi dan didukung pengembangan fasilitas pelayanan hingga area terpencil.

"Kemenkes siap meningkatkan ketersediaan alat kesehatan dan infrastruktur. Memenuhi kebutuhan dokter spesialis dan tenaga kesehatan. Serta, penguatan sistem rujukan yang adekuat dari FKTP ke rumah sakit rujukan," papar Budi.

Pada 2026, ditargetkan semua provinsi dan kabupaten/kota memiliki layanan untuk menangani kasus penyakit katastropik tersebut.(OL-11)

Baca Juga

AFP/David McNew

Badan POM Diminta tidak Tebang Pilih Kebijakan Kesehatan Masyarakat

👤mediaindonesia.com 🕔Selasa 21 Maret 2023, 23:35 WIB
Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) perlu untuk tidak tebang pilih dalam menyediakan kepastian layanan kesehatan terhadap...
Medcom.id

UPH Luncurkan Prodi Actuarial & Applied Mathematics, Kolaborasi Matematika, Ekonomi dan Bisnis

👤Faustinus Nua 🕔Selasa 21 Maret 2023, 23:18 WIB
Universitas Pelita Harapan meluncurkan program studi baru, yaitu Actuarial & Applied Mathematics, yang merupakan inovasi untuk...
DOK MI.

KPAI: Sediakan Psikolog di Tiap Sekolah untuk Cegah Self Harm pada Remaja

👤Dinda Shabrina 🕔Selasa 21 Maret 2023, 23:11 WIB
Persoalan gangguan jiwa, lanjut Jasra, saat ini masih jauh dari urusan bisnis sekolah. Sehingga butuh penyediaan tenaga psikolog harus ada...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya