Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PSIKOLOG anak dan keluarga Maharani Ardi Putri menilai peran orangtua sangat vital dalam menjaga agar anak mampu memiliki sikap kritis dan cerdas dalam penggunaan media digital.
"Pertumbuhan media sosial tidak bisa dihentikan. Karena itu, sebetulnya yang harusnya mengakselerasi anak adalah orangtua," kata Maharani seperti dikutip Antara di Jakarta, Jumat (20/1).
Dia menjelaskan peran penting bagi orangtua untuk mengakselerasi pengetahuannya serta perlu memahami strategi penggunaan media sosial.
Hal itu berguna untuk menjaga dan mengawasi anak-anak dari penyalahgunaan informasi di dunia maya, yang nyatanya mampu membentuk karakter mengerikan anak yang impulsif, brutal, serta radikal.
"Prinsipnya begini, orangtua tidak bisa mencegah informasi yang masuk, tapi bisa memberikan bekal pada anak-anak untuk bersikap lebih kritis dan bertanggung jawab," katanya pula.
Selain itu, sebagai orangtua, harus menyediakan tempat pulang buat anak-anak. Jadi jangan sampai anak-anak itu takut untuk cerita dengan orangtuanya apa pun risikonya.
Baca juga: Peran Generasi Z dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental Harus Diperkuat
Tidak hanya melatih anak-anak dengan sikap kritis dan tanggung jawab. Putri menambahkan, pendidikan moral, agama, dan kemampuan anak untuk mempertahankan prinsip serta keberaniannya juga perlu ditanamkan secara konkret oleh orangtua sebagai lingkungan terdekat anak.
"Orangtua pun harus belajar banyak agar anak juga terbuka pikirannya," ujarnya.
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Pancasila itu mengungkapkan banyak faktor yang mempengaruhi masuknya ideologi kekerasan pada anak, salah satunya kemiskinan dan pengaruh tumbuh kembang remaja yang belum matang baik secara kognitif maupun mental. Sehingga, kemampuan anak dalam mempertimbangkan risiko, dinilai menjadi tidak holistik dan cenderung bertindak impulsif.
Hal-hal di atas, menurut dia, tidak semata-mata menjadi tanggung jawab lingkungan sekitar dan keluarga khususnya orang tua. Lebih jauh lagi, Putri menilai bahwa dalam hal ini juga harus objektif melihat bagaimana upaya sistem pemerintahan yang ada dalam rangka melindungi anak-anak bangsa.
Putri mengatakan masyarakat juga tidak bisa selamanya menyalahkan media sosial, karena memberikan informasi yang tidak mendidik. Namun bagaimana semua pihak bisa bekerja sama membahas persoalan dunia digital dengan serius, mengedukasi anak bangsa guna membuahkan perubahan yang besar. (Ant/OL-16)
Polda Metro Jaya akan memeriksa Rektor Universitas Pancasila berinisial ETH yang diduga melakukan pelecehan seksual. Pemeriksaan tersebut dijadwalkan pada Senin (26/2) besok.
Kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Rektor Universitas Pancasila berinisial E terhadap karyawannya masih terus dilakukan penyelidikan.
Rektor Universitas Pancasila dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan pelecehan seksual terhadap dua karyawannya. Melalui kuasa hukumnya, rektor tersebut membantah tudingan itu.
REKTOR Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan melakukan pelecehan seksual terhadap dua karyawannya yang berinisial R dan D
Polda Metro Jaya menjadwalkan ulang pemeriksaan terhadap rektor Universitas Pancasila berinisial ETH. Pemeriksaan itu terkait dugaan kasus pelecehan seksual
Rektor Universitas Pancasila berinisial ETH telah dinonaktifkan dari jabatannya. Langkah tegas itu dilakukan menyusul adanya dugaan kasus pelecehan seksual yang ia lakukan.
Studi menunjukkan semakin banyak waktu yang dihabiskan remaja di media sosial, semakin besar kemungkinan mereka mengalami perundungan terkait berat badan.
Hasil survei baru menunjukkan banyak orangtua merasa stres saat menghadapi waktu makan anak-anak mereka.
Survei Ohio State University Wexner Medical Center menemukan sekitar 66% dari 1.005 orangtua merasa tuntutan menjadi orangtua membuat mereka merasa kesepian.
Untuk mencegah perilaku tantrum pada anak, perlu diterapkan komunikasi yang baik sejak dini dan orangtua harus menjadi contoh yang baik pada anak.
Yuks mengenal lebih dekat apa itu helicopter parenting dan dampaknya.
alah satu alasan anak mengalami tantrum yakni kesulitan mengekspresikan keinginannya
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved