Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Rumah Sakit Siaga Hadapi Lonjakan Kasus Pasien Ginjal Misterius Anak

M Iqbal Al Machmudi
13/10/2022 12:05
Rumah Sakit Siaga Hadapi Lonjakan Kasus Pasien Ginjal Misterius Anak
Infografis(MI)

KETUA Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) dr Bambang Wibowo, SpOG(K), MARS membeberkan sejauh mana kesiapan rumah sakit terkait lonjakan kasus gangguan ginjal yang belum diketahui etiologinya (Acute Kidney Injury/AKI).

Menurutnya, kemampuan rumah sakit terkait dengan penanganan kasus gangguan ginjal akut yang belum diketahui etiologinya ini sudah baik, termasuk dengan hemodialisis atau terapi cuci darah.

"Aksesnya juga sudah bagus dan BPJS juga sudah sangat baik," kata dr Bambang dalam pernyataannya.

Untuk transplantasi ginjal sebetulnya sudah ada kemampuan di rumah sakit rujukan dan pusat dan kualitasnya juga sudah sangat baik.

"Namun yang dilihat dari sisi pembiayaan juga cukup besar tapi kalau bisa dilakukan transplantasi bisa menghemat dalam jangka waktu panjang kemudian produktivitas pasien menjadi lebih baik," ujarnya.

"Namun persoalannya pada donor yang tidak mudah. Yang menerima donor banyak tapi yang donornya yang tidak mudah," tambahnya.

Seperti diketahui, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mendapatkan laporan dari 14 IDAI cabang adanya 131 kasus gangguan ginjal akut yang misterius hingga menyebabkan anak gagal ginjal dan harus cuci darah.

Adapun, pasien tersebar di Jakarta, Jawa Barat, Bali, Jawa Tengah, Banten, Kalimantan Timur, Sumatra Selatan, Aceh, Sumatra Barat, Jambi, Kepulauan Riau, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Anak-anak yang terkena AKI ini berusia balita hingga 8 tahun dan ternyata juga tidak hanya mengalami gangguan pada ginjal juga mengalami peradangan di banyak organ, dan penggumpalan darah.

Peradangan juga terjadi di hati, gangguan sistem darah atau penggumpalan dah berlebihan jadi memang sepertinya bukan hanya melibatkan organ ginjal. Selain itu pada perjalanannya terjadi penurunan kesadaran.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan gangguan ginjal akut pada anak masih diteliti dokter-dokter RSCM dan ia berjanji akan segera merilisnya pekan ini.

Dalam merespons kasus ini, IDAI meminta orangtua bisa melakukan monitoring terhadap anak. Setiap orang tua bisa melakukan monitoring terhadap urin anak ketika di rumah. Urin anak normal jika berat anak 10 Kg maka 10cc/kg/jam jika seharian maka 240 cc atau satu botol air minum. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya