Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
KANKER serviks adalah kondisi yang terjadi saat sel kanker tumbuh di leher rahim (serviks). Leher rahim atau serviks merupakan organ sempit yang terletak di bagian bawah rahim dan terhubung dengan vagina.
Penyebab kanker serviks sebenarnya belum diketahui secara pasti. Namun umumnya, kondisi ini disebabkan oleh infeksi HPV (human papilloma virus). Jenis virus HPV bukan hanya satu, melainkan ada 100.
Secara umum, virus HPV-16 dan HPV-18 merupakan jenis yang sering menginfeksi dan menyebabkan terjadinya kanker serviks.
Baca juga: Vaksin dan Skrining HPV Bisa Cegah Kanker Serviks pada Perempuan
Kanker serviks menempati urutan ke-2 sebagai jenis kanker yang paling banyak dialami perempuan di Indonesia. Tercatat ada 40.000 kasus baru kanker serviks setiap tahunnya yang menyerang perempuan di Tanah Air.
Meski begitu, kanker serviks adalah satu-satunya kanker yang dapat dicegah dan didiagnosa sejak dini, salah satunya melalui tes pap smear.
Jika diagnosa lebih awal, tingkat penyembuhannya pun akan lebih tinggi. Berikut ini adalah fakta-fakta mengenai kanker serviks, mulai gejala, pengobatan, hingga pencegahannya.
Umumnya keluhan tidak akan muncul sampai kanker serviks sudah menyebar dan tumbuh ke jaringan terdekat. Ketika kanker serviks mulai menyebar, barulah Anda akan merasakan berbagai gejala, seperti:
1. Perdarahan tidak normal
Ada berbagai kriteria ketika perdarahan dari vagina dikatakan tidak normal. Mulai dari perdarahan setelah berhubungan seks, usai menopause, masa haid yang lebih lama, dan perdarahan di antara siklus haid.
Anda juga mungkin mengalami periode menstruasi yang terjadi dua kali dalam sebulan.
Selain itu, perlu Anda waspadai juga ketika muncul perdarahan abnormal dari vagina setelah melakukan douching maupun pemeriksaan panggul.
Menurut ginekolog dari NYU Langone Health Taraneh Shirazian, perdarahan abnormal pada vagina merupakan salah satu gejala umum kanker serviks.
Perdarahan vagina ini juga merupakan ciri-ciri kanker serviks stadium lanjut. Sebab, itu artinya, perkembangan tumor yang ada di dalam kanker serviks sudah mulai menyebar dan memengaruhi jaringan di sekitarnya.
Jika ciri-ciri penyakit kanker serviks ini muncul, sebaiknya Anda tidak menyepelekan apa yang menjadi gejala dari kanker serviks ini dan segera periksakan lebih lanjut ke dokter.
2. Keputihan yang tidak biasa
Normalnya, keputihan tidak berbau dan berwarna. Teksturnya juga cenderung lengket seperti lendir pada umumnya. Kondisi ini sebenarnya normal dan tidak perlu Anda khawatirkan selama kondisinya masih dalam batas wajar.
Meski begitu, ada kondisi keputihan yang menandakan kanker serviks. Keputihan karena kanker serviks akan terlihat berdarah, berbau amis, dan lebih kental dari biasanya.
Keputihan abnormal ini bisa muncul setelah menopause atau antara periode menstruasi. Shirazian merincikan lebih lanjut bahwa cairan keputihan yang berdarah biasanya berwarna merah muda ataupun agak kecokelatan.
Kondisi ini biasanya terjadi karena adanya potongan jaringan, atau biasa disebut nekrotik, keluar melalui vagina.
Selain itu, ada pula cairan yang berasal dari tumor dari dalam serviks yang membuat keputihan menjadi abnormal.
3. Nyeri punggung bawah dan panggul yang terus-menerus
Nyeri punggung bawah dan panggul biasanya menunjukkan adanya masalah pada organ reproduksi, termasuk leher rahim alias serviks. Terlebih lagi Anda perlu waspada ketika nyeri punggung bawah ini terasa cukup intens.
Gejala kanker serviks berupa nyeri panggul dan punggung bawah juga bisa menyebar sampai ke organ tubuh lain, seperti kandung kemih, usus, paru, atau hati.
Chapman Davis mengungkapkan ciri-ciri ini mungkin menunjukkan bahwa kanker serviks telah berkembang ke stadium lanjut.
Hal ini karena masalah yang muncul pada serviks atau leher rahim tidak langsung berpengaruh pada saraf tubuh. Itu sebabnya, gejalanya baru akan muncul saat sudah tahap lanjut.
Jika Anda mengalami sakit punggung atau panggul yang terus-menerus tanpa alasan yang jelas, periksalah ke dokter untuk mendapatkan diagnosa yang tepat.
4. Kelelahan parah
Kelelahan parah menjadi salah satu ciri-ciri kanker serviks yang juga perlu Anda waspadai.
Meski mirip dengan gejala penyakit lainnya, kelelahan akibat kanker serviks biasanya lebih parah. Hal ini juga karena perdarahan vagina yang tidak normal. Akibatnya, jumlah sel darah merah dan oksigen dalam tubuh menurun.
Anda pun merasa sangat lelah sepanjang waktu tanpa alasan jelas. Bahkan, bisa saja Anda mengeluh kelelahan meski sedang tidak melakukan aktivitas yang cukup berat.
Jika Anda merasakan kelelahan yang tidak biasa dan tidak cukup dengan beristirahat saja, cobalah lakukan pemeriksaan ke dokter.
Dokter mungkin akan memeriksa kadar zat besi dan sel darah merah Anda, untuk memastikan apakah yang Anda alami merupakan gejala kanker serviks atau bukan.
5. Sakit saat berhubungan seks
Pertumbuhan tumor pada seluruh jaringan serviks bisa menyebabkan rasa sakit yang teramat sangat saat berhubungan intim. Gejala yang satu ini terutama akan semakin terasa ketika kanker servis telah memasuki stadium lanjut.
Walaupun demikian, rasa sakit atau perdarahan yang muncul saat berhubungan seks tidak berarti langsung menandakan bahwa Anda mengalami kondisi serius.
Penyebab nyeri atau sakit yang Anda rasakan saat berhubungan seks, bisa jadi akibat masalah lain, bukan merupakan gejala kanker serviks. Radang serviks, infeksi vagina, dan polip serviks juga bisa menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seks.
Namun, jika Anda merasakannya terus-terusan Anda perlu berhati-hati. Pasalnya, bisa jadi rasa sakit ini merupakan sinyal tubuh untuk menginformasikan ciri-ciri kanker serviks.
6. Berat badan turun tiba-tiba
Sama seperti jenis kanker lainnya, penurunan berat badan secara tiba-tiba bisa juga menjadi salah satu gejala atau ciri-ciri kanker serviks.
Kondisi ini umumnya terjadi tanpa persiapan. Maksudnya adalah Anda tidak sedang menjalani program khusus untuk menurunkan berat badan.
Namun, gejala kanker serviks yang satu ini dapat terjadi akibat kondisi tertentu, seperti kelelahan parah, merasa nyeri, serta tidak nyaman pada tubuh. Akibatnya, Anda jadi malas makan dan berat badan pun turun.
Penurunan berat badan tiba-tiba sebenarnya tidak selalu mengarah pada ciri-ciri kanker serviks. Namun, Anda tak boleh mengabaikannya, terlebih jika ada gejala lain yang mengikuti.
7. Selalu merasa mual
Rasa mual yang tidak kunjung hilang bisa menjadi salah satu gejala kanker serviks. Keluhan ini muncul karena saat leher rahim membengkak ke arah rongga perut, saluran pencernaan dan lambung menjadi tertekan.
Alhasil, kondisi tersebut memicu refluks asam atau naiknya asam lambung ke tenggorokan. Anda pun jadi terus-terusan merasa mual. Namun, biasanya ini bukanlah gejala utama.
8. Sakit saat buang air kecil
Nyeri atau sakit saat buang air kecil sebenarnya bukanlah gejala utama kanker serviks. Ciri-ciri kanker serviks yang satu ini biasanya baru akan muncul ketika kanker telah menyebar ke berbagai jaringan pada area sekitarnya.
Struktur organ reproduksi wanita yang berdekatan dengan saluran kemih berpotensi menimbulkan gejala yang mirip seperti infeksi saluran kemih.
Ciri-ciri kanker serviks meliputi sakit saat buang air kecil, susah buang air kecil, hingga frekuensi buang air kecil yang meningkat. Konsultasikan segera dengan dokter untuk mendapatkan penyebab pasti dari kondisi Anda.
9. Kaki bengkak atau sakit
Gejala satu ini mungkin tidak banyak yang tahu. Kaki bengkak dan sakit menjadi salah satu tanda kanker serviks yang harus Anda waspadai. Keluhan ini biasanya muncul jika kanker sudah ada pada tahap yang lebih serius.
Pengaruh dari nyeri pada punggung dan panggul dapat menjalar hingga kaki. Keluhan ini juga bisa muncul saat kanker serviks menyebar ke kelenjar getah bening, yang terletak pada daerah antara tulang pinggul.
Selain itu, kaki mengalami pembengkakan akibat sel kanker yang telah menghambat cairan getah bening yang seharusnya dibuang oleh tubuh. Akibatnya, cairan akan menumpuk pada kaki. Kondisi ini mengakibatkan pembengkakan yang disebut sebagai limfedema.
10. Hasil tes pap smear abnormal
Jika Anda merasakan gejala kanker serviks, penting bagi Anda untuk melakukan deteksi kanker serviks yang bisa dilakukan dengan mengikuti pemeriksaan IVA atau tes pap smear.
Tes pap smear yang abnormal memang tidak selalu menjadi gejala dari kanker serviks. Namun, hal ini bisa menjadi rambu-rambu penting yang tidak boleh Anda anggap sepele.
Jika Anda sudah melakukan tes pap dengan hasil yang abnormal, sebaiknya lakukan tes lanjutan untuk mengetahui kondisi Anda sebenarnya.
Untuk mengurangi risiko terkena kanker serviks, ada beberapa hal yang bisa diupayakan, yakni:
1. Melakukan skrining serviks atau pap smear
Melakukan pemeriksaan panggul dan pap smear ke dokter secara berkala adalah salah satu cara yang direkomendasikan untuk mendeteksi dini kanker serviks. Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat mengetahui apakah terdapat kelainan pada sel-sel leher rahim.
Pemeriksaan pap smear dianjurkan dilakukan setiap 3 tahun pada perempuan berusia 21–29 tahun, dan setiap 3–5 tahun pada perempuan berusia 30–65 tahun.
Jika hasil pemeriksaan mengarah pada kemungkinan kanker serviks, dokter akan memastikannya dengan melakukan pemeriksaan lebih lanjut, yaitu kolposkopi dan biopsi.
2. Menjauhi perilaku seks berisiko
Untuk mengurangi risiko terkena kanker serviks, penting untuk mempraktikkan seks aman. Caranya adalah dengan tidak bergonta-ganti pasangan dan menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
Jika ingin melakukan hubungan seksual tanpa kondom, pastikan pasangan Anda tidak memiliki penyakit menular seksual.
3. Melakukan vaksinasi kanker serviks (vaksin HPV)
Rekomendasi pemberian vaksin HPV adalah sebagai berikut:
Diberikan kepada anak perempuan sejak usia 10-13 tahun dengan dosis pemberian ulang hingga 3 kali dalam waktu 6 bulan
Bila vaksinasi HPV diberikan pertama kali saat anak berusia 13 tahun, maka dosis pemberian ulang cukup 2 kali dalam waktu 1 tahun
Jika belum pernah mendapat vaksin HPV di usia anak-anak atau remaja, maka pemberian vaksin HPV bisa dilakukan pada usia dewasa sesuai pertimbangan dokter.
Namun, perlu Anda ingat, vaksin HPV hanya mengurangi risiko kanker serviks dan tidak menjamin Anda terlindungi 100% dari kanker ini.
Anda tetap disarankan untuk menjalani pap smear guna mendeteksi kanker sejak dini dan menghindari perilaku seks berisiko.
4. Menghentikan kebiasaan merokok
Merokok atau sering menghirup asap rokok (perokok pasif) dapat membuat wanita lebih rentan terkena kanker serviks. Oleh karena itu, segera hentikan kebiasaan merokok dan hindari asap rokok.
Karena gejala kanker serviks stadium awal tidak khas dan bahkan sering kali terjadi tanpa gejala, Anda perlu melakukan pemeriksaan skrining secara rutin ke dokter, terlebih jika Anda memiliki risiko untuk terkena penyakit ini. Apabila sudah muncul gejala, segeralah periksakan ke dokter kandungan, tidak perlu menunggu jadwal pemeriksaan rutin selanjutnya.
Ketika seseorang mengalami kanker leher rahim, maka akan muncul pertanyaan apakah penderita kanker serviks bisa sembuh?
Anda bisa melakukan ragam pengobatan kanker serviks yang disesuaikan dengan tingkat keparahan atau stadiumnya, antara lain:
1. Pembedahan (operasi)
Operasi kanker serviks hanya bisa dilakukan pada kanker serviks stadium awal saja. Prosedur operasi ini dilakukan dengan cara menghilangkan jaringan kanker tersebut.
2. Radioterapi
Radioterapi juga dilakukan pada tahap awal kanker leher rahim. Biasanya, prosedur radioterapi juga bisa dikombinasikan dengan operasi maupun kemoterapi tergantung tingkat keparahannya.
3. Kemoterapi
Kemoterapi dikenal sebagai metode pengobatan kanker, termasuk kanker leher rahim. Metode ini dapat digunakan sebagai pengobatan tunggal maupun dikombinasikan dengan radioterapi.
4. Histerektomi (pengangkatan rahim)
Metode histerektomi atau mengangkat rahim hanya dilakukan ketika kanker sudah terdeteksi dalam kondisi yang parah.
Pasien yang sudah melalui prosedur ini sudah tidak bisa hamil lagi dan mengalami menopause dini, meskipun usianya belum mencapai 45 tahun.
Kabar baiknya, kanker serviks termasuk satu-satunya kanker yang dapat dicegah.
Nah, kanker ini dapat dicegah melalui dua cara:
Anda juga sangat perlu untuk menjalani pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang cukup nutrisi dan bergizi untuk mencegah berbagai jenis penyakit, termasuk kanker leher rahim.
Perbanyaklah konsumsi makanan sayuran yang kandungan beta karotennya cukup banyak, vitamin C dan E.
Selain itu, Anda juga sebaiknya menghindari berhubungan intim saat usia dini dan bergonta-ganti pasangan hubungan intim. (OL-1)
TENAGA apoteker yang kompeten dan tersebar merata di Indonesia masih menjadi kebutuhan.
Usia baru menginjak 20-an, tapi tubuh terasa cepat pegal dan lelah? Waspadalah—bukan sekadar kelelahan biasa, ini bisa menjadi gejala gangguan metabolisme
Ubi jalar oranye kaya akan beta karoten, serat, dan kalium yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Temukan 5 manfaat utamanya di sini.
Berendam di hot tub mampu meningkatkan suhu inti tubuh lebih efektif dibandingkan duduk di sauna.
Berolahraga pagi hari memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Simak 13 manfaatnya berikut.
Dengan vaksinasi yang tepat dan gaya hidup yang sehat, para lansia dapat menikmati masa tua yang lebih aktif, mandiri, dan penuh semangat.
6 tips pola makan untuk pasien kanker yang mendukung pemulihan tubuh, meningkatkan daya tahan, dan menjaga kesehatan setelah pengobatan kanker.
KANKER hati merupakan salah satu penyakit yang membahayakan organ hati dan perlu diperhatikan secara serius, mengingat hati termasuk organ yang memiliki peran penting bagi tubuh.
BEBERAPA makanan ketika dikonsumsi dalam jumlah besar, maka hal ini bisa menjadi masalah. Salah satunya adalah meningkatkan risiko seseorang untuk terserang jenis kanker tertentu.
Isu mengenai vaksin human papillomavirus (HPV) yang bisa menyebabkan kemandulan hingga menopause dini merupakan kabar yang tidak benar atau hoaks.
Data Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) 2022 mencatat kematian akibat kanker hati di Indonesia mencapai 23.383 kasus, meningkat dibandingkan 2020 yang mencatat 19.721 kematian.
Terapi proton adalah radioterapi yang menggunakan partikel bermuatan positif (proton) untuk menghancurkan sel kanker dengan lebih tepat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved